pembukaan

Kamis, 02 Juni 2016

CELAKALAH ORANG YG BERLEBIHAN.



                              CELAKALAH ORANG YG BERLEBIHAN.




 
                                       







Kebanyakan manusia menyukai perkara yang berlebihan, sehingga Rasul membencinya, seraya bersabda“ Celakalah orang-orang yang berlebihan. Contoh:

a)PKI  rencana menghapus islam.
b)Bedakan antara wajib dan ittiba.

 a)PKI  rencana menghapus islam.
Rencana kalian tidak akan berhasil, karena Allah sudah menjelaskan dalam QS At Taubah 32:

يُرِيدُونَ أَن يُطۡفِـُٔواْ نُورَ ٱللَّهِ بِأَفۡوَٲهِهِمۡ وَيَأۡبَى ٱللَّهُ إِلَّآ أَن يُتِمَّ نُورَهُ ۥ وَلَوۡ ڪَرِهَ ٱلۡكَـٰفِرُونَ

Mereka berkehendak memadamkan cahaya [agama] Allah dengan mulut [ucapan-ucapan] mereka, dan Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan cahaya-Nya, walaupun orang-orang yang kafir tidak menyukai/membencinya.

Apakah kalian lupa (yang menghidupkan/yang mematikan) hanyalah Allah. Begitu juga yang menyembuhkan (ketika sakit) Allah yang memberi kesempurnaan pada diri kalian. Dalam QS Az Zariyat 21:

وَفِىٓ أَنفُسِكُمۡ‌ۚ أَفَلَا تُبۡصِرُونَ (

Dan [juga] pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tiada memperhatikan?

Berapa puluh juta kesehatan kalian? Patah tulang saja menghabiskan biaya  ratusan juta, itupun sakitnya tidak dapat ditebus. Belum tentang kedua mata, ginjal dan lain sebagainya. Layak makhluk Allah sama bersujud, namun yang ingkar akan diazab. Dalam QS Al Haj 18:

أَلَمۡ تَرَ أَنَّ ٱللَّهَ يَسۡجُدُ لَهُ ۥ مَن فِى ٱلسَّمَـٰوَٲتِ وَمَن فِى ٱلۡأَرۡضِ وَٱلشَّمۡسُ وَٱلۡقَمَرُ وَٱلنُّجُومُ وَٱلۡجِبَالُ وَٱلشَّجَرُ وَٱلدَّوَآبُّ وَڪَثِيرٌ۬ مِّنَ ٱلنَّاسِ‌ۖ وَكَثِيرٌ حَقَّ عَلَيۡهِ ٱلۡعَذَابُ‌ۗ وَمَن يُہِنِ ٱللَّهُ فَمَا لَهُ ۥ مِن مُّكۡرِمٍ‌ۚ إِنَّ ٱللَّهَ يَفۡعَلُ مَا يَشَآءُ ۩

Tidakkah engkau tahu, bahwa siapa yang ada  dilangit dan siapa yang ada di bumi, bersujud kepada Allah juga matahari, bulan, bintang, gunung-gunung, pohon-pohonan, hewan-hewan yang melata dan banyak diantara manusia? Tetapi banyak (manusia) yang pantas mendapatkan azab. Dan barangsiapa yang dihinakan Allah maka tidak seorangpun yang bisa memuliakannya. Sesungguhnya Allah berbuat apa yang Dia kehendaki.


Mengajak bertengkar dengan orang mukmin (itu salah) mestinya kalian menyerah/beriman agar selamat. Dalam QS Al Haj 19-22:

۞ هَـٰذَانِ خَصۡمَانِ ٱخۡتَصَمُواْ فِى رَبِّہِمۡ‌ۖ فَٱلَّذِينَ ڪَفَرُواْ قُطِّعَتۡ لَهُمۡ ثِيَابٌ۬ مِّن نَّارٍ۬ يُصَبُّ مِن فَوۡقِ رُءُوسِہِمُ ٱلۡحَمِيمُ (١٩) يُصۡهَرُ بِهِۦ مَا فِى بُطُونِہِمۡ وَٱلۡجُلُودُ (٢٠) وَلَهُم مَّقَـٰمِعُ مِنۡ حَدِيدٍ۬ (٢١) ڪُلَّمَآ أَرَادُوٓاْ أَن يَخۡرُجُواْ مِنۡہَا مِنۡ غَمٍّ أُعِيدُواْ فِيہَا وَذُوقُواْ عَذَابَ ٱلۡحَرِيقِ (٢


Inilah dua golongan [golongan mu’min dan golongan kafir] yang bertengkar, mereka saling bertengkar mengenai Tuhan mereka. Maka orang kafir akan dibuatkan untuk mereka pakaian-pakaian dari api neraka. Disiramkan air yang mendidih ke atas kepala mereka. (19) Dengan air yang mendidih itu akan dihancur luluhkan apa yang ada dalam perut dan kulit [mereka]. (20) Dan untuk mereka cambuk-cambuk dari besi. (21) Setiap kali mereka hendak keluar dari neraka lantaran kesengsaraan mereka, niscaya mereka dikembalikan ke dalamnya. [Kepada mereka dikatakan]: "Rasakanlah azab yang membakar ini"

Ayat diatas menjelaskan pertengkaran antara orang mukmin dan orang kafir, tapi kalau ayat untuk orang kafir ditujukan untuk orang mukmin, sulit diterima karena tidak sesuai dengan maksud ayat. Orang yang beriman akan dibalas Surga. Dalam QS Al Haj 23:

إِنَّ ٱللَّهَ يُدۡخِلُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَمِلُواْ ٱلصَّـٰلِحَـٰتِ جَنَّـٰتٍ۬ تَجۡرِى مِن تَحۡتِهَا ٱلۡأَنۡهَـٰرُ يُحَلَّوۡنَ فِيهَا مِنۡ أَسَاوِرَ مِن ذَهَبٍ۬ وَلُؤۡلُؤً۬ا‌ۖ وَلِبَاسُهُمۡ فِيهَا حَرِيرٌ۬

Sesungguhnya Allah memasukkan orang-orang beriman dan mengerjakan amal saleh ke dalam surga-surga yang dibawahnya mengalir sungai-sungai. Di surga itu mereka diberi perhiasan dengan gelang-gelang dari emas dan mutiara, dan pakaian mereka adalah sutera.

Musuh-musuh islam itu lupa sejarah Abraha (hendak menhancurkan Ka’bah) lantas adzab Allah datang/burung Ababil yang melempari mereka dengan batu yang dibakar sehingga mereka seperti daun-daun yang dimakan ulat. Mirip kejadian G 30/S PKI.


Semoga kejadian itu tidak terulang lagi, bahkan menjadi guru yang sangat berharga.

b)Bedakan antara ittiba dan wajib.
Ittiba adalah mengikuti perbuatan Rasul, namun jangan sampai melanggar ayat, ittiba apabila diwajibkan, maka memberatkan. Untuk itu bagi yang mampu mengikutinya maka terampuni dosanya.

Apabila wajib, maka ada keringanan bagi yang tidak mampu.
Contoh: Tidak ada air untuk berwudlu, maka dengan debu. Begitu juga salat musafir/ketika keadaan darurat ada jama’ dan lain sebagainya. Inilah sebagai bukti “islam itu mudah”.

Maksud beliau, agar mereka suka dengan islam, beliau bersabda: Bikinlah mudah dan jangan mempersulit, berilah kabar gembira dan jangan membikin orang lari. Allah berpesan dalam QS Al Maidah 67:

۞ يَـٰٓأَيُّہَا ٱلرَّسُولُ بَلِّغۡ مَآ أُنزِلَ إِلَيۡكَ مِن رَّبِّكَ‌ۖ وَإِن لَّمۡ تَفۡعَلۡ فَمَا بَلَّغۡتَ رِسَالَتَهُ ۥ‌ۚ وَٱللَّهُ يَعۡصِمُكَ مِنَ ٱلنَّاسِ‌ۗ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَہۡدِى ٱلۡقَوۡمَ ٱلۡكَـٰفِرِينَ (

Hai Rasul, sampaikanlah apa yang di turunkan kepadamu dari Tuhanmu. Dan jika tidak kamu kerjakan [apa yang diperintahkan itu, berarti] kamu tidak menyampaikan amanat-Nya. Allah memelihara kamu dari [gangguan] manusia [3]. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.
Yang diperintah itu menyampaikan ayat/berpedoman kepadanya (bukan pendapat manusia) karena tidak semua orang bisa ittiba /mengikuti semua perbuatan Rasul. Bagi yang ittiba dan tidak melanggar ayat, maka baginya ampunan. 

 Contoh perbuatan Rasul yang sulit ditiru: Berjama’ah/tahajjud tidak pernah absen, witir tidak pernah lupa, permata satu karung, ditasarrufkan, memberi makan para dlu’afa, apa yang disampaikan  semuanya wahyu. Dalam QS An Najm 3-4:

وَمَا يَنطِقُ عَنِ ٱلۡهَوَىٰٓ (٣) إِنۡ هُوَ إِلَّا وَحۡىٌ۬ يُوحَىٰ


Dan tiadalah yang diucapkannya itu [Al Qur’an] menurut kemauan hawa nafsunya. (3) Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan [kepadanya],

Terbukti ada orang bertanya hingga tiga kali, baru dijawab oleh beliau (setelah wahyu turun) Beliau sangat berhati-hati dalam berbicara. Namun orang kafir tetap benci/memanggil beliau dengan julukan orang gila. Dalam QS Al Hijr 6:


وَقَالُواْ يَـٰٓأَيُّہَا ٱلَّذِى نُزِّلَ عَلَيۡهِ ٱلذِّكۡرُ إِنَّكَ لَمَجۡنُونٌ۬ (


Mereka berkata: "Hai orang yang diturunkan Al Qur’an kepadanya, sesungguhnya kamu benar-benar orang yang gila [1].

Ittiba jangan melanggar ayat (penyebab perpecahan, berbantahan, saling mencela dan membela) Tirukan saja bagaimana Rasul berbuat (beliau tidak komentar wajib tanah/haram sajadah) ya sudah. Apabila ditambah maka terjadilah perdebatan akibat ilmu mantik, untuk itu banyak ulama yang melarang (mempelajari) nya.      

Sebutan gila adalah perkataan orang kafir kepada Nabi, termasuk melanggar ayat. Dalam QS Al Hujurat  11:

وَلَا تَلۡمِزُوٓاْ أَنفُسَكُمۡ وَلَا تَنَابَزُواْ بِٱلۡأَلۡقَـٰبِ‌ۖ بِئۡسَ ٱلِٱسۡمُ ٱلۡفُسُوقُ بَعۡدَ ٱلۡإِيمَـٰنِ‌ۚ وَمَن لَّمۡ يَتُبۡ فَأُوْلَـٰٓٮِٕكَ هُمُ ٱلظَّـٰلِمُونَ

Dan janganlah kamu panggil memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah [panggilan] yang buruk sesudah iman [2] dan barangsiapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim. (11)

Barang siapa yang percaya kepada Allah dan hari kemudian maka bicaralah yang baik atau diamlah.

Panggilan bodoh, adalah bagi mereka yang menyembah berhala. Dalam QS Al A’raf 198-199:

وَإِن تَدۡعُوهُمۡ إِلَى ٱلۡهُدَىٰ لَا يَسۡمَعُواْ‌ۖ وَتَرَٮٰهُمۡ يَنظُرُونَ إِلَيۡكَ وَهُمۡ لَا يُبۡصِرُونَ (١٩٨) خُذِ ٱلۡعَفۡوَ وَأۡمُرۡ بِٱلۡعُرۡفِ وَأَعۡرِضۡ عَنِ ٱلۡجَـٰهِلِينَ (١٩
Dan jika kamu sekalian menyeru [berberhala-berhala] untuk memberi petunjuk, niscaya berhala-berhala itu tidak dapat mendengarnya. Dan kamu melihat berhala-berhala itu memandang kepadamu padahal ia tidak melihat. (198) Jadilah engkau (Muhammad) pema’af dan suruhlah orang mengerjakan yang ma’ruf, serta berpalinglah daripada orang-orang yang bodoh.


Maksudnya, agar beliau tidak membalas/memperhatikan para penyembah berhala. Karena mereka bodoh/disesatkan oleh Allah.    
Apabila dalil yang mewajibkan tanah/mengharamkan sajadah, maka kita kembali kepada hadis” Dimana saja kamu jumpai waktu salat maka salatlah, sesungguhnya bumi dijadikan oleh Allah untukku sebagai tempat sujud dan suci.

Komentar Faizah: Kalimah “Dimana saja” berarti kita tidak diperintah mencari-cari tanah/mempersulit untuk mencari tempat salat, karena  bukan kalimah wajib/haram. Kena apa menjadi perdebatan/banyak pelanggaran?        

Janganlah mencela dirimu sendiri (mengatakan orang lain kafir/ahli bid’ah) karena akan kembali kepada dirimu sendiri. Tapi sampaikan ayat-ayat  Allah secara berangsur-angsur/sesuai dengan kejadian, sebagaimana cara Rasul berda’wah.

Rusaknya bangsa dulu karena banyak tanya. Ketika menghadapi muallaf/baru faham ajaran, bagi mereka layak menerima zakat/santunan  jangan malah dikucilkan. Sampaikan (cara yang bijak) apabila terbukti salah, Allah mengampuni karena kebodohannya. Dalam QS An Nahl 119: 

ثُمَّ إِنَّ رَبَّكَ لِلَّذِينَ عَمِلُواْ ٱلسُّوٓءَ بِجَهَـٰلَةٍ۬ ثُمَّ تَابُواْ مِنۢ بَعۡدِ ذَٲلِكَ وَأَصۡلَحُوٓاْ إِنَّ رَبَّكَ مِنۢ بَعۡدِهَا لَغَفُورٌ۬ رَّحِيمٌ (١١


Kemudian, sesungguhnya Tuhanmu [mengampuni] bagi orang-orang yang mengerjakan kesalahan karena kebodohannya, kemudian mereka bertaubat sesudah itu dan memperbaiki [dirinya]; sesungguhnya Tuhanmu sesudah itu benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang

Penasihat ibarat seorang dokter, untuk itu diperintah memberi kabar gembira (tetap diusahakan agar membaik) kesehatannya.
Kembalikan persatuan ummat islam karena PKI sudah siap untuk menyerang kita, Allah menjelaskan dalam QS Al anfal 46:

وَأَطِيعُواْ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُ ۥ وَلَا تَنَـٰزَعُواْ فَتَفۡشَلُواْ وَتَذۡهَبَ رِيحُكُمۡ‌ۖ وَٱصۡبِرُوٓاْ‌ۚ إِنَّ ٱللَّهَ مَعَ ٱلصَّـٰبِرِينَ (٤٦

Dan ta’atlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar

Takutlah kepada Allah dimana saja kalian berada, yang penting jangan sampai meninggalkan salat, kerjakan semampumu, balasan sesuai perbuatan, tidak ada paksaan dalam beragama.

Semoga bermanfa’at, Ramadlan sudah dekat, selamat menunaikan ibadah puasa.

                                    Wassalam.

0 komentar:

Jumlah Pengunjung

Blog Archive

About Me

Faizahmahrus
Lihat profil lengkapku
Diberdayakan oleh Blogger.

Pengunjung