pembukaan

Senin, 31 Oktober 2016

MELURUSKAN PAHAM SILATURRAHMI.



                  




Seringkali orang bertanya tentang silaturrahmi, bahkan ada yang salah paham tentang hal itu. Diantara pertanyaannya:

a)Apakah benar bisa melampangkan rezeki, memperpanjang umur?
Komentar Faizah: Silaturrahmi terbagi menjadi dua:
1)Harus disambung.
2)Tidak usah disambung.

1)Harus disambung.
Keluarga yang putus harus disambung (jangan sampai ada permusuhan) jadi yang mendahului menyambung itu berarti melaksanakan perintah. Jangan sampai berselisih, bertaqwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat.

Apalagi tidak menyapa lebih dari tiga hari (orang-orang yang memutuskan apa yang diperintahkan Allah untuk disambungkan) merekalah termasuk orang-orang yang merugi. Berkaitan dengan QS Al Baqarah 27.

Yang mendahului (menyambung) akan mendapat sambutan dari pihak yang disambung (karena gembira) terkadang apa yang dia punya diberikan, atau membalas dilain hari, sebagai tanda terima kasih.

Adapun harta yang dikeluarkan (untuk menyambungnya) akan terbalas berlipat ganda/sama dengan sadakah. Berkaitan dengan QS Al Baqarah 245. Diantara perintahnya sebagai berikut:
dari Abu Hurairah ra ia berkata: Rasulullah saw bersabda:

"
مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَاْليَوْمِ اْلآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ, وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَاْليَوْمِ اْلآخِرِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ "
"Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah ia memuliakan tamunya, dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maha hendaklah ia menyambung hubungan silaturahmi"


dari Abu Hurairah ia berkata: Aku mendengar Rasulullah bersabda:" 

  
مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِى رِزْقِهِ وَيُنْسَأَ لَهُ فِى أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ "

"Barangsiapa yang senang diluaskan rizqinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia menyambung hubungan silaturahmi"


"Untuknya dua pahala, pahala kekeluargaan dan pahala sedekah." (HR Bukhari dan Muslim)

Di zaman sekarang sudah ada kantor Pos, Rekening, hp, internet, jadi sudah cukup dengan itu, kecuali sangat terpaksa harus datang/sudah lama tidak berjumpa, karena di jalan itu menambah ma’siyyat, mengurangi pahala (biasanya memperbanyak membaca Al Qur an) malah terganggu/sering terjadi korban. Di jalan adalah separoh azab.

Adapun adab dalam mertamu (tidak lebih dari tiga hari) karena yang ditamui juga merasa payah, apalagi mereka orang sibuk. 


2)Tidak usah disambung.
Apabila kerabat yang kita sambung, menolak/benci terhadap kebenaran yang kita lakukan/yang kita sampaikan, maka tidak layak untuk disambung, dari pada menimbulkan dosa/pasti kecewa karena tidak seakidah. Mereka tergolong orang yang menolak kebenaran. Berkaitan dengan QS Al Mujadalah 22.

Rasulullah Sallallaahu Alai Wasallam tidak pernah berkunjung kepada kerabat-kerabatnya (kehidupan beliau sibuk dengan peperangan/berdakwah) sehingga agama Allah berhasil menang dari musuh-musuh Nya.

Beliau pernah berkunjung kerumah Fatimah (putrinya), waktu itu suaminya tidak ada. Beliau bertanya: Dimana Ali? Jawab Fatimah: Dia telah membuat aku marah. Lantas beliau pergi ke Masjid, ternyata Ali tidur. Beliau hanya bilang” Yaa abatturaab (wahai bapaknya debu) karena waktu itu Ali tidur diatas kain/sorban yang berdebu. 
Adanya beliau tidak marah kepada mereka, mungkin memaklumi (terkadang rumah tangga itu kacau/cinta terkadang semu)

Nabi selalu membaca Al Qur an selama beliau tidak junub” (sibuk untuk berzikir, berjuang dan meninggalkan apa yang tidak berfaidah. Merupakan tanda mukmin yang sukses/beruntung. QS Al Mukminun 3.

Yang sering adanya pelanggaran, ketika ipar misan (bukan muhrim)  terkadang berjabat tangan, berhadapan tanpa tabir, tidak mengindahkan QS Al Ahzab 55. Rasul pernah bersabda: Keluarga suami adalah kematian/kebinasaan.  

Ketika asyiknya ngobrol (menggunjing/menyakitkan hati) itulah yang perlu dihindari, agar tidak salah paham (mencari pahala, dapat dosa) Nabi Ibrahim juga berpisah/lama tidak berjumpa dengan anaknya (Ismail).

b)Benarkah ajal, jodoh, rezeki, sudah ada ketentuan?
Komentarku: Diantara keputusan yang tidak bisa dimajukan dan tidak bisa ditunda ialah ajal. Dan setiap ummat mempunyai ajal (batas waktu) apabila ajalnya tiba, mereka tidak dapat meminta penundaan atau percepatan sesaatpun. QS Al A’rof 34.

Allah menghapus dan menetapkan apa yang Dia kehendaki. Dan di sisinya terdapat Ummul Kitab (Lauh Mahfuz).
Ketika Allah memutuskan/menghendaki sesuatu maka akan terwujud,  apabila tidak berkehendak, maka tidak akan terwujud.

Tidak ada yang bisa menghalangi terhadap apa yang telah diberi oleh Allah, dan tidak ada yang bisa memberi apabila Allah tidak memberi. Nasib dan rezeki seseorang sudah tercatat sebelum dilahirkan. 

Hanya sebagai penyebab (rezeki datang setelah sabar /berinfak) 

         Semoga bermanfa’at dan kita pilih yang lebih berfaidah.
                                       Wassalam.

Kurang jelas? No Hp 082301907736 /088803700754/ 085785392579.
  

0 komentar:

Jumlah Pengunjung

Blog Archive

About Me

Faizahmahrus
Lihat profil lengkapku
Diberdayakan oleh Blogger.

Pengunjung