Senin, 09 November 2015
HENTIKAN NIKAH MUT’AH YANG BERBAHAYA
06.07 |
Diposting oleh
Faizahmahrus |
Edit Entri
Kepada:
Yth:
Pimpinan wanita Syi’ah Ibu Renita
Di tempat.
Judul diatas
adalah saran sebagian Dokter (kesulitan mengobati penyakit HIV akibat berganti
pasangan) tidak lain penyebabnya, tidak memiliki sifat malu, untuk itu Islam
memberi contoh (calon istri Nabi Musa) Dalam QS Al Qasas 25:
25. Kemudian datanglah kepada Musa salah seorang dari kedua wanita itu berjalan kemalu-maluan, ia berkata: "Sesungguhnya bapakku memanggil kamu agar ia memberikan balasan terhadap (kebaikan)mu memberi minum (ternak) kami". Maka tatkala Musa mendatangi bapaknya (Syu'aib) dan menceritakan kepadanya cerita (mengenai dirinya), Syu'aib berkata: "Janganlah kamu takut. Kamu telah selamat dari orang-orang yang zalim itu".
Dia memuji Musa, ayahnya faham maksudnya, maka dinikahkan karena wali bertanggung jawab menikahkan dan ketika terjadi masalah dalam rumahtangga. li ena wali yanayahnya karena wali yang
bertanggung jawab (ketika terjadi masalah dalam rumahtangga)Dalam QS Al
Qasas 27:
27. Berkatalah dia (Syu'aib): "Sesungguhnya aku bermaksud menikahkan kamu dengan salah seorang dari kedua anakku ini, atas dasar bahwa kamu bekerja denganku delapan tahun dan jika kamu cukupkan sepuluh tahun maka itu adalah (suatu kebaikan) dari kamu, maka aku tidak hendak memberati kamu. Dan kamu Insya Allah akan mendapatiku termasuk orang-orang yang baik".
Mahar, saksi
dan wali suatu keharusan, karena tidak sah nikah tanpa wali untuk itu Allah
berpesan (jangan sampai menikahkan kepada orang musyrik) Dalam QS Al Baqarah
221:
221. Dan janganlah kamu menikahi wanita-wanita musyrik, sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang mu'min lebih baik dari wanita musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Dan janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik (dengan wanita-wanita mu'min) sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak yang mu'min lebih baik dari orang musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Mereka mengajak ke neraka, sedang Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya. Dan Allah menerangkan ayat-ayat-Nya (perintah-perintah-Nya) kepada manusia supaya mereka mengambil pelajaran.
Supaya ada
perbedaan (wanita salihah dengan pelacur) mahar boleh dengan jasa/tenaga/dihutang
meskipun Rasul maharnya dengan 12 uqiyah emas (bisa dibuat membeli Unta 12 ekor
lebih) karena beliau mampu.
Ibu Renita mengatakan:
Tidak ada wanita Syi’ah yang penakut (semua berani mati).
Komentar
Faizah: Perkataan ibu itu bertentangan dengan pernyataan Allah karena dalam QS
Al Jumu’ah 8:
8. Katakanlah: "Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan".
Ketika ibu
memperingati wafatnya Husen (melukai dengan pisau pada diri masing-masing) dan ibu berkata: Tidak
terasa sakit (bagi orang syi’ah) apalagi melukai orang lain.
Faizah: Melukai
orang lain baik dengan lisan atau dengan tangan (tidak bersalah) maka tidak
diakui sebagai ummat Muhammad (bukan termasuk golongan ku) kata Rasul. Sedangkan
melukai/membunuh dirinya itu dilarang. Dalam QS An Nisa 29:
29. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu ; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.
Yang
diperintah adalah membunuh musuh-musuh Islam karena tidak beriman kecuali bagi
yang membayar jizyah. Dalam QS At Taubah 29:
29. Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak (pula) kepada hari kemudian, dan mereka tidak mengharamkan apa yang diharamkan oleh Allah dan RasulNya dan tidak beragama dengan agama yang benar (agama Allah), (yaitu orang-orang) yang diberikan Al-Kitab kepada mereka, sampai mereka membayar jizyah dengan patuh sedang mereka dalam keadaan tunduk.
Namun
perintah Allah diatas malah terbalik (bersatu dengan Yahudi memusuhi ahlus
sunnah yang tidak bersalah) Berdo’alah sebagaimana yang telah dibaca oleh As
Habul Kahfi. Dalam QS Al Kahfi 10:
10. "Wahai Tuhan kami, berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini)."
Dalam
berdakwah kita diperintah agar menyampaikan dengan cara yang bijak (berdasarkan
Al Quran/hadis yang tidak bertentangan dengan Al Quran) Dalam QS An Nisak 59:
59. Kemudian jika kamu berlainan
pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Qur'an)
dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan
hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik
akibatnya.
Kita
diperintah berdakwah dengan cara yang bijak (berdasarkan Al Quran dan hadis), yang bertentangan dengan Al Quran buang saja.
Allah berpesan dalam QS An Nahl 125:
125. Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.
Allah
berpesan kepada Rasul dalam berdakwah agar berpedoman QS As Syu’arak 215-217:
215. dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang mengikutimu, yaitu orang-orang yang beriman.
216. Jika mereka mendurhakaimu maka katakanlah: "Sesungguhnya aku tidak bertanggung jawab terhadap apa yang kamu kerjakan";
217. Dan bertawakkallah kepada (Allah) Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang,
216. Jika mereka mendurhakaimu maka katakanlah: "Sesungguhnya aku tidak bertanggung jawab terhadap apa yang kamu kerjakan";
217. Dan bertawakkallah kepada (Allah) Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang,
Semoga
kebenaran ini bisa diterima untuk menuju kebahagiaan Dunia akhirat.
Wassalam.
Artikel Terkait:
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar