Minggu, 01 November 2015
MENYAMBUT ULTAH DENGAN BERIBADAH
18.24 |
Diposting oleh
Faizahmahrus |
Edit Entri
Wahai putra
putriku! Alhamdulillah ( 2 Nopember) usia ummik genap 51 th (semoga
bertambah baik amaliyyahnya) Rasulullah memperingati kelahirannya dengan
berpuasa/senin, namun aku hanya bersujud/salat dan berdo’a, diantaranya:
[26:83] (Ibrahim berdo'a): "Ya Tuhanku, berikanlah kepadaku hikmah dan masukkanlah aku ke dalam golongan orang-orang yang saleh,
[26:84] dan jadikanlah aku buah tutur yang baik bagi orang-orang (yang datang) kemudian,
[26:85] dan jadikanlah aku termasuk orang-orang yang mempusakai surga yang penuh keni'matan,
Yang diminta
Nabi ibrahim adalah ilmu/hikmah agar bisa memahami ilmu Allah, dikumpulkan
orang-orang salih (masuk ke Surga) Adapun usia panjang/pendek, suka/duka, rizki
lancar/sempit, jodoh, semuanya sudah tercatat sebelum lahir, supaya sabar ingatlah pesan Allah
dalam QS Al Ahqaf 35:
[46:35] Maka bersabarlah kamu seperti orang-orang yang mempunyai keteguhan hati dari rasul-rasul telah bersabar dan janganlah kamu meminta disegerakan (azab) bagi mereka. Pada hari mereka melihat azab yang diancamkan kepada mereka (merasa) seolah-olah tidak tinggal (di dunia) melainkan sesaat pada siang hari. (Inilah) suatu pelajaran yang cukup, maka tidak dibinasakan melainkan kaum yang fasik.
Bagi yang
diberi kesempatan hidup maka cepat-cepatlah mengerjakan kebaikan, penyesalan tidak berguna, adapun mencari harta besok masih ada kesempatan. Bagi yang bertaqwa akan hilang kesedihan.
Dalam QS Al A’raf 34-35:
[7:34] Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu; maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat (pula) memajukannya.
[7:35] Hai anak-anak Adam, jika datang kepadamu rasul-rasul daripada kamu yang menceritakan kepadamu ayat-ayat-Ku, maka barangsiapa yang bertakwa dan mengadakan perbaikan, tidaklah ada kekhawatiran ter-hadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.
Panjang umur
bukan tujuan yang penting lurus/banyak beribdah karena kebanyakan orang pikun
itu terlalu panjang usia kurang berdzikir, sehingga kembali kecil lagi. Dalam
QS Yasin 68:
[36:68] Dan barangsiapa yang Kami panjangkan umurnya niscaya Kami kembalikan dia kepada kejadian(nya). Maka apakah mereka tidak memikirkan?
[36:68] Dan barangsiapa yang Kami panjangkan umurnya niscaya Kami kembalikan dia kepada kejadian(nya). Maka apakah mereka tidak memikirkan?
Alangkah
baiknya bagi lansia membiasakan do’a Rasul agar selamat dari pikun, do’anya
sebagai berikut:
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ
مِنَ الْبُخْلِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ الْجُبْنِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ أَنْ أُرَدَّ
إِلَى أَرْذَلِ الْعُمُرِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الدُّنْيَا وَعَذَابِ
الْقَبْرِ اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْكُفْرِ وَالْفَقْرِ
وَعَذَابِ الْقَبْرِ
Ya
Allah ! Sesungguhnya aku mohon perlindungan kepadaMu dari Bakhil, penakut, pikun, aku
mohon perlindungan kepadaMu dari fitnah dunia, siksa kubur. Ya Allah ! Aku
mohon perlindungan kepadaMu dari kufur, fakir dan siksa kubur.[Nasai /Sahwu/1347,5465. Ahmad
/Musnad basriyin /19896
Rasul sering
berdo’a (berlindung dari pelit/penakut karena sifat itu berbahaya, pikun
memberatkan keluarga, fitnah dunia penyebab rakus, siksa kubur (agar tidak
mengalami kesedihan, setiap pagi sore ditampakkan Neraka) sedangkan bagi orang
mukmin yang dikuburan mereka tidur nyenyak.
Yang jelas kalian
takut mati walaupun usia semakin tua semakin payah. Padahal yang penting tidak punya hak adami/menyakiti agar
tidak termasuk orang yang pailit (pahalanya
diberikan kepada sifulan).
Sesungguhnya
ulamak itu tidak mewariskan dinar/dirham, karena ulamak itu mewarisi (ilmu)
para Nabi, harta Rasul tidak diwaris namun untuk kepentingan keluarganya dan
ummat islam.
[2:180] Diwajibkan atas kamu, apabila seorang di antara kamu kedatangan (tanda-tanda) maut, jika ia meninggalkan harta yang banyak, berwasiat untuk ibu-bapak dan karib kerabatnya secara ma'ruf, (ini adalah) kewajiban atas orang-orang yang bertakwa.
[2:181] Maka barangsiapa yang mengubah wasiat itu, setelah ia mendengarnya, maka sesungguhnya dosanya adalah bagi orang-orang yang mengubahnya. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
[2:181] Maka barangsiapa yang mengubah wasiat itu, setelah ia mendengarnya, maka sesungguhnya dosanya adalah bagi orang-orang yang mengubahnya. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
Semoga bermanfa’at, ketika ada
hilaf mohon dimaklumi.
Wassalam.
Ummik Faizah.
Artikel Terkait:
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar