Selasa, 25 Agustus 2015
CARA INIKAH PENYEBAB HAJI MABRUR?
05.08 |
Diposting oleh
Faizahmahrus |
Edit Entri
CARA INIKAH PENYEBAB HAJJI
MABRUR?
Bersyukurlah
wahai saudara-saudaraku yang sudah terpanggil untuk menjalankan manasik,
berdo’alah apalagi yang belum terpanggil, karena tanpa pertolongan Allah sulit
melaksanakannya. Berdo’alah sebagaimana Nabi Ibrahim, Ismail berdo’a dalam QS
Al Baqarah 128:
[2:128] Ya Tuhan kami, jadikanlah kami berdua orang yang tunduk patuh kepada Engkau dan (jadikanlah) diantara anak cucu kami umat yang tunduk patuh kepada Engkau dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara dan tempat-tempat ibadat haji kami, dan terimalah taubat kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.
Dengan
semangat dan ta’at, akan menemukan jalan, dengan berdo’a dan mantap akan
terkabul. Allah akan membalas tamu Nya yang mabrur dengan surga, karena
perjuangan mereka berbeda dengan amaliyyah lainnya, tapi berhajji butuh pengorbanan
harta dan jiwa, serta kesabaran, untuk itu Allah berpesan dalam QS Al Baqarah
197:
[2:197] (Musim) haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi, barangsiapa yang menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan haji, maka tidak boleh rafats/berkata jorok/sex, berbuat fasik dan berbantah bantahan di dalam masa mengerjakan haji. Dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah mengetahuinya. Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal.
Ringkasan
perjalanan Hajji.
8 Dzul
hijjah/hari tarwiyyah, berangkat ke Mina, hendaknya menghindari larangan yang
telah dijelaskan diatas. Selain itu dilarang memakai gamis , sorban , celana , mantel
dengan tudung kepala, atau pakaian yang dicelup dengan waros ( pewarna kuning
yang berbau harum) atau za`faron, bila tidak menjumpai dua sandal, pakailah
pantopel lalu di potong hingga bawah dua mata kaki. Ada hadis yang melarang warna kuning bagi wanita.
Adapun pakaian yang ketat/celana/kain tipis, jelas terlarang karena hal itu bertentangan dengan maksud dari QS Al Ahzab 59/QS An Nur 31. Aisyah pernah membuka wajahnya namun ketika berdekatan dengan lelaki lain maka diturunkan hijabnya, dan ini yang sesuai dengan ayat hijab, namun ketika pusing, saya lepas hijab (hanya berjilbab saja). .
Adapun pakaian yang ketat/celana/kain tipis, jelas terlarang karena hal itu bertentangan dengan maksud dari QS Al Ahzab 59/QS An Nur 31. Aisyah pernah membuka wajahnya namun ketika berdekatan dengan lelaki lain maka diturunkan hijabnya, dan ini yang sesuai dengan ayat hijab, namun ketika pusing, saya lepas hijab (hanya berjilbab saja). .
Aisyah bercerita: Aku memberikan minyak wangi ( mengolesi ) Rasulullah SAW dengan kedua tanganku ketika (akan) ihram dan dalam keadaan diluar ihram (setelah tahallul awal sebelum melakukan tawaf) Aisyah mengembangkan kedua tangannya.
Komentar Faizah: Hanya terbatas memakai harum-haruman saja (bagi lelaki) karena Rasul masih memakai pakaian ihram waktu itu. Adapun do’a yang dibaca ketika berangkat ke Mina sebagai berikut:
لبيك اللهم حجا
Labbaikalloohumma
Hajja.
Artinya: Ya
Allah aku memenuhi panggilan Mu untuk menjalankan hajji.
Beliau
berangkat ke Mina, pada hari Tarwiyyah sebagaimana ada hadis”iperjalanan am hijjah.a angi ( an
harum-haruman, sebagaimana Aisyah er Abdul Aziz bin Rufai’ berkata: “Aku
berkata kepada Anas ibnu Malik: “Beritahukan kepadaku, apa yang masih engkau
ingat dari Nabi saw, di manakah beliau
saw shalat dzuhur dan ashar pada hari Tarwiyah? Jawab Anas ra: “Beliau saw melakukan
shalat dhuhur dan ashar di Mina.” (mengqoshor tanpa dijama’).
Adapun bacaan talbiyyah yang diikuti oleh
para sahabat. Diantaranya:
لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ لَبَّيْكَ لَبَّيْكَ
لَا شَرِيكَ لَكَ لَبَّيْكَ إِنَّ الْحَمْدَ وَالنِّعْمَةَ لَكَ وَالْمُلْكَ لَا
شَرِيكَ لَكَ
Orang -orang ikut membacanya dan beliau membiarkan mereka
berbuat seperti itu . beliau tetap membaca talbiyah .
Kebanyakan
mereka langsung ke Arofah tanpa ke Mina. Mungkin mengambil cara yang termudah, atau lupa
terhadap pesan Allah dalam QS An Nisa 80:
[4:80] Barangsiapa yang menta'ati Rasul itu, sesungguhnya ia telah menta'ati Allah. Dan barangsiapa yang berpaling (dari keta'atan itu), maka Kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi mereka
9 Dzul
hijjah/hari Arofah.
Pagi
berangkat ke Arofah/berwukuf, mulai matahari condong ke barat hingga matahari
terbenam (tanpa naungan) Sebagaimana
Allah menjelaskan dalam QS Al Baqarah 198:
[2:198] Tidak ada dosa bagimu untuk mencari karunia (rezki hasil perniagaan) dari Tuhanmu. Maka apabila kamu telah bertolak dari 'Arafat, berdzikirlah kepada Allah di Masy'arilharam. Dan berdzikirlah (dengan menyebut) Allah sebagaimana yang ditunjukkan-Nya kepadamu; dan sesungguhnya kamu sebelum itu benar-benar termasuk orang-orang yang sesat.
Apabila
dalam kesulitan/terpaksa, maka kita hanya ingat (ketika ada sahabat yang
berbai’at untuk ta’at) Rasul bersabda” Semampumu dalam segala hal".
Salat dhuhur, Asar (dijama’ taqdim, diqosor) setelah Matahari terbenam, berangkat ke Muzdalifah/Masy’aril haram. Sebagaimana Allah berpesan dalam QS Al Baqarah 199:
Salat dhuhur, Asar (dijama’ taqdim, diqosor) setelah Matahari terbenam, berangkat ke Muzdalifah/Masy’aril haram. Sebagaimana Allah berpesan dalam QS Al Baqarah 199:
[2:199] Kemudian bertolaklah kamu dari tempat bertolaknya orang-orang banyak ('Arafah) dan mohonlah ampun kepada Allah; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Di
Muzdalifah (maghrib, isya dijama’ ta khir, di qosor)
10 Dzul
Hijjah, berangkat ke Mina untuk melempar jumroh Aqobah. Setelah itu persiapkan
hewan hadyu yang akan disembelih, lantas tahallul. Sebagaimana Allah berfirman
dalam QS Al Baqarah 196:
[2:196] Dan sempurnakanlah ibadah haji dan 'umrah karena Allah. Jika kamu terkepung (terhalang oleh musuh atau karena sakit), maka (sembelihlah) korban yang mudah didapat, dan jangan kamu mencukur kepalamu, sebelum korban sampai di tempat penyembelihannya. Jika ada di antaramu yang sakit atau ada gangguan di kepalanya (lalu ia bercukur), maka wajiblah atasnya berfid-yah, yaitu: berpuasa atau bersedekah atau berkorban. Apabila kamu telah (merasa) aman, maka bagi siapa yang ingin mengerjakan 'umrah sebelum haji (di dalam bulan haji), (wajiblah ia menyembelih) korban yang mudah didapat. Tetapi jika ia tidak menemukan (binatang korban atau tidak mampu), maka wajib berpuasa tiga hari dalam masa haji dan tujuh hari (lagi) apabila kamu telah pulang kembali. Itulah sepuluh (hari) yang sempurna. Demikian itu (kewajiban membayar fidyah) bagi orang-orang yang keluarganya tidak berada (di sekitar) Masjidil Haram (orang-orang yang bukan penduduk kota Mekah). Dan bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah sangat keras siksaan-Nya.
Kebanyakan
jama’ah hajji mewakilkan kepada orang lain (untuk menyembelihnya/membayar dam
diberikan kepada fuqoro yang membutuhkan).
Komentar
Faizah: Setelah jumrah Aqobah, hendaknya mempersiapkan hadyu ditempat
penyembelihan. Namun banyak yang merasa keberatan, akhirnya terpaksa diwakilkannya.
Sebagaimana aku dan suami th 2002 M tidak mampu menyembelih sendiri, karena semua tamu sudah diwakili
oleh pegawai KeRajaan Saudi. Yang penting hadyu diberikan kepada fuqoro. Dalam QS
Al Hajj 28-29:
[22:28] supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari yang telah ditentukan atas rezki yang Allah telah berikan kepada mereka berupa binatang ternak. Maka makanlah sebahagian daripadanya dan (sebahagian lagi) berikanlah untuk dimakan orang-orang yang sengsara dan fakir.
[22:29] Kemudian, hendaklah mereka menghilangkan kotoran yang ada pada badan mereka dan hendaklah mereka menyempurnakan nazar-nazar mereka dan hendaklah mereka melakukan melakukan thawaf sekeliling rumah yang tua itu (Baitullah).
[22:29] Kemudian, hendaklah mereka menghilangkan kotoran yang ada pada badan mereka dan hendaklah mereka menyempurnakan nazar-nazar mereka dan hendaklah mereka melakukan melakukan thawaf sekeliling rumah yang tua itu (Baitullah).
Setelah
tahallul berangkat ke Makkah untuk towaf Ifadloh, lantas kembali lagi ke Mina
agar bisa bermalam di Mina (malam sebelas, dua belas) sampai malam tiga belas
bagi yang nafar tsani.
Itiba’lah
semampunya, ketika menjumpai kesulitan, ingatlah pesan Rasul“Bikinlah mudah dan
jangan mempersulit, berilah kabar gembira dan jangan membikin orang lari. Berlebihan penyebab pelanggaran. Contoh:
Apabila dilarang salat dipesawat, apakah tidak salat?
Setelah tersedia
hewan hadyu/bayar dam lantas tahallul dengan mencukur rambut, karena Rasul
bersabda “Semoga Allah merahmati orang yang mencukur rambutnya. Sekali atau dua
kali, kemudian Beliau bersabda”Dan orang yang memendekkannya.
Betapa
payahnya orang yang menjalankan Hajji, untuk itu bagi yang melanggar hanya dengan membayar fidyah
atau puasa yang sudah dijelaskan diatas. Untu itu aku belum pernah mendengar hadis yang
menyebutkan tidak sah atau tidak sempurna, seperti hadis tentang salat “Tidak
sempurna salatnya seseorang tanpa membaca Fatihah/do’a iftitah. Namun Beliau
hanya berpesan “ Ambillah/buatlah contoh manasik (yang aku kerjakan).
Yang perlu
diingat, do’a yang bertujuan dunia, maka Akhirat tidak mendapat bagian.
Karena Allah berjanji dalam QS Al
Baqarah 200:
Untuk itu
(ketika) towaf, antara Rukun Yamani dan Hajar Aswad, hendaknya berdo’a untuk
Dunia dan Akhirat. Dalam QS Al Baqarah 201:
[2:201] Dan di antara mereka ada orang yang bendo'a: "Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka
Kehendak
Umar mirip dengan kehendak Allah, setelah dia bilang” Ya Rasulullah! Sebaiknya
anda menjadikan Maqom Ibrahim sebagai tempat salat. Lantas turunlah ayat ' Wattakhidzuu min maqaami Ibraahiima musholla. QS Al
Baqarah 125:
Dari Maqam
Ibrahim lantas menuju tempat Saiy (Bukit Sofa) Sebagaimana diperintahkan bagi
orang yang berhajji/umrah hendaknya menjalankan towaf dan Saiy. Dalam QS Al
Baqarah 158:
[2:158] Sesungguhnya Shafaa dan Marwa adalah sebahagian dari syi'ar Allah. Maka barangsiapa yang beribadah haji ke Baitullah atau ber-'umrah, maka tidak ada dosa baginya mengerjakan sa'i antara keduanya. Dan barangsiapa yang mengerjakan suatu kebajikan dengan kerelaan hati, maka sesungguhnya Allah Maha Mensyukuri kebaikan lagi Maha Mengetahui.
Begitu juga
ketika Beliau mendekati bukit Shofa dengan membaca:
إِنَّ
الصَّفَا وَالْمَرْوَةَ مِنْ شَعَائِرِ اللهِ. أَبْدَأُ بِمَا بَدَأَ اللهُ بِهِ.
Innasshofaa
wal marwata min sya’aa irillah, Abda’ bimaa bada Allahu bih.
Kemudian
beliau mulai dengan naik ke bukit Shafa, hingga beliau melihat Baitullah. Lalu
menghadap kiblat, mem-baca kalimat tauhid takbir, serta membaca:
لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ
شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ،
لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ أَنْجَزَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَهَزَمَ اْلأَحْزَابَ
وَحْدَهُ
(Tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah, Yang Maha Esa, Tiada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan dan pujian. Dia-lah Yang Mahakuasa atas segala sesuatu. Tiada Tuhan yang ber-hak disembah selain Allah Yang Maha Esa, yang melaksanakan janji-Nya, membela hambaNya (Muhammad) dan menga-lahkan golongan musuh sendirian).
Kemudian
beliau berdoa di antara Shafa dan Marwah. Beliau membacanya tiga kali, Nabi SAW
juga membaca di Marwah sebagaimana beliau membaca di Shafa.” (HR. Muslim)
Setelah
hamba Nya berdo’a, Allah menjelaskan bahwa balasan sesuai dengan pengorbanan.
Dalam QS Al Baqarah 202;
[2:202] Mereka itulah orang-orang yang mendapat bahagian daripada yang mereka usahakan; dan Allah sangat cepat perhitungan-Nya.
Maksudnya
untuk mendidik, agar kita tidak mengandalkan do’a saja tapi banyak berkorban
untuk Allah sehingga layak baginya balasan Dunia selamat, Akhirat masuk Surga. Banyak-banyaklah menyebut nama Allah
pada hari-hari tasyriq. Dalam QS Al Baqarah 203:
[2:203] Dan berdzikirlah (dengan menyebut) Allah dalam beberapa hari yang berbilang. Barangsiapa yang ingin cepat berangkat (dari Mina) sesudah dua hari, maka tiada dosa baginya. Dan barangsiapa yang ingin menangguhkan (keberangkatannya dari dua hari itu), maka tidak ada dosa pula baginya, bagi orang yang bertakwa. Dan bertakwalah kepada Allah, dan ketahuilah, bahwa kamu akan dikumpulkan kepada-Nya.
11 sampai 12
dzul Hijjah melempar Jumrah (ula, wustho, aqobah) bagi yang nafar awwal, adapun
yang nafar tsani (hingga 13 Dzul Hijjah) punya kelebihan tersendiri.
Adapun bagi yang selesai menjalankan tofaw wadak maka ada kesempatan hanya beberapa jam saja (istirahat di Hotel) sebagaimana Rasul ketika selesai towaf wadak tidak langsung pulang tapi menunggu Aisyah umrah.
Semoga Allah
menambah taqwa dan mempermudah perjalanan kalian untuk menuju Baitullah. Yang
belum punya niat semoga Allah memberi hidayah sehingga bisa menyempurnakan
rukun Islam yang kelima.
Semoga
bermanfa’at. Apabila terdapat hilaf mohon diberi tahu.
no hp 0823 0190 7736/0857 8539 2579
Wassalam.
Artikel Terkait:
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar