Senin, 11 Juli 2016
ORTU APA GURU?
20.02 |
Diposting oleh
Faizahmahrus |
Edit Entri
Diantara
pertanyaan (ortu apa guru yang lebih diutamakan)?
Komentar
faizah: Yang jelas, ortu harus didahulukan/paling berjasa, meskipun ada ustaz yang bilang“ Guru 900 ortu 100.
Bagaimana dengan hadis dari abu Hurairah
- Seorang laki-laki datang kepada Rasullullah lalu bertanya:”wahai Rasullullah! siapakah orang yang paling berhak untuk ditemani dengan baik? beliau menjawab “Ibumu, Dia bertanya lagi, “lantas siapa? Rasul menjawab Ibumu, dia bertanya lagi, “lantas siapa?” Rasullullah menjawab ibumu. Dia bertanya lagi, lantas siapa? Rasulullahmenjawab" Kemudian ayahmu " (Muttaffaq Alaih, Bukhari 5971).
Maksudnya, ta'ati, hormati serta dahulukan ibumu, setelah itu ayahmu, dan Allah menjelaskan payahnya seorang
ibu (mengandung dan melahirkannya) Dalam QS Al Ahqaf 15:
وَوَصَّيۡنَا ٱلۡإِنسَـٰنَ
بِوَٲلِدَيۡهِ إِحۡسَـٰنًاۖ حَمَلَتۡهُ أُمُّهُ ۥ كُرۡهً۬ا وَوَضَعَتۡهُ
كُرۡهً۬اۖ وَحَمۡلُهُ ۥ وَفِصَـٰلُهُ ۥ ثَلَـٰثُونَ شَہۡرًاۚ حَتَّىٰٓ
إِذَا بَلَغَ أَشُدَّهُ ۥ وَبَلَغَ أَرۡبَعِينَ سَنَةً۬ قَالَ رَبِّ
أَوۡزِعۡنِىٓ أَنۡ أَشۡكُرَ نِعۡمَتَكَ ٱلَّتِىٓ أَنۡعَمۡتَ عَلَىَّ وَعَلَىٰ
وَٲلِدَىَّ وَأَنۡ أَعۡمَلَ صَـٰلِحً۬ا تَرۡضَٮٰهُ وَأَصۡلِحۡ لِى فِى
ذُرِّيَّتِىٓۖ إِنِّى تُبۡتُ إِلَيۡكَ وَإِنِّى مِنَ ٱلۡمُسۡلِمِينَ (
Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu
bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan
susah payah [pula]. Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan,
sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia
berdo’a: "Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri ni’mat Engkau yang
telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat
berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan
[memberi kebaikan] kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau
dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri".
Payahnya
ketika hamil/melahirkan tidak bisa diwakilkan, apalagi yang dirawat sendiri, untuk itu Maryam ketika habis melahirkan diperintah oleh Allah agar memakan buah korma/rutob (untuk menambah darah/kekuatan) dibutuhkan makanan yang bergizi agar ASI lancar, kesehatan terjaga, ketika ibunya lemah/susah maka bayinya rewel.
Berkaitan dalam QS Maryam 25-26 (hendaknya suka makan, minum dan tetap bersenang hati). Keridloan Allah tergantung kerelaan orang tuanya, untuk itu jadilah ortu yang pema’af dan suka berdo’a yang baik untuk keturunannya. Selanjutnya Allah menjelaskan dalam QS Al Ahqof 16:
Berkaitan dalam QS Maryam 25-26 (hendaknya suka makan, minum dan tetap bersenang hati). Keridloan Allah tergantung kerelaan orang tuanya, untuk itu jadilah ortu yang pema’af dan suka berdo’a yang baik untuk keturunannya. Selanjutnya Allah menjelaskan dalam QS Al Ahqof 16:
أُوْلَـٰٓٮِٕكَ ٱلَّذِينَ نَتَقَبَّلُ عَنۡہُمۡ أَحۡسَنَ مَا عَمِلُواْ
وَنَتَجَاوَزُ عَن سَيِّـَٔاتِہِمۡ فِىٓ أَصۡحَـٰبِ ٱلۡجَنَّةِۖ وَعۡدَ ٱلصِّدۡقِ
ٱلَّذِى كَانُواْ يُوعَدُونَ
Mereka
itulah orang-orang yang Kami terima amal baiknya yang telah mereka kerjakan dan
Kami ampuni kesalahan-kesalahan mereka, bersama penghuni-penghuni surga,
sebagai janji yang benar yang telah dijanjikan kepada mereka.
Setelah
berbuat baik/ta’at kepada ibu, baru kepada ayah, apabila mereka tergolong
musyrikin, maka tidak layak diikuti, namun pergaulilah dengan baik. Dalam QS
Lukman 15:
وَإِن جَـٰهَدَاكَ عَلَىٰٓ أَن تُشۡرِكَ بِى مَا لَيۡسَ لَكَ بِهِۦ عِلۡمٌ۬
فَلَا تُطِعۡهُمَاۖ وَصَاحِبۡهُمَا فِى ٱلدُّنۡيَا مَعۡرُوفً۬اۖ وَٱتَّبِعۡ
سَبِيلَ مَنۡ أَنَابَ إِلَىَّۚ ثُمَّ إِلَىَّ مَرۡجِعُكُمۡ فَأُنَبِّئُڪُم بِمَا
كُنتُمۡ تَعۡمَلُونَ
Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang
tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya,
dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang
kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, maka Ku-beritakan
kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.
Termasuk
adab kepada ortu, janganlah berbicara hus, sebagaimana Allah berfirman dalam QS
Al Isrok 24:
وَٱخۡفِضۡ لَهُمَا جَنَاحَ
ٱلذُّلِّ مِنَ ٱلرَّحۡمَةِ وَقُل رَّبِّ ٱرۡحَمۡهُمَا كَمَا رَبَّيَانِى صَغِيرً۬ا
Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan
ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka
berdua telah mendidik aku waktu kecil".
Orang yang syirik
tidak boleh dita’ati karena perbuatan dan perkataannya, condong kepada
kebatilan. Sehingga diperintah untuk mengikuti orang yang kembali kepada
Allah/cocok dengan syari’at, meskipun bukan gurunya.
Pertama, dilarang
syirik, lantas menghormati orang yang berjasa (ibu, ayah, lantas guru) kecuali
apabila ortu tidak bertanggung jawab kepada anaknya. Balasan sesuai perbuatan.
Barang siapa yang tidak berbelas kasih kepada anak, maka (Allah) tidak berbelas
kasih kepadanya. Al Hadis.
Di masa
sahabat belum pernah saya dengar (ini murid/guru atau pendukungnya si
fulan) guru Al Quran jarang menimbulkan perpecahan, yang menimbulkan perpecahan itu hadis ditulis, sehingga mereka menulis ayat-ayat Al Quran tapi tidak menulis hadis (terhambat perawi).
Yang jelas ada Kholifah, dan mereka menganggap Al Quran sebagai guru yang paling berharga/mudah difaham, ketika beliau menjumpai masalah, maka dikumpulkan rakyatnya (musyawarah) bagaimana Rasul bersabda dalam hal ini? Sehingga tidak banyak perpecahan.
Yang jelas ada Kholifah, dan mereka menganggap Al Quran sebagai guru yang paling berharga/mudah difaham, ketika beliau menjumpai masalah, maka dikumpulkan rakyatnya (musyawarah) bagaimana Rasul bersabda dalam hal ini? Sehingga tidak banyak perpecahan.
Semoga
jawaban ini bermanfa’at, terutama bagi yang bersangkutan.
Wassalam.
.
Alamat blog:
www.faizahmahrus.blogspot.com
Artikel Terkait:
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar