Kamis, 02 Juni 2016
CELAKALAH ORANG YG BERLEBIHAN.
12.34 |
Diposting oleh
Faizahmahrus |
Edit Entri
CELAKALAH ORANG
YG BERLEBIHAN.
Kebanyakan manusia
menyukai perkara yang berlebihan, sehingga Rasul membencinya, seraya bersabda“
Celakalah orang-orang yang berlebihan. Contoh:
a)PKI rencana menghapus islam.
b)Bedakan
antara wajib dan ittiba.
a)PKI
rencana menghapus islam.
Rencana kalian
tidak akan berhasil, karena Allah sudah menjelaskan dalam QS At Taubah 32:
يُرِيدُونَ أَن يُطۡفِـُٔواْ
نُورَ ٱللَّهِ بِأَفۡوَٲهِهِمۡ وَيَأۡبَى ٱللَّهُ إِلَّآ أَن يُتِمَّ
نُورَهُ ۥ وَلَوۡ ڪَرِهَ ٱلۡكَـٰفِرُونَ
Mereka berkehendak memadamkan cahaya [agama] Allah dengan mulut
[ucapan-ucapan] mereka, dan Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan
cahaya-Nya, walaupun orang-orang yang kafir tidak menyukai/membencinya.
Apakah
kalian lupa (yang menghidupkan/yang mematikan) hanyalah Allah. Begitu juga yang
menyembuhkan (ketika sakit) Allah yang memberi kesempurnaan pada diri kalian. Dalam
QS Az Zariyat 21:
وَفِىٓ أَنفُسِكُمۡۚ أَفَلَا تُبۡصِرُونَ (
Dan [juga] pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tiada memperhatikan?
Berapa puluh
juta kesehatan kalian? Patah tulang saja menghabiskan biaya ratusan juta, itupun sakitnya tidak dapat
ditebus. Belum tentang kedua mata, ginjal dan lain sebagainya. Layak makhluk
Allah sama bersujud, namun yang ingkar akan diazab. Dalam QS Al Haj 18:
أَلَمۡ تَرَ أَنَّ ٱللَّهَ يَسۡجُدُ لَهُ ۥ مَن فِى ٱلسَّمَـٰوَٲتِ وَمَن
فِى ٱلۡأَرۡضِ وَٱلشَّمۡسُ وَٱلۡقَمَرُ وَٱلنُّجُومُ وَٱلۡجِبَالُ وَٱلشَّجَرُ
وَٱلدَّوَآبُّ وَڪَثِيرٌ۬ مِّنَ ٱلنَّاسِۖ وَكَثِيرٌ حَقَّ عَلَيۡهِ ٱلۡعَذَابُۗ
وَمَن يُہِنِ ٱللَّهُ فَمَا لَهُ ۥ مِن مُّكۡرِمٍۚ إِنَّ ٱللَّهَ يَفۡعَلُ
مَا يَشَآءُ ۩
Tidakkah engkau tahu, bahwa siapa yang ada
dilangit dan siapa yang ada di bumi, bersujud kepada Allah juga matahari,
bulan, bintang, gunung-gunung, pohon-pohonan, hewan-hewan yang melata dan
banyak diantara manusia? Tetapi banyak (manusia) yang pantas mendapatkan azab.
Dan barangsiapa yang dihinakan Allah maka tidak seorangpun yang bisa memuliakannya.
Sesungguhnya Allah berbuat apa yang Dia kehendaki.
Mengajak
bertengkar dengan orang mukmin (itu salah) mestinya kalian menyerah/beriman
agar selamat. Dalam QS Al Haj 19-22:
۞ هَـٰذَانِ خَصۡمَانِ ٱخۡتَصَمُواْ فِى رَبِّہِمۡۖ
فَٱلَّذِينَ ڪَفَرُواْ قُطِّعَتۡ لَهُمۡ ثِيَابٌ۬ مِّن نَّارٍ۬ يُصَبُّ مِن فَوۡقِ
رُءُوسِہِمُ ٱلۡحَمِيمُ (١٩) يُصۡهَرُ بِهِۦ مَا فِى بُطُونِہِمۡ وَٱلۡجُلُودُ
(٢٠) وَلَهُم مَّقَـٰمِعُ مِنۡ حَدِيدٍ۬ (٢١) ڪُلَّمَآ أَرَادُوٓاْ أَن
يَخۡرُجُواْ مِنۡہَا مِنۡ غَمٍّ أُعِيدُواْ فِيہَا وَذُوقُواْ عَذَابَ ٱلۡحَرِيقِ
(٢
Inilah dua golongan [golongan mu’min dan golongan kafir] yang bertengkar,
mereka saling bertengkar mengenai Tuhan mereka. Maka orang kafir akan dibuatkan
untuk mereka pakaian-pakaian dari api neraka. Disiramkan air yang mendidih ke
atas kepala mereka. (19) Dengan air yang mendidih itu akan dihancur luluhkan apa
yang ada dalam perut dan kulit [mereka]. (20) Dan untuk mereka cambuk-cambuk
dari besi. (21) Setiap kali mereka hendak keluar dari neraka lantaran
kesengsaraan mereka, niscaya mereka dikembalikan ke dalamnya. [Kepada mereka
dikatakan]: "Rasakanlah azab yang membakar ini"
Ayat diatas
menjelaskan pertengkaran antara orang mukmin dan orang kafir, tapi kalau ayat
untuk orang kafir ditujukan untuk orang mukmin, sulit diterima karena tidak
sesuai dengan maksud ayat. Orang yang beriman akan dibalas Surga. Dalam QS Al
Haj 23:
إِنَّ ٱللَّهَ يُدۡخِلُ
ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَمِلُواْ ٱلصَّـٰلِحَـٰتِ جَنَّـٰتٍ۬ تَجۡرِى مِن
تَحۡتِهَا ٱلۡأَنۡهَـٰرُ يُحَلَّوۡنَ فِيهَا مِنۡ أَسَاوِرَ مِن ذَهَبٍ۬
وَلُؤۡلُؤً۬اۖ وَلِبَاسُهُمۡ فِيهَا حَرِيرٌ۬
Sesungguhnya Allah memasukkan orang-orang beriman dan mengerjakan amal
saleh ke dalam surga-surga yang dibawahnya mengalir sungai-sungai. Di surga itu
mereka diberi perhiasan dengan gelang-gelang dari emas dan mutiara, dan pakaian
mereka adalah sutera.
Musuh-musuh
islam itu lupa sejarah Abraha (hendak menhancurkan Ka’bah) lantas adzab Allah
datang/burung Ababil yang melempari mereka dengan batu yang dibakar sehingga
mereka seperti daun-daun yang dimakan ulat. Mirip kejadian G 30/S PKI.
Semoga
kejadian itu tidak terulang lagi, bahkan menjadi guru yang sangat berharga.
b)Bedakan
antara ittiba dan wajib.
Ittiba
adalah mengikuti perbuatan Rasul, namun jangan sampai melanggar ayat, ittiba apabila diwajibkan, maka memberatkan. Untuk
itu bagi yang mampu mengikutinya maka terampuni dosanya.
Apabila
wajib, maka ada keringanan bagi yang tidak mampu.
Contoh:
Tidak ada air untuk berwudlu, maka dengan debu. Begitu juga salat
musafir/ketika keadaan darurat ada jama’ dan lain sebagainya. Inilah sebagai bukti
“islam itu mudah”.
Maksud
beliau, agar mereka suka dengan islam, beliau bersabda: Bikinlah mudah dan
jangan mempersulit, berilah kabar gembira dan jangan membikin orang lari. Allah
berpesan dalam QS Al Maidah 67:
۞ يَـٰٓأَيُّہَا ٱلرَّسُولُ بَلِّغۡ مَآ
أُنزِلَ إِلَيۡكَ مِن رَّبِّكَۖ وَإِن لَّمۡ تَفۡعَلۡ فَمَا بَلَّغۡتَ
رِسَالَتَهُ ۥۚ وَٱللَّهُ يَعۡصِمُكَ مِنَ ٱلنَّاسِۗ إِنَّ ٱللَّهَ لَا
يَہۡدِى ٱلۡقَوۡمَ ٱلۡكَـٰفِرِينَ
(
Hai Rasul, sampaikanlah apa yang di turunkan kepadamu dari Tuhanmu. Dan
jika tidak kamu kerjakan [apa yang diperintahkan itu, berarti] kamu tidak
menyampaikan amanat-Nya. Allah memelihara kamu dari [gangguan] manusia [3].
Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.
Yang diperintah
itu menyampaikan ayat/berpedoman kepadanya (bukan pendapat manusia) karena
tidak semua orang bisa ittiba /mengikuti semua perbuatan Rasul. Bagi yang ittiba
dan tidak melanggar ayat, maka baginya ampunan.
Contoh perbuatan Rasul yang sulit ditiru:
Berjama’ah/tahajjud tidak pernah absen, witir tidak pernah lupa, permata satu
karung, ditasarrufkan, memberi makan para dlu’afa, apa yang disampaikan semuanya wahyu. Dalam QS An Najm 3-4:
وَمَا يَنطِقُ عَنِ ٱلۡهَوَىٰٓ (٣) إِنۡ هُوَ إِلَّا وَحۡىٌ۬ يُوحَىٰ
Dan tiadalah yang diucapkannya itu [Al Qur’an] menurut kemauan hawa
nafsunya. (3) Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan
[kepadanya],
Terbukti ada
orang bertanya hingga tiga kali, baru dijawab oleh beliau (setelah wahyu turun)
Beliau sangat berhati-hati dalam berbicara. Namun orang kafir tetap
benci/memanggil beliau dengan julukan orang gila. Dalam QS Al Hijr 6:
وَقَالُواْ يَـٰٓأَيُّہَا ٱلَّذِى نُزِّلَ عَلَيۡهِ ٱلذِّكۡرُ إِنَّكَ
لَمَجۡنُونٌ۬ (
Mereka
berkata: "Hai orang yang diturunkan Al Qur’an kepadanya, sesungguhnya kamu
benar-benar orang yang gila [1].
Ittiba
jangan melanggar ayat (penyebab perpecahan, berbantahan, saling mencela dan
membela) Tirukan saja bagaimana Rasul berbuat (beliau tidak komentar wajib
tanah/haram sajadah) ya sudah. Apabila ditambah maka terjadilah perdebatan
akibat ilmu mantik, untuk itu banyak ulama yang melarang (mempelajari) nya.
Sebutan gila
adalah perkataan orang kafir kepada Nabi, termasuk melanggar ayat. Dalam QS Al
Hujurat 11:
وَلَا تَلۡمِزُوٓاْ
أَنفُسَكُمۡ وَلَا تَنَابَزُواْ بِٱلۡأَلۡقَـٰبِۖ بِئۡسَ ٱلِٱسۡمُ ٱلۡفُسُوقُ
بَعۡدَ ٱلۡإِيمَـٰنِۚ وَمَن لَّمۡ يَتُبۡ فَأُوْلَـٰٓٮِٕكَ هُمُ ٱلظَّـٰلِمُونَ
Dan
janganlah kamu panggil memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk
panggilan ialah [panggilan] yang buruk sesudah iman [2] dan barangsiapa yang
tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim. (11)
Barang siapa
yang percaya kepada Allah dan hari kemudian maka bicaralah yang baik atau diamlah.
Panggilan bodoh,
adalah bagi mereka yang menyembah berhala. Dalam QS Al A’raf 198-199:
وَإِن تَدۡعُوهُمۡ إِلَى
ٱلۡهُدَىٰ لَا يَسۡمَعُواْۖ وَتَرَٮٰهُمۡ يَنظُرُونَ إِلَيۡكَ وَهُمۡ لَا
يُبۡصِرُونَ (١٩٨)
خُذِ ٱلۡعَفۡوَ وَأۡمُرۡ بِٱلۡعُرۡفِ وَأَعۡرِضۡ عَنِ ٱلۡجَـٰهِلِينَ
(١٩
Dan jika kamu sekalian menyeru [berberhala-berhala] untuk memberi petunjuk,
niscaya berhala-berhala itu tidak dapat mendengarnya. Dan kamu melihat
berhala-berhala itu memandang kepadamu padahal ia tidak melihat. (198) Jadilah
engkau (Muhammad) pema’af dan suruhlah orang mengerjakan yang ma’ruf, serta
berpalinglah daripada orang-orang yang bodoh.
Maksudnya, agar
beliau tidak membalas/memperhatikan para penyembah berhala. Karena mereka bodoh/disesatkan
oleh Allah.
Apabila dalil
yang mewajibkan tanah/mengharamkan sajadah, maka kita kembali kepada hadis”
Dimana saja kamu jumpai waktu salat maka salatlah, sesungguhnya bumi dijadikan
oleh Allah untukku sebagai tempat sujud dan suci.
Komentar
Faizah: Kalimah “Dimana saja” berarti kita tidak diperintah mencari-cari
tanah/mempersulit untuk mencari tempat salat, karena bukan kalimah wajib/haram. Kena apa menjadi
perdebatan/banyak pelanggaran?
Janganlah
mencela dirimu sendiri (mengatakan orang lain kafir/ahli bid’ah) karena akan
kembali kepada dirimu sendiri. Tapi sampaikan ayat-ayat Allah secara berangsur-angsur/sesuai dengan
kejadian, sebagaimana cara Rasul berda’wah.
Rusaknya
bangsa dulu karena banyak tanya. Ketika menghadapi muallaf/baru faham ajaran, bagi mereka layak menerima zakat/santunan jangan malah dikucilkan. Sampaikan (cara yang bijak) apabila terbukti salah, Allah mengampuni karena kebodohannya. Dalam
QS An Nahl 119:
ثُمَّ إِنَّ رَبَّكَ لِلَّذِينَ عَمِلُواْ ٱلسُّوٓءَ بِجَهَـٰلَةٍ۬ ثُمَّ
تَابُواْ مِنۢ بَعۡدِ ذَٲلِكَ وَأَصۡلَحُوٓاْ إِنَّ رَبَّكَ مِنۢ بَعۡدِهَا
لَغَفُورٌ۬ رَّحِيمٌ (١١
Kemudian, sesungguhnya Tuhanmu [mengampuni] bagi orang-orang yang
mengerjakan kesalahan karena kebodohannya, kemudian mereka bertaubat sesudah
itu dan memperbaiki [dirinya]; sesungguhnya Tuhanmu sesudah itu benar-benar
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang
Penasihat
ibarat seorang dokter, untuk itu diperintah memberi kabar gembira (tetap
diusahakan agar membaik) kesehatannya.
Kembalikan
persatuan ummat islam karena PKI sudah siap untuk menyerang kita, Allah
menjelaskan dalam QS Al anfal 46:
وَأَطِيعُواْ ٱللَّهَ
وَرَسُولَهُ ۥ وَلَا تَنَـٰزَعُواْ فَتَفۡشَلُواْ وَتَذۡهَبَ رِيحُكُمۡۖ
وَٱصۡبِرُوٓاْۚ إِنَّ ٱللَّهَ مَعَ ٱلصَّـٰبِرِينَ (٤٦
Dan ta’atlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu
berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu
dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar
Takutlah
kepada Allah dimana saja kalian berada, yang penting jangan sampai meninggalkan
salat, kerjakan semampumu, balasan sesuai perbuatan, tidak ada paksaan dalam
beragama.
Semoga
bermanfa’at, Ramadlan sudah dekat, selamat menunaikan ibadah puasa.
Wassalam.
Artikel Terkait:
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar