pembukaan

Senin, 11 Juli 2016

ORTU APA GURU?



                                     ORTU APA GURU?


 






Diantara pertanyaan (ortu apa guru yang lebih diutamakan)?

Komentar faizah: Yang jelas, ortu harus didahulukan/paling berjasa,  meskipun ada ustaz yang bilang“ Guru 900 ortu 100.

Bagaimana dengan hadis dari abu Hurairah
  •               Seorang laki-laki datang  kepada Rasullullah lalu bertanya:”wahai Rasullullah! siapakah orang yang paling berhak untuk ditemani dengan baik? beliau menjawab “Ibumu, Dia bertanya lagi, “lantas siapa? Rasul menjawab Ibumu, dia bertanya lagi, “lantas siapa?” Rasullullah menjawab ibumu. Dia bertanya lagi, lantas siapa? Rasulullahmenjawab" Kemudian ayahmu " (Muttaffaq Alaih, Bukhari 5971).

Maksudnya, ta'ati, hormati serta dahulukan ibumu, setelah itu ayahmu, dan Allah menjelaskan payahnya seorang ibu (mengandung dan melahirkannya) Dalam QS Al Ahqaf 15:

وَوَصَّيۡنَا ٱلۡإِنسَـٰنَ بِوَٲلِدَيۡهِ إِحۡسَـٰنًا‌ۖ حَمَلَتۡهُ أُمُّهُ ۥ كُرۡهً۬ا وَوَضَعَتۡهُ كُرۡهً۬ا‌ۖ وَحَمۡلُهُ ۥ وَفِصَـٰلُهُ ۥ ثَلَـٰثُونَ شَہۡرًا‌ۚ حَتَّىٰٓ إِذَا بَلَغَ أَشُدَّهُ ۥ وَبَلَغَ أَرۡبَعِينَ سَنَةً۬ قَالَ رَبِّ أَوۡزِعۡنِىٓ أَنۡ أَشۡكُرَ نِعۡمَتَكَ ٱلَّتِىٓ أَنۡعَمۡتَ عَلَىَّ وَعَلَىٰ وَٲلِدَىَّ وَأَنۡ أَعۡمَلَ صَـٰلِحً۬ا تَرۡضَٮٰهُ وَأَصۡلِحۡ لِى فِى ذُرِّيَّتِىٓ‌ۖ إِنِّى تُبۡتُ إِلَيۡكَ وَإِنِّى مِنَ ٱلۡمُسۡلِمِينَ (

Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah [pula]. Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdo’a: "Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri ni’mat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan [memberi kebaikan] kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri".

Payahnya ketika hamil/melahirkan tidak bisa diwakilkan, apalagi yang dirawat sendiri, untuk itu Maryam ketika habis melahirkan diperintah oleh Allah agar memakan buah korma/rutob (untuk menambah darah/kekuatan) dibutuhkan makanan yang bergizi agar ASI lancar, kesehatan terjaga, ketika ibunya lemah/susah maka bayinya rewel.


Berkaitan dalam QS Maryam 25-26 (hendaknya suka makan, minum dan tetap bersenang hati). Keridloan Allah tergantung kerelaan orang tuanya, untuk itu jadilah ortu yang pema’af dan suka berdo’a yang baik untuk keturunannya. Selanjutnya Allah menjelaskan dalam QS Al Ahqof 16:


أُوْلَـٰٓٮِٕكَ ٱلَّذِينَ نَتَقَبَّلُ عَنۡہُمۡ أَحۡسَنَ مَا عَمِلُواْ وَنَتَجَاوَزُ عَن سَيِّـَٔاتِہِمۡ فِىٓ أَصۡحَـٰبِ ٱلۡجَنَّةِ‌ۖ وَعۡدَ ٱلصِّدۡقِ ٱلَّذِى كَانُواْ يُوعَدُونَ

Mereka itulah orang-orang yang Kami terima amal baiknya yang telah mereka kerjakan dan Kami ampuni kesalahan-kesalahan mereka, bersama penghuni-penghuni surga, sebagai janji yang benar yang telah dijanjikan kepada mereka.


Setelah berbuat baik/ta’at kepada ibu, baru kepada ayah, apabila mereka tergolong musyrikin, maka tidak layak diikuti, namun pergaulilah dengan baik. Dalam QS Lukman 15:


وَإِن جَـٰهَدَاكَ عَلَىٰٓ أَن تُشۡرِكَ بِى مَا لَيۡسَ لَكَ بِهِۦ عِلۡمٌ۬ فَلَا تُطِعۡهُمَا‌ۖ وَصَاحِبۡهُمَا فِى ٱلدُّنۡيَا مَعۡرُوفً۬ا‌ۖ وَٱتَّبِعۡ سَبِيلَ مَنۡ أَنَابَ إِلَىَّ‌ۚ ثُمَّ إِلَىَّ مَرۡجِعُكُمۡ فَأُنَبِّئُڪُم بِمَا كُنتُمۡ تَعۡمَلُونَ


Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, maka Ku-beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.

Termasuk adab kepada ortu, janganlah berbicara hus, sebagaimana Allah berfirman dalam QS Al Isrok 24:

وَٱخۡفِضۡ لَهُمَا جَنَاحَ ٱلذُّلِّ مِنَ ٱلرَّحۡمَةِ وَقُل رَّبِّ ٱرۡحَمۡهُمَا كَمَا رَبَّيَانِى صَغِيرً۬ا

Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil".

Orang yang syirik tidak boleh dita’ati karena perbuatan dan perkataannya, condong kepada kebatilan. Sehingga diperintah untuk mengikuti orang yang kembali kepada Allah/cocok dengan syari’at, meskipun bukan gurunya.

Pertama, dilarang syirik, lantas menghormati orang yang berjasa (ibu, ayah, lantas guru) kecuali apabila ortu tidak bertanggung jawab kepada anaknya. Balasan sesuai perbuatan. Barang siapa yang tidak berbelas kasih kepada anak, maka (Allah) tidak berbelas kasih kepadanya. Al Hadis.

Di masa sahabat belum pernah saya dengar (ini murid/guru atau pendukungnya si fulan) guru Al Quran jarang menimbulkan perpecahan, yang menimbulkan perpecahan itu hadis ditulis, sehingga mereka menulis ayat-ayat Al Quran tapi tidak menulis hadis (terhambat perawi).

Yang jelas ada Kholifah, dan mereka menganggap Al Quran sebagai guru yang paling berharga/mudah difaham, ketika beliau menjumpai masalah, maka dikumpulkan rakyatnya (musyawarah) bagaimana Rasul bersabda dalam hal ini? Sehingga tidak banyak perpecahan.

Semoga jawaban ini bermanfa’at, terutama bagi yang bersangkutan.

                                          Wassalam.
.
Alamat blog: www.faizahmahrus.blogspot.com
    

0 komentar:

Jumlah Pengunjung

Blog Archive

About Me

Faizahmahrus
Lihat profil lengkapku
Diberdayakan oleh Blogger.

Pengunjung