Minggu, 24 April 2016
INGIN BERDA'WAH ? JANGAN GUGUP
17.18 |
Diposting oleh
Faizahmahrus |
Edit Entri
INGIN BERDA'WAH? JANGAN GUGUP.
Ada orang
baru masuk islam ingin berpidato (alasannya orang islam banyak yang harus diislamkan
lagi).
Komentar
Faizah:
Berdakwah
membutuhkan kesabaran, pengorbanan dan perjuangan, kalau mengingatkan orang yang bersalah itu
baik, namun Allah berpesan dalam QS Al Qiyamah 16-19:
لَا تُحَرِّكۡ بِهِۦ لِسَانَكَ
لِتَعۡجَلَ بِهِۦۤ (١٦)
إِنَّ عَلَيۡنَا
جَمۡعَهُ ۥ وَقُرۡءَانَهُ ۥ (١٧) فَإِذَا قَرَأۡنَـٰهُ فَٱتَّبِعۡ قُرۡءَانَهُ ۥ (١٨) ثُمَّ إِنَّ عَلَيۡنَا بَيَانَهُۥ
Janganlah
engkau (Muhammad) gerakkan lidahmu untuk [membaca] Al Qur’an karena hendak
cepat-cepat [menguasai] nya. (16) Sesungguhnya atas tanggungan Kami-lah
mengumpulkannya [di dadamu] dan [membuatmu pandai] membacanya. (17) Apabila
Kami telah selesai membacakannya maka ikutilah bacaannya itu. (18) Kemudian,
sesungguhnya atas tanggungan Kami yang akan menjelaskannya.
Tahap
pertama: Kita diperintah menghindari beberapa larangan yang berakibat
dosa/berbicara tidak mengamalkan. Setelah itu, keluarga kita (meskipun tidak semua saran bisa diterima). Dalam
QS At Tahrim 6:
يَـٰٓأَيُّہَا ٱلَّذِينَ
ءَامَنُواْ قُوٓاْ أَنفُسَكُمۡ وَأَهۡلِيكُمۡ نَارً۬ا وَقُودُهَا ٱلنَّاسُ
وَٱلۡحِجَارَةُ عَلَيۡہَا مَلَـٰٓٮِٕكَةٌ غِلَاظٌ۬ شِدَادٌ۬ لَّا يَعۡصُونَ
ٱللَّهَ مَآ أَمَرَهُمۡ وَيَفۡعَلُونَ مَا يُؤۡمَرُونَ
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api
neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya
malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap
apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang
diperintahkan.
Diantara sikap
yang dibutuhkan dalam berdakwah:
a)Tawadluk/menerima saran dari luar selama itu benar, berilah mereka kebebasan untuk berfikir/tidak memaksa. Dalam QS As Syu’arak 215-217:
a)Tawadluk/menerima saran dari luar selama itu benar, berilah mereka kebebasan untuk berfikir/tidak memaksa. Dalam QS As Syu’arak 215-217:
وَٱخۡفِضۡ جَنَاحَكَ لِمَنِ
ٱتَّبَعَكَ مِنَ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ (٢١٥) فَإِنۡ عَصَوۡكَ فَقُلۡ إِنِّى
بَرِىٓءٌ۬ مِّمَّا تَعۡمَلُونَ (٢١٦) وَتَوَكَّلۡ عَلَى ٱلۡعَزِيزِ
ٱلرَّحِيمِ
Dan
rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang mengikutimu, yaitu orang-orang
yang beriman. (215) Jika mereka mendurhakaimu maka katakanlah:
"Sesungguhnya aku tidak bertanggung jawab terhadap apa yang kamu
kerjakan"; (216) Dan bertawakkallah kepada [Allah] Yang Maha Perkasa lagi
Maha Penyayang,
b)Berbelas
kasih.
Sebagaimana sikap
Nabi kita Muhammad Sallallaahu Alaihi Wasallam. Dalam QS At Taubah 128:
لَقَدۡ جَآءَڪُمۡ رَسُولٌ۬
مِّنۡ أَنفُسِڪُمۡ عَزِيزٌ عَلَيۡهِ مَا عَنِتُّمۡ حَرِيصٌ عَلَيۡڪُم
بِٱلۡمُؤۡمِنِينَ رَءُوفٌ۬ رَّحِيمٌ۬
Sesungguhnya
telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya
penderitaanmu, sangat menginginkan [keimanan dan keselamatan] bagimu, amat
belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mu’min
c) Pemersatu
ummat.
Menghindari
perpecahan/membuat golongan yang jelas dilarang (masing-masing merasa benar) untuk
itu Allah berpesan kepada Nabi dalam QS Al An’am 159-160:
انَّ ٱلَّذِينَ فَرَّقُواْ دِينَہُمۡ وَكَانُواْ شِيَعً۬ا
لَّسۡتَ مِنۡہُمۡ فِى شَىۡءٍۚ إِنَّمَآ أَمۡرُهُمۡ إِلَى ٱللَّهِ ثُمَّ
يُنَبِّئُہُم بِمَا كَانُواْ يَفۡعَلُونَ (١٥٩) مَن جَآءَ بِٱلۡحَسَنَةِ
فَلَهُ ۥ عَشۡرُ أَمۡثَالِهَاۖ وَمَن جَآءَ بِٱلسَّيِّئَةِ فَلَا يُجۡزَىٰٓ
إِلَّا مِثۡلَهَا وَهُمۡ لَا يُظۡلَمُونَ (١٦٠
Sesungguhnya orang-orang yang memecah belah agamanya dan mereka [terpecah]
menjadi beberapa golongan [2], tidak ada sedikitpun tanggung jawabmu terhadap
mereka (kamu bukan termasuk mereka). Sesungguhnya urusan mereka hanyalah [terserah] kepada Allah, kemudian
Allah akan memberitahukan kepada mereka apa yang telah mereka perbuat. (159)
Barangsiapa membawa amal yang baik maka baginya [pahala] sepuluh kali lipat
amalnya; dan barangsiapa yang membawa perbuatan yang jahat maka dia tidak
diberi pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka
sedikitpun tidak dianiaya [dirugikan].
d)Memperbanyak
berdzikir.
Mengagungkan
Nama Allah dan memuji Nya, dengan demikian akan mudah terkabul do’a seorang
hamba, mendapat rahmat, mudah menjalankan perintah. Dalam QS Al Ahzab 41-44:
يَـٰٓأَيُّہَا ٱلَّذِينَ
ءَامَنُواْ ٱذۡكُرُواْ ٱللَّهَ ذِكۡرً۬ا كَثِيرً۬ا (٤١) وَسَبِّحُوهُ بُكۡرَةً۬
وَأَصِيلاً (٤٢) هُوَ ٱلَّذِى يُصَلِّى عَلَيۡكُمۡ وَمَلَـٰٓٮِٕكَتُهُ ۥ
لِيُخۡرِجَكُم مِّنَ ٱلظُّلُمَـٰتِ إِلَى ٱلنُّورِۚ وَڪَانَ بِٱلۡمُؤۡمِنِينَ
رَحِيمً۬ا (٤٣) تَحِيَّتُهُمۡ يَوۡمَ يَلۡقَوۡنَهُ ۥ سَلَـٰمٌ۬ۚ وَأَعَدَّ
لَهُمۡ أَجۡرً۬ا كَرِيمً۬ا
Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah [dengan menyebut nama] Allah,
zikir yang sebanyak-banyaknya. (41) Dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi
dan petang. (42) Dialah yang memberi rahmat kepadamu dan malaikat-Nya
[memohonkan ampunan untukmu], supaya Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan
kepada cahaya [yang terang]. Dan adalah Dia Maha Penyayang kepada orang-orang
yang beriman. (43) Salam penghormatan kepada mereka [orang-orang mu’min itu]
pada hari mereka menemui-Nya ialah: "salam"; [1] dan Dia menyediakan
pahala yang mulia bagi mereka.
Termasuk membiasakan
(membaca Al Quran setiap pagi petang), begitu juga berdo’a sangat dibutuhkan
agar bisa memahami ilmu (diberi hikmah) untuk itu diceritakan dalam QS Asy
Syu’arak 83-85:
رَبِّ هَبۡ لِى حُڪۡمً۬ا
وَأَلۡحِقۡنِى بِٱلصَّـٰلِحِينَ (٨٣) وَٱجۡعَل لِّى لِسَانَ صِدۡقٍ۬ فِى ٱلۡأَخِرِينَ (٨٤) وَٱجۡعَلۡنِى مِن وَرَثَةِ جَنَّةِ ٱلنَّعِيمِ
[Ibrahim
berdo’a]: "Ya Tuhanku, berikanlah kepadaku hikmah dan masukkanlah aku ke
dalam golongan orang-orang yang saleh, (83) dan jadikanlah aku buah tutur yang
baik bagi generasi mendatang, (84) dan jadikanlah aku termasuk orang-orang yang
mempusakai surga yang penuh keni’matan,
Setelah
cukup bekal (suka tahajjud, banyak berdzikir, suka infak, penyabar) dan lain
sebagainya maka bisa memahami kebenaran (ilham) meskipun tanpa ijazah.
Sebagaimana para ulamak dan penerusnya.
e)Dengan cara
yang bijak.
Dengan cara
itu, berdakwah mudah diterima, maka dari itu Allah menjelaskan dalam QS An Nahl
125:
ٱدۡعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ
بِٱلۡحِكۡمَةِ وَٱلۡمَوۡعِظَةِ ٱلۡحَسَنَةِۖ وَجَـٰدِلۡهُم بِٱلَّتِى هِىَ
أَحۡسَنُۚ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعۡلَمُ بِمَن ضَلَّ عَن سَبِيلِهِۦۖ وَهُوَ
أَعۡلَمُ بِٱلۡمُهۡتَدِينَ
Serulah [manusia] kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah [3] dan pelajaran yang baik dan
bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih
mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih
mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.
Termasuk
pelanggaran dalam berdakwah (menggunakan kata ejekan/meremehkan) tapi sampaikan ayat (tanpa banyak komentar) berkaitan
dengan maksud QS All Hujurat 11)
Ketika disakiti boleh membalas (sebanding) namun sabar adalah
cara yang terbaik dan yang diperintah. Dalam QS An Nahl 126-128:
وَإِنۡ عَاقَبۡتُمۡ فَعَاقِبُواْ بِمِثۡلِ مَا عُوقِبۡتُم بِهِۦۖ
وَلَٮِٕن صَبَرۡتُمۡ لَهُوَ خَيۡرٌ۬ لِّلصَّـٰبِرِينَ (١٢٦) وَٱصۡبِرۡ وَمَا صَبۡرُكَ إِلَّا بِٱللَّهِۚ وَلَا
تَحۡزَنۡ عَلَيۡهِمۡ وَلَا تَكُ فِى ضَيۡقٍ۬ مِّمَّا يَمۡڪُرُونَ (١٢٧) إِنَّ ٱللَّهَ مَعَ ٱلَّذِينَ ٱتَّقَواْ وَّٱلَّذِينَ هُم
مُّحۡسِنُونَ
(125) Dan jika kamu
memberikan balasan, maka balaslah dengan balasan yang sama dengan siksaan yang
ditimpakan kepadamu. [4] Akan tetapi jika kamu bersabar, sesungguhnya itulah
yang lebih baik bagi orang-orang yang sabar. (126) Bersabarlah [hai Muhammad]
dan tiadalah kesabaranmu itu melainkan dengan pertolongan Allah dan janganlah
kamu bersedih hati terhadap [kekafiran] mereka dan janganlah kamu bersempit
dada terhadap apa yang mereka tipu dayakan. (127) Sesungguhnya Allah beserta
orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan. (128
Hindari bersikap kaku/merasa paling benar.
Karena sifat itu penyebab orang lari. Dalam QS Ali Imran 159:
فَبِمَا رَحۡمَةٍ۬ مِّنَ ٱللَّهِ لِنتَ لَهُمۡۖ وَلَوۡ كُنتَ فَظًّا غَلِيظَ ٱلۡقَلۡبِ لَٱنفَضُّواْ مِنۡ حَوۡلِكَۖ فَٱعۡفُ عَنۡہُمۡ وَٱسۡتَغۡفِرۡ لَهُمۡ وَشَاوِرۡهُمۡ فِى ٱلۡأَمۡرِۖ فَإِذَا عَزَمۡتَ فَتَوَكَّلۡ عَلَى ٱللَّهِۚ إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلۡمُتَوَكِّلِينَ
Maka
disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah-lembut terhadap
mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah
mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma’afkanlah mereka,
mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam
urusan itu [1]. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka
bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang
yang bertawakkal kepada-Nya.
Semoga bermanfaat bagi ummat.
Wassalam.
Artikel Terkait:
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar