pembukaan

Senin, 13 Juni 2016

BERDO'A ITU TERTANDA MERENDAH.....



                  BERDO’A ITU TERTANDA MERENDAH.......








                      PERINGATAN BUAT BAPAK AHOK.



Semoga Allah memberi hidayah kepada orang yang mengikuti petunjuk.

Ma’af, sebenarnya maksud dari perkataan bapak (berdo’alah dengan jongkir balik kalau mampu menangkap saya)

Komentar Faizah: Kalimah tersebut, seakan-akan meremehkan orang yang salat/berdo’a, padahal kemenangan/terpilihnya bapak, tidak menunjukkan bahwa sikap bapak benar. Namun berkesan orang yang sombong. Dalam QS Ghofir 60:


وَقَالَ رَبُّڪُمُ ٱدۡعُونِىٓ أَسۡتَجِبۡ لَكُمۡۚ إِنَّ ٱلَّذِينَ يَسۡتَكۡبِرُونَ عَنۡ عِبَادَتِى سَيَدۡخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ


Dan Tuhanmu berfirman: "Berdo’alah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku [1] akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina"


Barang siapa yang rendah diri,  Allah akan mengangkat derajatnya, dan barang siapa yang sombong, Allah akan merendahkannya.

Orang yang suka ke Masjid/salat, akan mendapat naungan besok dihari Kiamat disaat tidak ada naungan kecuali naungan Nya. Begitu juga orang suka berdo’a/mengharap rahmat dan ampunan. Dalam QS Al A’raf 55-56:

ٱدۡعُواْ رَبَّكُمۡ تَضَرُّعً۬ا وَخُفۡيَةً‌ۚ إِنَّهُ ۥ لَا يُحِبُّ ٱلۡمُعۡتَدِينَ (٥٥) وَلَا تُفۡسِدُواْ فِى ٱلۡأَرۡضِ بَعۡدَ إِصۡلَـٰحِهَا وَٱدۡعُوهُ خَوۡفً۬ا وَطَمَعًا‌ۚ إِنَّ رَحۡمَتَ ٱللَّهِ قَرِيبٌ۬ مِّنَ ٱلۡمُحۡسِنِينَ

Berdo’alah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas [4]. (55) Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah [Allah] memperbaikinya dan berdo’alah kepada-Nya dengan rasa takut [tidak akan diterima] dan harapan [akan dikabulkan]. Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.

Tidak berguna harta kekayaan yang dimilikinya, apabila tidak beriman, sebagaimana Allah memberi contoh Abu Lahab. Dalam QS Al Lahab 1-5;


تَبَّتۡ يَدَآ أَبِى لَهَبٍ۬ وَتَبَّ (١) مَآ أَغۡنَىٰ عَنۡهُ مَالُهُ ۥ وَمَا ڪَسَبَ (٢) سَيَصۡلَىٰ نَارً۬ا ذَاتَ لَهَبٍ۬ (٣) وَٱمۡرَأَتُهُ ۥ حَمَّالَةَ ٱلۡحَطَبِ (٤) فِى جِيدِهَا حَبۡلٌ۬ مِّن مَّسَدِۭ (٥)


Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa [1]. (1) Tidaklah berfaedah kepadanya harta bendanya dan apa yang ia usahakan. (2) Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak. (3) Dan [begitu pula] isterinya, pembawa kayu bakar (penyebar fitnah)  (4) Yang di lehernya ada tali dari sabut. (5)


Sudah cukup sejarah Qarun (kaya, sombong, kikir, zalim) yang akhirnya  dibenamkan oleh Allah kedalam bumi karena perbuatannya. Dalam QS Al Qasas 76:

۞ إِنَّ قَـٰرُونَ ڪَانَ مِن قَوۡمِ مُوسَىٰ فَبَغَىٰ عَلَيۡهِمۡ‌ۖ وَءَاتَيۡنَـٰهُ مِنَ ٱلۡكُنُوزِ مَآ إِنَّ مَفَاتِحَهُ ۥ لَتَنُوٓأُ بِٱلۡعُصۡبَةِ أُوْلِى ٱلۡقُوَّةِ إِذۡ قَالَ لَهُ ۥ قَوۡمُهُ ۥ لَا تَفۡرَحۡ‌ۖ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُحِبُّ ٱلۡفَرِحِينَ

Sesungguhnya Karun adalah termasuk kaum Musa [3], maka ia berlaku aniaya terhadap mereka, dan Kami telah menganugerahkan kepadanya perbendaharaan harta yang kunci-kuncinya sungguh berat dipikul oleh sejumlah orang yang kuat-kuat. [Ingatlah] ketika kaumnya berkata kepadanya: "Janganlah kamu terlalu bangga; sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang terlalu membanggakan diri

Oleh karena Qarun tidak mengakui bahwa harta/nikmat yang diberikan kepadanya semata-mata dari Allah, maka ia dibenamkan kedalam Bumi. Dalam QS Al Qasas 81:

فَخَسَفۡنَا بِهِۦ وَبِدَارِهِ ٱلۡأَرۡضَ فَمَا ڪَانَ لَهُ ۥ مِن فِئَةٍ۬ يَنصُرُونَهُ ۥ مِن دُونِ ٱللَّهِ وَمَا كَانَ مِنَ ٱلۡمُنتَصِرِينَ

Maka Kami benamkanlah Karun beserta rumahnya ke dalam bumi. Maka tidak ada baginya suatu golonganpun yang menolongnya terhadap azab Allah. dan tiadalah ia termasuk orang-orang [yang dapat] membela [dirinya]

Kejadian yang menghinakan ini, menjadi pelajaran bagi mereka. Dalam QS Al Qasas 82:

(وَأَصۡبَحَ ٱلَّذِينَ تَمَنَّوۡاْ مَكَانَهُ ۥ بِٱلۡأَمۡسِ يَقُولُونَ وَيۡكَأَنَّ ٱللَّهَ يَبۡسُطُ ٱلرِّزۡقَ لِمَن يَشَآءُ مِنۡ عِبَادِهِۦ وَيَقۡدِرُ‌ۖ لَوۡلَآ أَن مَّنَّ ٱللَّهُ عَلَيۡنَا لَخَسَفَ بِنَا‌ۖ وَيۡكَأَنَّهُ ۥ لَا يُفۡلِحُ ٱلۡكَـٰفِرُونَ

 (81) Dan orang-orang yang kemarin mengangan-angankan kedudukan Karun itu. berkata: "Aduhai, benarlah Allah melapangkan rezki bagi siapa yang Dia kehendaki dari hamba-hamba-Nya dan menyempitkannya; kalau Allah tidak melimpahkan karunia-Nya atas kita benar-benar Dia telah membenamkan kita [pula]. Aduhai benarlah, tidak beruntung orang-orang yang mengingkari [ni’mat Allah]".


Apabila orang mukmin yang diberi nikmat, maka bersyukur/memuji Nya, namun orang yang durhaka ketika diberi kesenangan malah sombong. Inilah yang menyebabkan Allah murka. Dalam QS Ali Imran 178:

وَلَا يَحۡسَبَنَّ ٱلَّذِينَ كَفَرُوٓاْ أَنَّمَا نُمۡلِى لَهُمۡ خَيۡرٌ۬ لِّأَنفُسِہِمۡ‌ۚ إِنَّمَا نُمۡلِى لَهُمۡ لِيَزۡدَادُوٓاْ إِثۡمً۬ا‌ۚ وَلَهُمۡ عَذَابٌ۬ مُّهِينٌ۬ (

Dan janganlah sekali-kali orang-orang kafir menyangka bahwa pemberian tangguh Kami kepada mereka [3] adalah lebih baik bagi mereka. Sesungguhnya Kami memberi tangguh kepada mereka hanyalah supaya bertambah-tambah dosa mereka; dan bagi mereka azab yang menghinakan.

Orang islam diperintah berdo’a, karena hal itu bisa menyelamatkan dari kesyirikan (ketika tertimpa musibah/kegoncangan) dengan berdo’a, hati menjadi tenang (mudah terkabul) Dalam QS Al Baqarah 186:

وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِى عَنِّى فَإِنِّى قَرِيبٌ‌ۖ أُجِيبُ دَعۡوَةَ ٱلدَّاعِ إِذَا دَعَانِ‌ۖ فَلۡيَسۡتَجِيبُواْ لِى وَلۡيُؤۡمِنُواْ بِى لَعَلَّهُمۡ يَرۡشُدُونَ (١٨

Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka [jawablah], bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo’a apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi [segala perintah] Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.

Do’a terkabul selama orang tersebut menta’ati Nya, namun ada orang yang durhaka juga terkabul (atas bantuan jin). Berdo’a untuk Dunia, maka di Akhirat hampa, untuk itu agar besok tidak kecewa, hendaknya memperbaiki diri (ketika di Dunia) juga berdo’a untuk Dunia Akhirat. Dalam QS Al Baqarah 201:

رَبَّنَآ ءَاتِنَا فِى ٱلدُّنۡيَا حَسَنَةً۬ وَفِى ٱلۡأَخِرَةِ حَسَنَةً۬ وَقِنَا عَذَابَ ٱلنَّارِ

"Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa api neraka"        

Sebelum kecewa, bertaubatlah dan pelajari syari’at islam, agar menjadi orang yang beruntung. Sesuai dengan pernyataan Zat Yang Maha Pencipta. Dalam QS Al Mukminun 1-2:

قَدۡ أَفۡلَحَ ٱلۡمُؤۡمِنُونَ (١) ٱلَّذِينَ هُمۡ فِى صَلَاتِہِمۡ خَـٰشِعُونَ (٢

Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (1) [yaitu] orang-orang yang khusyu’ dalam shalatnya,


Apabila tidak bisa menjalankan kebaikan, maka jangan sampai menghina/melarang orang yang berbuat baik agar tidak menyerupai mereka yang tercantum dalam QS Al Hajj 25:
إِنَّ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ وَيَصُدُّونَ عَن سَبِيلِ ٱللَّهِ وَٱلۡمَسۡجِدِ ٱلۡحَرَامِ ٱلَّذِى جَعَلۡنَـٰهُ لِلنَّاسِ سَوَآءً ٱلۡعَـٰكِفُ فِيهِ وَٱلۡبَادِ‌ۚ وَمَن يُرِدۡ فِيهِ بِإِلۡحَادِۭ بِظُلۡمٍ۬ نُّذِقۡهُ مِنۡ عَذَابٍ أَلِيمٍ۬


Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan menghalangi manusia dari jalan Allah dan Masjidil Haram yang telah Kami jadikan untuk semua manusia, baik yang bermukim di situ maupun di padang pasir dan siapa yang bermaksud di dalamnya melakukan kejahatan secara zalim, niscaya akan Kami rasakan kepadanya sebahagian siksa yang pedih

Sebelum mengalami kekecewaan (karena orang yang beriman akan diberi apa saja yang dia inginkan) buah-buahan dan lain sebagainya, termasuk bidadari. Dalam QS Al Waqi’ah 22-24:

وَحُورٌ عِينٌ۬ (٢٢) كَأَمۡثَـٰلِ ٱللُّؤۡلُوِٕ ٱلۡمَكۡنُونِ (٢٣) جَزَآءَۢ بِمَا كَانُواْ يَعۡمَلُونَ
(
Dan [di dalam surga itu] ada bidadari-bidadari yang bermata jeli, (22) laksana mutiara yang tersimpan baik. (23) Sebagai balasan bagi apa yang telah mereka kerjakan.


 Semoga bisa bertaubat, menambah semangat dalam beribadah, agar bermanfa’at.


                                         Wassalam.  

0 komentar:

Jumlah Pengunjung

Blog Archive

About Me

Faizahmahrus
Lihat profil lengkapku
Diberdayakan oleh Blogger.

Pengunjung