Sabtu, 30 Juni 2012
Persiapkan diri kita untuk masa depan
21.38 |
Diposting oleh
Faizahmahrus |
Edit Entri
Kepada
Yth: Ananda Hisyam
Di Sukoharjo Solo
Assalaamualaikum Wr... Wb..
Bismillaahirrahmaanirrahiim انَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ َنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا فمَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ أَمَّا بَعْدُ
Bismillaahirrahmaanirrahiim انَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ َنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا فمَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ أَمَّا بَعْدُ
Segala puji bagi Allah, kita memuji Nya, memohon pertolongan dan ampunan kepada-Nya. Kita berlindung kepada Allah dari kejahatan diri kita dan kejelekan amalan-amalan kita. Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka tidak ada yang bisa menyesatkannya, dan barang siapa yang disesatkan oleh Allah, maka tidak ada yang bisa memberi petunjuk (hidayah). Aku bersaksi bahwa tidak ada Ilah yang berhak untuk di sembah, kecuali Allah saja, tidak ada sekutu bagi-Nya, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya.
Amma ba’du
Wahai anakku ! Ummi sangat khawatir, kalau kamu punya maksud atau tujuan lain (dalam menempuh titel Doktor) jangan sampai ada niat agar mudah dalam mencari kedudukan atau lainnya, jagalah niat (yang ikhlash) karena ada hadits sebagai berikut:
Meskipun kedudukan hadis tersebut gharib, namun tidak bertentangan dengan ayat bahkan didukung dengan hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim ( bahayanya beramal karena manusia ). Hadtsnya sudah tercantum dalam blognya mama yang berjudul " PENTINGNYA IKHLASH " Bulan dan tahunnya 2013 / 04.
Meskipun Allah tidak memaksa kepada hamba Nya, namun Allah akan memberi balasan sebagaimana tercantum dalam QS Al Baqarah 286
.
ابْنُ كَعْبِ بْنِ مَالِكٍ عَنْ أَبِيهِ قَالَ
سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَنْ طَلَبَ الْعِلْمَ لِيُجَارِيَ بِهِ الْعُلَمَاءَ
أَوْ لِيُمَارِيَ بِهِ السُّفَهَاءَ أَوْ يَصْرِفَ بِهِ وُجُوهَ النَّاسِ إِلَيْهِ
أَدْخَلَهُ اللَّهُ النَّارَ.
Ibnu Ka'b bin Malik dari bapaknya dia berkata;
Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa
menuntut ilmu untuk mendebat para ulama, atau untuk mengolok-olok orang bodoh
atau untuk mengalihkan pandangan manusia kepadanya, niscaya Allah akan
memasukkannya ke dalam neraka".
Meskipun Allah tidak memaksa kepada hamba Nya, namun Allah akan memberi balasan sebagaimana tercantum dalam QS Al Baqarah 286
.
لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلَانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ(286)
Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala ( dari kebajikan ) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa ( dari kejahatan ) yang dikerjakannya. ( Mereka berdo`a ) : "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang yang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri ma`aflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir".[1]
Allah Maha Adil, barang siapa yang beriman dan beramal salih serta berda'wah, maka itulah orang yang beruntung. Sebagaimana firman Allah dalam QS Al Ashr 1 – 3.
وَالْعَصْرِ(1)إِنَّ اْلإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ(2)إِلَّا الَّذِينَ ءَامَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ(3)
Demi masa sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.[2]
Perbuatan itu yang menyebabkan manusia beruntung ( untuk itu jangan ditinggalkan tugas da'wah terutama mengajar Al Quran, dahulukan keluargamu).
Perbuatan itu yang menyebabkan manusia beruntung ( untuk itu jangan ditinggalkan tugas da'wah terutama mengajar Al Quran, dahulukan keluargamu).
Hindari perbuatan yang dilarang. Contoh: Janganlah mengikuti orang - orang yang berpecah belah yang menimbulkan saling berbantah - bantahan, karena hal itu dilarang oleh Allah. Sebagaimana firmanNya dalam QS Al-anfal 46 )
وَلَا تَنَازَعُوا فَتَفْشَلُوا وَتَذْهَبَ رِيحُكُمْ وَاصْبِرُوا إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ
Dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.[3]
Non muslim berharap agar orang - orang Islam saling bermusuhan, karena itu persatukan serta damaikan mereka agar ummat islam bisa bersatu.
Kesabaran dalam berda'wah Allah memberi contoh dengan menceritakan sejarah Nabi Nuh yang umurnya 950th, namun sedikit sekali dari kaumnya yang beriman, akhirnya Allah mendatangkan banjir besar. Sebagaimana yang tercantum dalam QS Al Ankabut 14 – 15.
وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا نُوحاً إِلَى قَوْمِهِ فَلَبِثَ فِيهِمْ أَلْفَ سَنَةٍ إِلَّا خَمْسِينَ عَاماً فَأَخَذَهُمُ الطُّوفَانُ وَهُمْ ظَالِمُونَ
29.14. Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, maka ia tinggal di antara mereka seribu tahun kurang lima puluh tahun. Maka mereka ditimpa banjir besar, dan mereka adalah orang-orang yang zalim.
فَأَنجَيْنَاهُ وَأَصْحَابَ السَّفِينَةِ وَجَعَلْنَاهَا آيَةً لِّلْعَالَمِينَ
29.15. Maka Kami selamatkan Nuh dan penumpang-penumpang bahtera itu dan Kami jadikan peristiwa itu pelajaran bagi semua umat manusia.
Kesedihan yang di alami oleh Nabi Nuh, bukan saja karena ditolak kaumnya, namun seorang anaknya malah menolak ketika diperintah Nabi Nuh naik ke kapal bersama ayahnya, akhirnya ia tenggelam bersama orang – orang kafir. Sebagaimana tercantum dalam QS Hud 40 – 46
حَتَّى إِذَا جَاء أَمْرُنَا وَفَارَ التَّنُّورُ قُلْنَا احْمِلْ فِيهَا مِن كُلٍّ زَوْجَيْنِ اثْنَيْنِ وَأَهْلَكَ إِلاَّ مَن سَبَقَ عَلَيْهِ الْقَوْلُ وَمَنْ آمَنَ وَمَا آمَنَ مَعَهُ إِلاَّ قَلِيلٌ
11.40. Hingga apabila perintah Kami datang dan dapur telah memancarkan air, Kami berfirman: "Muatkanlah ke dalam bahtera itu dari masing-masing binatang sepasang (jantan dan betina), dan keluargamu kecuali orang yang telah terdahulu ketetapan terhadapnya dan (muatkan pula) orang-orang yang beriman." Dan tidak beriman bersama dengan Nuh itu kecuali sedikit.
وَقَالَ ارْكَبُواْ فِيهَا بِسْمِ اللّهِ مَجْرَاهَا وَمُرْسَاهَا إِنَّ رَبِّي لَغَفُورٌ رَّحِيمٌ
11.41. Dan Nuh berkata: "Naiklah kamu sekalian ke dalamnya dengan menyebut nama Allah di waktu berlayar dan berlabuhnya." Sesungguhnya Tuhanku benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
وَهِيَ تَجْرِي بِهِمْ فِي مَوْجٍ كَالْجِبَالِ وَنَادَى نُوحٌ ابْنَهُ وَكَانَ فِي مَعْزِلٍ يَا بُنَيَّ ارْكَب مَّعَنَا وَلاَ تَكُن مَّعَ الْكَافِرِينَ
11.42. Dan bahtera itu berlayar membawa mereka dalam gelombang laksana gunung. Dan Nuh memanggil anaknya - sedang anak itu berada di tempat yang jauh terpencil: "Hai anakku, naiklah (ke kapal) bersama kami dan janganlah kamu berada bersama orang-orang yang kafir."
قَالَ سَآوِي إِلَى جَبَلٍ يَعْصِمُنِي مِنَ الْمَاء قَالَ لاَ عَاصِمَ الْيَوْمَ مِنْ أَمْرِ اللّهِ إِلاَّ مَن رَّحِمَ وَحَالَ بَيْنَهُمَا الْمَوْجُ فَكَانَ مِنَ الْمُغْرَقِينَ
11.43. Anaknya menjawab: "Aku akan mencari perlindungan ke gunung yang dapat memeliharaku dari air bah!" Nuh berkata: "Tidak ada yang melindungi hari ini dari azab Allah selain Allah (saja) Yang Maha Penyayang". Dan gelombang menjadi penghalang antara keduanya; maka jadilah anak itu termasuk orang-orang yang ditenggelamkan.
وَقِيلَ يَا أَرْضُ ابْلَعِي مَاءكِ وَيَا سَمَاء أَقْلِعِي وَغِيضَ الْمَاء وَقُضِيَ الأَمْرُ وَاسْتَوَتْ عَلَى الْجُودِيِّ وَقِيلَ بُعْداً لِّلْقَوْمِ الظَّالِمِينَ
11.44. Dan difirmankan: "Hai bumi telanlah airmu, dan hai langit (hujan) berhentilah," dan airpun disurutkan, perintahpun diselesaikan dan bahtera itupun berlabuh di atas bukit Judi, dan dikatakan: "Binasalah orang-orang yang zalim ."
وَنَادَى نُوحٌ رَّبَّهُ فَقَالَ رَبِّ إِنَّ ابُنِي مِنْ أَهْلِي وَإِنَّ وَعْدَكَ الْحَقُّ وَأَنتَ أَحْكَمُ الْحَاكِمِينَ
11.45. Dan Nuh berseru kepada Tuhannya sambil berkata: "Ya Tuhanku, sesungguhnya anakku termasuk keluargaku, dan sesungguhnya janji Engkau itulah yang benar. Dan Engkau adalah Hakim yang seadil-adilnya."
قَالَ يَا نُوحُ إِنَّهُ لَيْسَ مِنْ أَهْلِكَ إِنَّهُ عَمَلٌ غَيْرُ صَالِحٍ فَلاَ تَسْأَلْنِ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنِّي أَعِظُكَ أَن تَكُونَ مِنَ الْجَاهِلِينَ
11.46. Allah berfirman: "Hai Nuh, sesungguhnya dia bukanlah termasuk keluargamu (yang dijanjikan akan diselamatkan), sesungguhnya (perbuatan)nya perbuatan yang tidak baik. Sebab itu janganlah kamu memohon kepada-Ku sesuatu yang kamu tidak mengetahui (hakekat)nya. Sesungguhnya Aku memperingatkan kepadamu supaya kamu jangan termasuk orang-orang yang tidak berpengetahuan."
Perjalanan Rasulullah SAW.
Ketika kanak – kanak Beliau mengembala kambing. Setelah remaja beliau berdagang, yang akhirnya menikah dengan Khadijah, kemudian beliau di beri wahyu oleh Allah dan dijadikan utusanNya (berda'wah di Mekkah dan di Madinah selama 23 th). Sebagaimana yang tercantum dalam hadits:
- عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْه قَالَ أُنْزِلَ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ ابْنُ أَرْبَعِينَ فَمَكَثَ بِمَكَّةَ ثَلَاثَ عَشْرَةَ سَنَةً ثُمَّ أُمِرَ بِالْهِجْرَةِ فَهَاجَرَ إِلَى الْمَدِينَةِ فَمَكَثَ بِهَا عَشْرَ سِنِينَ ثُمَّ تُوُفِّيَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ.
Dari Ibnu Abbas ra berkata: Rasulullah SAW di turuni wahyu pada usia empat puluh tahun, lalu menetap di Mekkah tiga belas tahun .lantas diperintah untuk berhijrah, lalu beliau berhijrah ke Medinah . beliau menetap disana selama sepuluh tahun, lalu wafat . HR Bukhari 223/12.
Dalam berda'wah, Allah juga memberi ujian kepadanya (tentang beritanya) tapi Beliau tetap sabar. Sebagaimana firman Allah dalam QS Muhammad 31:
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ حَتَّى نَعْلَمَ الْمُجَاهِدِينَ مِنْكُمْ وَالصَّابِرِينَ وَنَبْلُوَ أَخْبَارَكُمْ
Dan sesungguhnya Kami benar-benar akan menguji kamu agar Kami mengetahui orang-orang yang berjihad dan bersabar di antara kamu; dan agar Kami uji berita – beritamu .[4]
Maka dari itu tidak ada kesuksesan tanpa kesabaran dan perjuangan. Sehingga balasan Allah kepada Beliau diperlihatkan (ketika) menjalankan Haji wada’ (menjelang wafat) tampaklah pengikutnya yang luar biasa banyaknya. Sebagaimana di sebutkan dalam hadits: Abdullah bin Umar ra berkata:
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا اسْتَوَتْ بِهِ رَاحِلَتُهُ قَائِمَةً عِنْدَ مَسْجِدِ ذِي الْحُلَيْفَةِ أَهَلَّ فَقَالَ لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ لَبَّيْكَ لَبَّيْكَ لَا شَرِيكَ لَكَ لَبَّيْكَ إِنَّ الْحَمْدَ وَالنِّعْمَةَ لَكَ وَالْمُلْكَ لَا شَرِيكَ لَكَ
Sesungguhnya Rasulullah SAW ketika kendaraannya berdiri tegak di masjid Zul Hulaifah, membaca talbiyah sebagai berikut:
لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ لَبَّيْكَ لَبَّيْكَ لَا شَرِيكَ لَكَ لَبَّيْكَ إِنَّ الْحَمْدَ وَالنِّعْمَةَ لَكَ وَالْمُلْكَ لَا شَرِيكَ لَكَ
Aku memenuhi panggilan Mu ya Allah, Aku memenuhi panggilan Mu, Aku memenuhi panggilan Mu. Tiada sekutu bagi Mu. Sesungguhnya pujaan, kenikmatan dan kerajaan milik Mu. Tiada sekutu bagi Mu.
[5]
[5]
Ibnu Umar ra berkata:
لَا يَزِيدُ عَلَى هَؤُلَاءِ الْكَلِمَاتِ
Rasulullah SAW tidak menambah kalimat lain selain itu [6]
Menurut riwayat Muslim sebagai berikut:
ثُمَّ رَكِبَ الْقَصْوَاءَ حَتَّى إِذَا اسْتَوَتْ بِهِ نَاقَتُهُ عَلَى الْبَيْدَاءِ نَظَرْتُ إِلَى مَدِّ بَصَرِي بَيْنَ يَدَيْهِ مِنْ رَاكِبٍ وَمَاشٍ وَعَنْ يَمِينِهِ مِثْلَ ذَلِكَ وَعَنْ يَسَارِهِ مِثْلَ ذَلِكَ وَمِنْ خَلْفِهِ مِثْلَ ذَلِكَ وَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَيْنَ أَظْهُرِنَا وَعَلَيْهِ يَنْزِلُ الْقُرْآنُ وَهُوَ يَعْرِفُ تَأْوِيلَهُ وَمَا عَمِلَ بِهِ مِنْ شَيْءٍ عَمِلْنَا بِهِ فَأَهَلَّ بِالتَّوْحِيدِ لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ لَبَّيْكَ لَبَّيْكَ لَا شَرِيكَ لَكَ لَبَّيْكَ إِنَّ الْحَمْدَ وَالنِّعْمَةَ لَكَ وَالْمُلْكَ لَا شَرِيكَ لَكَ وَأَهَلَّ النَّاسُ بِهَذَا الَّذِي يُهِلُّونَ بِهِ فَلَمْ يَرُدَّ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَيْهِمْ شَيْئًا مِنْهُ وَلَزِمَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَلْبِيَتَهُ
Kemudian Rasulullah SAW naik onta bernama Al Qaswa`, ketika sampai di padang sahara, aku (Jabir bin Abdillah) melihat orang yang naik kendaraan atau berjalan kaki berjejal sejauh pandanganku. Di kanan kiri dan belakang beliau juga seperti itu. Rasulullah SAW di muka kami dan beliau dituruni Al Quran. Beliau yang mengetahui takwilnya. Apa yang beliau lakukan kami ikut saja, beliau bertalbiyah tauhid sebagai berikut:
لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ لَبَّيْكَ لَبَّيْكَ لَا شَرِيكَ لَكَ لَبَّيْكَ إِنَّ الْحَمْدَ وَالنِّعْمَةَ لَكَ وَالْمُلْكَ لَا شَرِيكَ لَكَ
Orang - orang ikut membacanya dan beliau membiarkan mereka berbuat seperti itu, beliau tetap membaca talbiyah.
[7]
[7]
Siapa yantg tidak salut kepada beliau yang kehidupannya sangat sederhana, begitu juga sang putri (Fatimah) Sebagaimana tercantum dalam hadis. Ali ra berkata:
أَنَّ فَاطِمَةَ عَلَيْهَا السَّلَام اشْتَكَتْ مَا تَلْقَى مِنَ الرَّحَى مِمَّا تَطْحَنُ فَبَلَغَهَا أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أُتِيَ بِسَبْيٍ فَأَتَتْهُ تَسْأَلُهُ خَادِمًا فَلَمْ تُوَافِقْهُ فَذَكَرَتْ لِعَائِشَةَ فَجَاءَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَذَكَرَتْ ذَلِكَ عَائِشَةُ لَهُ فَأَتَانَا وَقَدْ دَخَلْنَا مَضَاجِعَنَا فَذَهَبْنَا لِنَقُومَ فَقَالَ عَلَى مَكَانِكُمَا حَتَّى وَجَدْتُ بَرْدَ قَدَمَيْهِ عَلَى صَدْرِي فَقَالَ أَلَا أَدُلُّكُمَا عَلَى خَيْرٍ مِمَّا سَأَلْتُمَاهُ إِذَا أَخَذْتُمَا مَضَاجِعَكُمَا فَكَبِّرَا اللَّهَ أَرْبَعًا وَثَلَاثِينَ وَاحْمَدَا ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ وَسَبِّحَا ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ فَإِنَّ ذَلِكَ خَيْرٌ لَكُمَا مِمَّا سَأَلْتُمَاهُ *
Sesunggguhnya Fatimah mengadukan keberatan membikin tepung dengan gilingan, lalu mendengar kabar bahwa Rasulullah SAW mendapat banyak tawanan. Beliau datang kepada ayahnya untuk minta pelayan, tapi tidak berjumpa dengannya. Lalu dituturkan kepada Aisyah. Nabi SAW datang, Aisyah menuturkan hal itu kepada Nabi SAW. Beliau datang kepada kami, lalu masuk ketempat tidur kami.
Ali berkata : “Kita mau bangun, beliau bersabda: ” Tetaplah ditempatmu. Hingga aku merasakan dinginnya kedua tapak kaki beliau didadaku. Beliau bersabda:”Maukah aku tunjukkan kamu berdua apa yang lebih baik dari pada permintaan kalian
Bila kamu berdua berangkat tidur, bacalah takbir 34 kali, memuji Allah 33 kali, membaca tasbih 33 kali. Sesungguhnya hal itu lebih baik dari pada permintaan kalian.
Aisyah, ketika didatangi oleh Nabi SAW tiada yang berdiri. Bahkan Ali dan fatimah mau berdiri tidak diperbolehkan. Memang adat Islam lain dengan adat budha atau konghucu atau agama lainnya yang suka berdiri untuk menghormati tokohnya. Rasulullah SAW tidak mengajari seperti itu. Muttafaq alaih.
Adanya tidak diberi budak, mungkin maksud Rasul agar Fatimah banyak perjuangannya dalam rumah tangga sehingga di akhirat akan menerima balasannya. Benarlah hadis tentang Fatimah dibisiki oleh Rasul lalu menangis, kemudian tertawa. Sebagaimana disebutkan dalam hadis:
1593حَدِيْثُ عَائِشَةَ، وَفَاطِمَةَ عَلَيْهَا السَّلاَمُ عَنْ عَائِشَةَ، أُمِّ الْمُؤْمِنِينَ قَالَتْ: إِنَّا كُنَّا، أَزْوَاجَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، عِنْدَهُ جَمِيعًا لَمْ تُغَادَرْ مِنَّا وَاحِدَةٌ فَأَقْبَلَتْ فَاطِمَةُ عَلَيْهَا السَّلاَمُ تَمْشِي، لاَ، وَاللهِ مَا تَخْفَى مِشْيَتُهَا مِنْ مَشْيَةِ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلَمَّا رَآهَا رَحَّبَ قَالَ: مَرْحَبًا بِابْنَتِي، ثُمَّ أَجْلَسَهَا عَنْ يَمِينِهِ أَوْ عَنْ شِمَالِهِ ثُمَّ سَارَّهَا فَبَكَتْ بُكَاءً شَدِيدًا فَلَمَّا رَأَى حُزْنَهَا سَارَّهَا الثَّانِيَةَ، فَإِذَا هِيَ تَضْحَكُ فَقُلْتُ لَهَا، أَنَا مِنْ بَيْنَ نِسَائِهِ: خَصَّكِ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، بِالسِّرِّ مِنْ بَيْنِنَا، ثُمَّ أَنْتِ تَبْكِينَ فَلَمَّا قَامَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، سَأَلْتُهَا: عَمَّا سَارَّكِ قَالَتْ: مَا كُنْتُ لأُفْشِيَ عَلَى رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سِرَّهُ فَلَمَّا تُوُفِيَ قُلْتَ لَهَا: عَزَمْتُ عَلَيْكِ، بَمَا لِي عَلَيْكِ مَنَ الْحَقِّ، لَمَّا أَخْبَرْتِنِي قَالَتْ: أَمَّا الآنَ، فَنَعَمْ فَأَخْبَرَتْنِي، قَالَتْ: أَمَّا حِينَ سَارَّنِي فِي الأَمْرِ الأَوَّلِ، فَإِنَّهُ أَخْبَرَنِي: أَنَّ جِبْرِيلَ كَانَ يُعَارِضُهُ بِالْقُرْآنِ كُلَّ سَنَةٍ مَرَّةً، وَإِنَّهُ قَدْ عَارَضَنِي بِهِ، الْعَامَ، مَرَّتَيْنِ، وَلاَ أَرَى الأَجَلَ إِلاَّ قَدِ اقْتَرَبَ، فَاتَّقِي اللهَ وَاصْبِرِي، فَإِنِّي نِعْمَ السَّلَفُ أَنَا لَكِ قَالَتْ: فَبَكَيْتُ بُكَائِي الَّذِي رَأَيْتِ فَلَمَّا رَأَى جَزَعِي سَارَّنِي الثَّانِيَةَ، قَالَ: يَا فَاطِمَةُ أَلاَ تَرْضَيْنَ أَنْ تَكُونِي سَيِّدَةَ نِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ، أَوْ سَيِّدَةَ نِسَاءِ هذِهِ الأُمَّةِ
. Aisyah ra menuturkan: “Pada suatu kali ketika kami para isteri Nabi saw berada di sisi beliau saw, tidak seorangpun dari kami yang meninggalkan beliau saw, tiba-tiba Fatimah datang berjalan kaki, demi Allah jalannya Fatimah mirip dengan jalannya Rasulullah saw. Ketika beliau saw melihat kedatangan Fatimah, maka beliau saw menyambutnya seraya berkata: “Selamat datang wahai puteriku.” Kemudian beliau mempersilahkannya duduk di sebelah kanan atau di sebelah kirinya. Kemudian beliau saw berbisik dengannya, sehingga ia menangis sangat keras. Ketika beliau melihat Fatimah sangat susah, maka beliau saw berbisik untuk yang kedua kali sehingga ia tertawa.
Kataku: “Aku termasuk salah seorang isteri beliau, tetapi mengapa engkau diberi berita rahasia diantara kami secara khusus kemudian engkau menangis.” Ketika Rasulullah pergi, maka kami bertanya kepadanya: “Apa yang dibisikan Rasulullah kepadamu?”
Jawab Fatimah: “Aku tidak akan membuka rahasia Rasulullah kepada siapapun.”
Setelah Rasulullah saw wafat, maka aku berkata kepadanya: “Aku sengaja datang kepadamu untuk bertanya apa yang dibisikan Rasulullah saw kepadamu pada saat itu?”
Jawab Fatimah: “Adapun sekarang aku mau memberitahukan kepadamu, bisikan yang pertama adalah beliau memberitahuku bahwa jibril bertadarus dengan beliau saw pada bulan Ramadhan ini sebanyak dua kali, padahal setiap tahunnya hanya sekali, maka menurutku saat kematianku hampir tiba, karena itu bertakwalah dan bersabarlah, sesungguhnya sebaik-baik orang yang aku tinggal adalah engkau.”
Maka aku menangis seperti yang engkau lihat. Kemudian ketika beliau melihat aku sangat susah, maka beliau berbisisk kepadaku yang kedua: “Wahai Fatimah, apakah engkau tidak puas jika engkau menjadi wanita mukminah yang paling mulia atau wanita yang paling terkemuka di antara wanita-wanita ummat ini?” (Bukhari, 79, kitabul isti’dzan, 43, bab seorang yang berbisik di antara orang banyak dan ia merahasiakan ucapan kawannya).
Tentang hadis tersebut, insyaAllah hadisnya muttafaq alaih, imam Muslim juga meriwayatkannya di nomer 2450 Tirmidzi 3872 Ibnu Majah 1621 Ahmad 23963.
Secara praktek, memang Rasulullah SAW tidak memanjakan istri begitu juga putrinya, sehingga ketika mendapatkan banyak tawanan, dibagikan kepada para sahabatnya. Pernah suatu hari beliau mendapat permata satu karung, namun beliau tidak mau masuk kekamar sebelum permata itu habis (untuk memenuhi kewajibannya dan di infakkan semua). Padahal istri ibnu Mas’ud ketika mau berinfaq, diperintah oleh Rasul agar diberikan kepada suaminya dan anak – anaknya, sebagaimana hadis:
584- حَدِيْثُ زَيْنَبَ امْرَأَةِ عَبْدِ اللهِ قَالَتْ: كُنْتُ فِي الْمَسْجِدِ، فَرَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ ، فَقَالَ: تَصَدَّقْنَ وَلَوْ مِنْ حُلِيِّكُنَّ وَكَانَتْ زَيْنَبُ تُنْفِقُ عَلَى عَبْدِ اللهِ، وَأَيْتَامٍ فِي حَجْرِهَا، فَقَالَتْ لِعَبْدِ اللهِ، سَلْ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ ، أَيَجْزِي عَنِّي أَنْ أُنْفِقَ عَلَيْكَ وَعَلَى أَيْتَامِي فِي حَجْرِي مِنَ الصَّدَقَةِ فَقَالَ: سَلِي أَنْتِ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ ؛ فَانْطَلَقْتُ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ فَوَجَدْتُ امْرَأَةً مِنَ الأَنْصَارِ عَلَى الْبَابِ، حَاجَتُهَا مِثْلُ حَاجَتِي؛ فَمَرَّ عَلَيْنَا بِلاَلٌ، فَقُلْنَا: سَلِ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ ، أَيَجْزِي عَنِّي أَنْ أُنْفِقَ عَلَى زَوْجِي وَأَيْتَامٍ لِي فِي حَجْرِي وَقُلْنَا: لاَ تُخْبِرْ بِنَا فَدَخَلَ فَسَأَلَهُ، فَقَالَ: مَنْ هُمَا قَالَ: زَيْنَبُ قَالَ: أَيُّ الزَّيَانِبِ قَالَ: امْرَأَة عَبْدِ اللهِ، قَالَ: نَعَمْ لَهَا أَجْرَانِ، أَجْرُ الْقَرَابَةِ وأَجْرُ الصَّدَقَةِ
أَخْرَجَهُ الْبُخَارِيْ فِى: 24 كِتَابُ الزَّكَاةِ: 48 بَابُ الزَّكَاةِ عَلَى الزَّوْجِ وَاْلأَيْتَامِ فِي الْحِجْرِ
584.Zaenab, isteri Abdullah ibnu Mas’ud menuturkan: “Ketika aku berada di dalam masjid, aku melihat Nabi saw ketika bersabda kepada kaum wanita: “Hendaknya kalian bersedekah, walaupun menyerahkan perhiasan kalian.” Zaenab selalu memberi nafkah kepada suaminya, Abdullah, dan anak-anak yatim yang diasuhnya.
Ia berkata kepada suaminya: “Tanyakan kepada Rasulullah saw, apakah aku sudah cukup jika aku menafkahkan hartaku kepadamu dan kepada anak-anak yatim yang di bawah asuhanku?”
Jawab Abdullah: “Sebaiknya, engkau saja yang bertanya kepada beliau saw.”
Maka aku mendatangi Nabi saw. Sesampainya aku di rumah Nabi saw, aku dapati ada sejumlah wanita yang ingin bertanya kepada beliau saw seperti yang ingin aku tanyakan. Ketika Bilal lewat di depan kami, maka kami titip pesan kepadanya: “Tanyakan kepada Nabi saw, apakah sudah cukup bagiku jika aku menafkahkan hartaku kepada suamiku dan sejumlah anak yatim yang di bawah asuhanku?” Dan kami berpesan kepadanya: “Jangan diberitahukan kepada beliau saw tentang kehadiran kami di sini.”
Bilal masuk ke rumah Nabi saw dan menyampaikan pertanyaan kami.
Tanya beliau saw: “Siapakah kedua orang itu?”
Jawab Bilal: “Ia adalah Zaenab.”
Tanya beliau saw: “Zaenab siapakah itu?”
Jawab Bilal: “Ia adalah isteri Abdullah ibnu Mas’ud.”
Sabda beliau saw: “Ya, ia akan diberi dua pahala, pahala menyambung tali kaum kerabat dan pahala sedekah.” (Bukhari, 24, Kitab Zakat, 48, bab memberi nafkah kepada suami dan anak-anak yatim yang diasuhnya).
Ingatlah nak! Dalil, adalah kebenaran yang tidak bisa ditolak, untuk itu apabila ada komentar mama yang bertentangan dengan dalil buang saja. Kembalilah kepada Al Quran dan hadis (sahih)
Dalam buku ini mama cantumkan sebahagian judul yang ada di blog, bersama bulan dan tahunnya:
1- Persiapkan Diri Kita untuk Masa Depan (2012/06).
2- Tidak Ada Paksaan Dalam Agama 2013/07).
3- Pelanggaran Di dalam Masjid (2013/06).
4- Indonesia Nilai Merah (2013/06).
5- Tamu Allah Yang Mabrur (2013/09).
6- Sifat-Sifat Calon Penduduk Surga (2012/06).
Semoga apa yang mama sampaikan, bisa bermanfaat Dunia Akhirat Aamiin.
Wassalam
Ummik Faizah
.
Ingatlah nak! Dalil, adalah kebenaran yang tidak bisa ditolak, untuk itu apabila ada komentar mama yang bertentangan dengan dalil buang saja. Kembalilah kepada Al Quran dan hadis (sahih)
Dalam buku ini mama cantumkan sebahagian judul yang ada di blog, bersama bulan dan tahunnya:
1- Persiapkan Diri Kita untuk Masa Depan (2012/06).
2- Tidak Ada Paksaan Dalam Agama 2013/07).
3- Pelanggaran Di dalam Masjid (2013/06).
4- Indonesia Nilai Merah (2013/06).
5- Tamu Allah Yang Mabrur (2013/09).
6- Sifat-Sifat Calon Penduduk Surga (2012/06).
Semoga apa yang mama sampaikan, bisa bermanfaat Dunia Akhirat Aamiin.
Wassalam
Ummik Faizah
.
Label:
Faizah
Artikel Terkait:
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Jumlah Pengunjung
Blog Archive
-
▼
2012
(33)
-
▼
Juni
(11)
- Persiapkan diri kita untuk masa depan
- Ingin jadi mukmin yang sukses?
- SEDERHANA DALAM BERBUSANA
- PRILAKU ORANG YANG MEMILIKI DERAJAT TINGGI
- PERSIAPKAN DIRI KITA Untuk masa depan ke ll
- KEISTIMEWAAN AL-QUR’AN
- Sukses dengan doa
- Sikap Yang Bijak
- Sifat - Sifat Calon Penduduk Surga
- pembukaan blog
- Membina generasi teladan
-
▼
Juni
(11)
About Me
- Faizahmahrus
Diberdayakan oleh Blogger.
0 komentar:
Posting Komentar