Kamis, 30 Juni 2016
HARTA YG MERUSAK AKIDAH.
14.55 |
Diposting oleh
Faizahmahrus |
Edit Entri
HARTA YG
MERUSAK AKIDAH.
Harta dan
jiwa yang dikorbankan untuk Allah, merekalah yang akan memperoleh derajat
tertinggi disisi Nya, sebagaimana dijelaskan dalam QS At Taubah 20-22:
ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَهَاجَرُواْ وَجَـٰهَدُواْ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ
بِأَمۡوَٲلِهِمۡ وَأَنفُسِہِمۡ أَعۡظَمُ دَرَجَةً عِندَ ٱللَّهِۚ
وَأُوْلَـٰٓٮِٕكَ هُمُ ٱلۡفَآٮِٕزُونَ (٢٠) يُبَشِّرُهُمۡ رَبُّهُم بِرَحۡمَةٍ۬
مِّنۡهُ وَرِضۡوَٲنٍ۬ وَجَنَّـٰتٍ۬ لَّهُمۡ فِيہَا نَعِيمٌ۬ مُّقِيمٌ (٢١)
خَـٰلِدِينَ فِيہَآ أَبَدًاۚ إِنَّ ٱللَّهَ عِندَهُ ۥۤ أَجۡرٌ عَظِيمٌ۬
Orang-orang
yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan harta benda dan
diri mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah; dan itulah
orang-orang yang mendapat kemenangan. (20) Tuhan mereka
menggembirakan mereka dengan memberikan rahmat daripada-Nya, keridhaan dan
surga, mereka memperoleh di dalamnya kesenangan yang kekal, (21) mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Sesungguhnya di sisi
Allah-lah pahala yang besar.
Adapun harta yang menyebabkan rusaknya akidah, sehingga mengacaukan ummat islam.
Diantaranya:
a)Orang
kafir memberi tausiyyah.
b)Muslim memusuhi
saudara seagama.
a)Orang kafir memberi nasihat.
Heritano memberi
tausiyyah diberi gelar Syeh, padahal orang yang memberi nasihat itu harus
dimulai dari dirinya sendiri (termasuk orang yang beriman dan mengamalkan)
dalam QS As Shof 2-3:
يَـٰٓأَيُّہَا ٱلَّذِينَ
ءَامَنُواْ لِمَ تَقُولُونَ مَا لَا تَفۡعَلُونَ (٢) ڪَبُرَ مَقۡتًا عِندَ ٱللَّهِ أَن تَقُولُواْ مَا
لَا تَفۡعَلُونَ
Hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu
perbuat? (2) Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa
yang tiada kamu kerjakan
Hanya karena
harta, orang kafir disanjung, padahal yang dilarang oleh Allah, kebalikannya
(jangan sampai memanggil orang mukmin dengan panggilan yang buruk) dalam QS Al
Hujurat 11:
ۖ وَلَا تَلۡمِزُوٓاْ
أَنفُسَكُمۡ وَلَا تَنَابَزُواْ بِٱلۡأَلۡقَـٰبِۖ بِئۡسَ ٱلِٱسۡمُ ٱلۡفُسُوقُ
بَعۡدَ ٱلۡإِيمَـٰنِۚ وَمَن لَّمۡ يَتُبۡ فَأُوْلَـٰٓٮِٕكَ هُمُ ٱلظَّـٰلِمُونَ
Dan
janganlah kamu panggil memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk
panggilan ialah [panggilan] yang buruk sesudah iman [2] dan barangsiapa yang
tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.
Adanya
dilarang berteman dengan orang kafir, karena mereka tidak mau diatur
syari’at/condong kebebasan, sehingga layak disebut pengerusak bumi
Allah. Dalam QS AlKahfi 94-95:
قَالُواْ يَـٰذَا ٱلۡقَرۡنَيۡنِ إِنَّ يَأۡجُوجَ وَمَأۡجُوجَ مُفۡسِدُونَ فِى
ٱلۡأَرۡضِ فَهَلۡ نَجۡعَلُ لَكَ خَرۡجًا عَلَىٰٓ أَن تَجۡعَلَ بَيۡنَنَا
وَبَيۡنَهُمۡ سَدًّ۬ا (٩٤) قَالَ مَا مَكَّنِّى فِيهِ رَبِّى خَيۡرٌ۬
فَأَعِينُونِى بِقُوَّةٍ أَجۡعَلۡ بَيۡنَكُمۡ وَبَيۡنَہُمۡ رَدۡمًا
Mereka berkata: "Hai Dzulqarnain, sesungguhnya Ya’juj dan Ma’juj itu
[6] orang-orang yang membuat kerusakan di muka bumi, maka dapatkah kami
memberikan sesuatu pembayaran kepadamu, supaya kamu membuat dinding antara kami
dan mereka?" (94) Zulkarnain berkata: "Apa yang telah dikuasakan oleh
Tuhanku kepadaku terhadapnya adalah lebih baik, maka tolonglah aku dengan
kekuatan [manusia dan alat-alat], agar aku membuatkan dinding antara kamu dan
mereka,
Namun
sekarang sudah ada pesawat, sehingga dinding tersebut tidak berguna lagi (mereka
membuat kerusakan dimuka bumi).
b)Memusuhi saudara seagama.
Itulah Bapak
Nusron Wahid, sehingga para pemuda NU kecewa terhadap pimpinan yang murtad
(laknatullahi ‘Alaih) FPI (From Pembela Islam) dimusuhi, Ahok kafir dibela,
undang-undang Al Quran ditaruh belakang. Padahal didalam QS Al Maidah 44:
إِنَّآ أَنزَلۡنَا ٱلتَّوۡرَٮٰةَ فِيہَا هُدً۬ى وَنُورٌ۬ۚ يَحۡكُمُ بِہَا
ٱلنَّبِيُّونَ ٱلَّذِينَ أَسۡلَمُواْ لِلَّذِينَ هَادُواْ وَٱلرَّبَّـٰنِيُّونَ
وَٱلۡأَحۡبَارُ بِمَا ٱسۡتُحۡفِظُواْ مِن كِتَـٰبِ ٱللَّهِ وَڪَانُواْ عَلَيۡهِ
شُہَدَآءَۚ فَلَا تَخۡشَوُاْ ٱلنَّاسَ وَٱخۡشَوۡنِ وَلَا تَشۡتَرُواْ
بِـَٔايَـٰتِى ثَمَنً۬ا قَلِيلاً۬ۚ وَمَن لَّمۡ يَحۡكُم بِمَآ أَنزَلَ ٱللَّهُ
فَأُوْلَـٰٓٮِٕكَ هُمُ ٱلۡكَـٰفِرُونَ
Sesungguhnya Kami telah menurunkan Kitab Taurat di dalamnya [ada] petunjuk
dan cahaya [yang menerangi], yang dengan Kitab itu diputuskan perkara
orang-orang Yahudi oleh nabi-nabi yang menyerah diri kepada Allah, oleh
orang-orang alim mereka dan pendeta-pendeta mereka, disebabkan mereka
diperintahkan memelihara kitab-kitab Allah dan mereka menjadi saksi
terhadapnya. Karena itu janganlah kamu takut kepada manusia, [tetapi] takutlah
kepada-Ku. Dan janganlah kamu menukar ayat-ayat-Ku dengan harga yang sedikit.
Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, maka
mereka itu adalah orang-orang yang kafir.
Serba
terbalik pendapatnya (dia suka membela musuh islam/berkasih sayang hanya karena
harta) padahal Allah menganjurkan dalam QS At Taubah 73:
يَـٰٓأَيُّہَا ٱلنَّبِىُّ
جَـٰهِدِ ٱلۡڪُفَّارَ وَٱلۡمُنَـٰفِقِينَ وَٱغۡلُظۡ عَلَيۡہِمۡۚ وَمَأۡوَٮٰهُمۡ
جَهَنَّمُۖ وَبِئۡسَ ٱلۡمَصِيرُ (
Hai
Nabi, berjihadlah [melawan] orang-orang kafir dan orang-orang munafik itu, dan
bersikap keraslah terhadap mereka. Tempat mereka ialah neraka Jahannam. Dan
itulah tempat kembali yang seburuk-buruknya.
Yang
dimaksud sikap lemah lembut/tawadlu’ itu, menghadapi orang yang beriman. Dalam
QS Asy Syu’ara 215-216:
وَٱخۡفِضۡ جَنَاحَكَ لِمَنِ
ٱتَّبَعَكَ مِنَ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ (٢١٥) فَإِنۡ عَصَوۡكَ فَقُلۡ إِنِّى
بَرِىٓءٌ۬ مِّمَّا تَعۡمَلُونَ
Dan
rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang mengikutimu, yaitu orang-orang
yang beriman. (215) Jika mereka mendurhakaimu maka
katakanlah: "Sesungguhnya aku tidak bertanggung jawab terhadap apa yang
kamu kerjakan";
Orang kafir
tidak layak disanjung, meskipun yang mendekat, banyak mendapat harta, namun
ketika mati tidak boleh disalati, tidak layak kagum terhadap mereka. Dalam QS
At Taubah 84-85:
وَلَا تُصَلِّ عَلَىٰٓ أَحَدٍ۬
مِّنۡہُم مَّاتَ أَبَدً۬ا وَلَا تَقُمۡ عَلَىٰ قَبۡرِهِۦۤۖ إِنَّہُمۡ كَفَرُواْ
بِٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦ وَمَاتُواْ وَهُمۡ فَـٰسِقُونَ (٨٤) وَلَا تُعۡجِبۡكَ أَمۡوَٲلُهُمۡ وَأَوۡلَـٰدُهُمۡۚ
إِنَّمَا يُرِيدُ ٱللَّهُ أَن يُعَذِّبَہُم بِہَا فِى ٱلدُّنۡيَا وَتَزۡهَقَ
أَنفُسُہُمۡ وَهُمۡ ڪَـٰفِرُونَ
Dan janganlah kamu sekali-kali menyalati[jenazah] seorang yang mati di
antara mereka, dan janganlah kamu berdiri [mendo’akan] di kuburnya.
Sesungguhnya mereka telah kafir kepada Allah dan Rasul-Nya dan mereka mati
dalam keadaan fasik. (84) Dan janganlah kagum terhadap harta benda dan
anak-anak mereka. Sesungguhnya Allah menghendaki akan diazab mereka di dunia
dengan harta dan anak-anak itu dan agar melayang nyawa mereka dalam keadaan
kafir
Mereka lupa
terhadap balasan dan janji Allah (disediakan Jahannam) padahal bagi orang yang
beriman dan beramal salih baginya Surga. Dalam QS Al Kahfi 106-108:
ذَٲلِكَ جَزَآؤُهُمۡ جَهَنَّمُ بِمَا كَفَرُواْ وَٱتَّخَذُوٓاْ ءَايَـٰتِى
وَرُسُلِى هُزُوًا (١٠٦) إِنَّ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَمِلُواْ
ٱلصَّـٰلِحَـٰتِ كَانَتۡ لَهُمۡ جَنَّـٰتُ ٱلۡفِرۡدَوۡسِ نُزُلاً (١٠٧) خَـٰلِدِينَ
فِيہَا لَا يَبۡغُونَ عَنۡہَا حِوَلاً۬
Demikianlah balasan mereka itu neraka Jahannam, disebabkan kekafiran mereka
dan disebabkan mereka menjadikan ayat-ayat-Ku dan rasul-rasul-Ku sebagai
olok-olok. (106) Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi
mereka adalah surga Firdaus menjadi tempat tinggal, (107) mereka kekal di
dalamnya, mereka tidak ingin berpindah daripadanya.
Tanda
kekuasaan Allah (pendeta/biarawati) banyak yang masuk islam, sedangkan yang
muslim malah menjual agama. Hidayah adalah haknya Allah. Dalam QS Al Qasas 56:
إِنَّكَ لَا تَہۡدِى مَنۡ أَحۡبَبۡتَ وَلَـٰكِنَّ ٱللَّهَ يَہۡدِى مَن
يَشَآءُۚ وَهُوَ أَعۡلَمُ بِٱلۡمُهۡتَدِينَ
Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu
kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan
Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk.
Semoga saran
ini bermanfa’at (kebenaran bisa diterima) bagi yang lain bisa meningkatkan
kebaikannya dan banyak bertaubat).
Wassalam.
Rabu, 29 Juni 2016
PELANGGARAN MENJELANG LEBARAN.
07.39 |
Diposting oleh
Faizahmahrus |
Edit Entri
PELANGGARAN MENJELANG LEBARAN.
Menjelang
lebaran banyak pelanggaran, diantaranya:
a)Tukar uang
baru.
Komentar
Faizah: Saya setuju pernyataan MUI (tukar uang baru) dengan membayar jumlah
yang lebih itu termasuk riba (tinggalkanlah) karena islam melarang (jangan
menzalimi/dizalimi) Dalam QS Al Baqarah 278-279:
يَـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ
ءَامَنُواْ ٱتَّقُواْ ٱللَّهَ وَذَرُواْ مَا بَقِىَ مِنَ ٱلرِّبَوٰٓاْ إِن كُنتُم
مُّؤۡمِنِينَ (٢٧٨)
فَإِن لَّمۡ تَفۡعَلُواْ فَأۡذَنُواْ بِحَرۡبٍ۬ مِّنَ ٱللَّهِ
وَرَسُولِهِۦۖ وَإِن تُبۡتُمۡ فَلَڪُمۡ رُءُوسُ أَمۡوَٲلِڪُمۡ لَا تَظۡلِمُونَ
وَلَا تُظۡلَمُونَ
Hai
orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba
[yang belum dipungut] jika kamu orang-orang yang beriman. (278) Maka jika kamu tidak mengerjakan [meninggalkan sisa riba], maka
ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. Dan jika kamu bertaubat
[dari pengambilan riba], maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak menganiaya dan
tidak [pula] dianiaya.
Riba berbeda
dengan jual beli/harus rela sama rela, terutama yang suka bikin mudah (mendapat
do’a Rasul)” Semoga Allah merahmati orang yang jual beli dengan mudah, begitu
juga orang yang menerima pelunasan hutang. Adapun bahaya riba, tercantum dalam
QS Al Baqarah 275:
ٱلَّذِينَ يَأۡڪُلُونَ
ٱلرِّبَوٰاْ لَا يَقُومُونَ إِلَّا كَمَا يَقُومُ ٱلَّذِى يَتَخَبَّطُهُ
ٱلشَّيۡطَـٰنُ مِنَ ٱلۡمَسِّۚ ذَٲلِكَ بِأَنَّهُمۡ قَالُوٓاْ إِنَّمَا ٱلۡبَيۡعُ
مِثۡلُ ٱلرِّبَوٰاْۗ وَأَحَلَّ ٱللَّهُ ٱلۡبَيۡعَ وَحَرَّمَ ٱلرِّبَوٰاْۚ فَمَن
جَآءَهُ ۥ مَوۡعِظَةٌ۬ مِّن رَّبِّهِۦ فَٱنتَهَىٰ فَلَهُ ۥ مَا سَلَفَ
وَأَمۡرُهُ ۥۤ إِلَى ٱللَّهِۖ وَمَنۡ عَادَ فَأُوْلَـٰٓٮِٕكَ أَصۡحَـٰبُ
ٱلنَّارِۖ هُمۡ فِيہَا خَـٰلِدُونَ
Orang-orang yang makan [mengambil] riba [1] tidak dapat berdiri melainkan
seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran [tekanan] penyakit
gila [2]. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata
[berpendapat], sesungguhnya jual-beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah
menghalalkan jual-beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai
kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti [dari mengambil riba],
maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu [3] [sebelum datang larangan]; dan
urusannya [terserah] kepada Allah. Orang yang mengulangi [mengambil riba], maka
orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.
Orang yang
bersedekah/zakat, bisa menghapus dosa, menolak bencana, akan dibalas berlipat
ganda, inilah maksud lafaz” Wayurbis shodaqat” Namun riba akan binasa (bertambah
rusak) dalam QS Al Baqarah 276:
يَمۡحَقُ ٱللَّهُ ٱلرِّبَوٰاْ
وَيُرۡبِى ٱلصَّدَقَـٰتِۗ وَٱللَّهُ لَا يُحِبُّ كُلَّ كَفَّارٍ أَثِيمٍ (
٢٧٦
٢٧٦
Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah. Dan Allah tidak menyukai
setiap orang yang tetap dalam kekafiran, dan bergelimang dosa.
Untuk itu
Allah menjelaskan (orang yang beriman, berbuat baik, dan mendirikan salat, serta
mengeluarkan zakat) maka hilanglah kesedihan. Dalam QS Al Baqarah 277:
إِنَّ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ
وَعَمِلُواْ ٱلصَّـٰلِحَـٰتِ وَأَقَامُواْ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتَوُاْ ٱلزَّڪَوٰةَ
لَهُمۡ أَجۡرُهُمۡ عِندَ رَبِّهِمۡ وَلَا خَوۡفٌ عَلَيۡهِمۡ وَلَا هُمۡ
يَحۡزَنُونَ
Sesungguhnya orang-orang yang beriman, mengerjakan amal saleh, mendirikan
sembahyang dan menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak
ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak [pula] mereka bersedih hati.
Riba
dilarang karena memberatkan, padahal islam menganjurkan ringan tangan (Allah
senantiasa menolong hamba Nya selama hamba tersebut menolong saudaranya) Termasuk
ayat (Al Baqarah 280):
وَإِن كَانَ ذُو عُسۡرَةٍ۬
فَنَظِرَةٌ إِلَىٰ مَيۡسَرَةٍ۬ۚ وَأَن تَصَدَّقُواْ خَيۡرٌ۬ لَّڪُمۡۖ إِن
كُنتُمۡ تَعۡلَمُونَ (
Dan jika [orang berhutang itu] dalam kesukaran, maka berilah tangguh sampai
dia berkelapangan. Dan menyedekahkan [sebagian atau semua hutang] itu, lebih
baik bagimu, jika kamu mengetahui.
Diantara balasan
(memberi tangguh kepada orang yang punya hutang) setiap harinya dicatat sama dengan
bersedekah sejumlah uang yang dihutang (karena belum terbayar).
b)Menyalakan
petasan.
Sering
terjadi bencana (terkadang tangan/wajah bengkak) padahal masih banyak yang
butuh bantuan. Petasan dilarang itu bagus. Allah mengampuni dosa orang yang
bertaubat. Dalam QS Al Isra 25-27:
رَّبُّكُمۡ أَعۡلَمُ بِمَا فِى
نُفُوسِكُمۡۚ إِن تَكُونُواْ صَـٰلِحِينَ فَإِنَّهُ ۥ ڪَانَ لِلۡأَوَّٲبِينَ
غَفُورً۬ا (٢٥)
وَءَاتِ ذَا ٱلۡقُرۡبَىٰ حَقَّهُ ۥ وَٱلۡمِسۡكِينَ وَٱبۡنَ
ٱلسَّبِيلِ وَلَا تُبَذِّرۡ تَبۡذِيرًا (٢٦) إِنَّ ٱلۡمُبَذِّرِينَ كَانُوٓاْ
إِخۡوَٲنَ ٱلشَّيَـٰطِينِۖ وَكَانَ ٱلشَّيۡطَـٰنُ لِرَبِّهِۦ كَفُورً۬ا (
Tuhanmu
lebih mengetahui apa yang ada dalam hatimu; jika kamu orang-orang yang baik,
maka sesungguhnya Dia Maha Pengampun bagi orang-orang yang bertaubat. (25) Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya,
kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan; dan janganlah kamu
menghambur-hamburkan [hartamu] secara boros. (26) Sesungguhnya
pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah
sangat ingkar kepada Tuhannya.
Balasan
sesuai perbuatan (tidak akan dizalimi) untuk itu takutlah kepada Allah. Dalam
QS Al Baqarah 291:
وَٱتَّقُواْ يَوۡمً۬ا تُرۡجَعُونَ فِيهِ إِلَى ٱللَّهِۖ ثُمَّ تُوَفَّىٰ
كُلُّ نَفۡسٍ۬ مَّا ڪَسَبَتۡ وَهُمۡ لَا يُظۡلَمُونَ
Dan
peliharalah dirimu dari [azab yang terjadi pada] hari yang pada waktu itu kamu
semua dikembalikan kepada Allah. Kemudian masing-masing diri diberi balasan
yang sempurna terhadap apa yang telah dikerjakannya, sedang mereka sedikitpun
tidak dianiaya [dirugikan].
Orang yang
merebut bonus pahala (malam lailatul Qadar) mereka tidak sempat main
petasan/jalan-jalan, ngobrol, karena ibadah satu malam dilipat gandakan (sama dengan seribu bulan) Rebot bonus
pahala! Dalam QS Al Qadar 1-5:
إِنَّآ أَنزَلۡنَـٰهُ فِى
لَيۡلَةِ ٱلۡقَدۡرِ (١)
وَمَآ أَدۡرَٮٰكَ مَا لَيۡلَةُ ٱلۡقَدۡرِ (٢) لَيۡلَةُ ٱلۡقَدۡرِ خَيۡرٌ۬ مِّنۡ أَلۡفِ
شَہۡرٍ۬ (٣)
تَنَزَّلُ ٱلۡمَلَـٰٓٮِٕكَةُ وَٱلرُّوحُ فِيہَا بِإِذۡنِ رَبِّہِم مِّن
كُلِّ أَمۡرٍ۬ (٤)
سَلَـٰمٌ هِىَ حَتَّىٰ مَطۡلَعِ ٱلۡفَجۡرِ
Sesungguhnya Kami telah menurunkannya [Al Qur’an] pada malam kemuliaan [1].
(1) Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? (2) Malam kemuliaan itu lebih
baik dari seribu bulan. (3) Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat
Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. (4) Malam itu [penuh]
kesejahteraan sampai terbit fajar.
Untuk itu
banyak ummat islam yang mengadakan i’tikaf di Masjid/tempat ibadah bagi ummat
islam, (mulai dari malam 21, 23, 25, 27, 29) di bulan Romadlon, inilah yang
disebut malam lailatul qadar.
Semoga diterima
semua amal ibadah kita (tarawih/membaca Al Quran, puasa, zakat, dan i’tikaf maupun kebaikan yang lain, bertambah baik di masa-masa mendatang. Aamiin.
Semoga bermanfa’at.
Langganan:
Postingan (Atom)