Minggu, 04 September 2016
BERQURBAN YANG DITERIMA.
22.47 |
Diposting oleh
Faizahmahrus |
Edit Entri
QURBAN HABIL DITERIMA, QOBIL TERTOLAK
- Orang yang berqurban (berdasarkan taqwa/sebagaimana Habil) merekalah yang diterima di sisi Allah. Dalam QS Al Hajj 37:
لَن يَنَالَ ٱللَّهَ لُحُومُهَا وَلَا دِمَآؤُهَا وَلَـٰكِن يَنَالُهُ
ٱلتَّقۡوَىٰ مِنكُمۡۚ كَذَٲلِكَ سَخَّرَهَا لَكُمۡ لِتُكَبِّرُواْ ٱللَّهَ عَلَىٰ
مَا هَدَٮٰكُمۡۗ وَبَشِّرِ ٱلۡمُحۡسِنِينَ
Daging-daging
unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai [keridhaan] Allah,
tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya. Demikianlah Allah telah
menundukkannya untukmu agar kamu mengagungkan Allah atas petunjuk yang Dia berikan
kepadamu. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik.
Pentingnya berdo'a: Allaahumma taqabbal haadzaa min......Ya Allah terimalah ini (korban) dari ....... (disebut namanya yang berqurban), begitu juga hewan yang disembelih jangan sampai cacad/buruk, karena
qurban Qabil tidak diterima sebab buruk, dia hasud karena Qurban Habil diterima. Inilah kedua
putra Adam yang menjadi contoh.
a)SIAPAKAH
MUHSININ?
b)SIAPAKAH
KADZIBIN?
a)Muhsinin
ialah gelar dari Allah yang diberikan kepada hamba Nya yang ta’at melaksanakan perintah, meskipun berat di hati. Diantaranya: Nabi Ibrahim ketika diperintah
menyembelih putranya/Ismail. Dalam QS Assoffat 103-105:
فَلَمَّآ أَسۡلَمَا وَتَلَّهُ ۥ لِلۡجَبِينِ (١٠٣) وَنَـٰدَيۡنَـٰهُ
أَن يَـٰٓإِبۡرَٲهِيمُ (١٠٤) قَدۡ صَدَّقۡتَ ٱلرُّءۡيَآۚ إِنَّا كَذَٲلِكَ
نَجۡزِى ٱلۡمُحۡسِنِينَ
Tatkala
keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis
[nya], [nyatalah kesabaran keduanya]. (103) Dan Kami
panggillah dia: "Hai Ibrahim, (104) sesungguhnya
kamu telah membenarkan mimpi itu [1] , sesungguhnya demikianlah Kami memberi
balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.
Inilah benar-benar suatu ujian yang
nyata, lantas Allah menggantinya domba besar (sekedar menguji keimanan hamba
Nya). Dalam QS
Assoffat 106-107:
إِنَّ هَـٰذَا لَهُوَ
ٱلۡبَلَـٰٓؤُاْ ٱلۡمُبِينُ (١٠٦) وَفَدَيۡنَـٰهُ بِذِبۡحٍ عَظِيمٍ۬
Sesungguhnya
ini benar-benar suatu ujian yang nyata. (106) Dan Kami
tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.
KEISTIMEWAAN
BERQURBAN
Setelah Nabi di janji oleh Allah (disediakan telaga Al kautsar yang mempunyai banyak kebaikan, jumlah bejananya mirip bintang bintang) lantas beliau diperintah agar mendirikan salat dan menyembelih hewan Qurban. Inilah kesimpulan ketika turunnya QS Al Kausar sebagai pelajaran (setelah di beri kabar gembira lantas diberi tugas) supaya tidak merasa keberatan. Adapun orang yang dilarang mendekati Telaga itu, karena mereka mengerjakan perkara baru setelah beliau wafat.
Diantara keistimewaannya lagi:
1) Allah akan mengganti berlipat ganda, karena hal itu sama dengan meminjamkan untuk Allah. Dalam QS Al Baqarah 245:
1) Allah akan mengganti berlipat ganda, karena hal itu sama dengan meminjamkan untuk Allah. Dalam QS Al Baqarah 245:
مَّن ذَا ٱلَّذِى يُقۡرِضُ
ٱللَّهَ قَرۡضًا حَسَنً۬ا فَيُضَـٰعِفَهُ ۥ لَهُ ۥۤ أَضۡعَافً۬ا
ڪَثِيرَةً۬ۚ وَٱللَّهُ يَقۡبِضُ وَيَبۡصُۜطُ وَإِلَيۡهِ تُرۡجَعُونَ
Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik
[menafkahkan hartanya di jalan Allah], maka Allah akan melipat gandakan
pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. Dan Allah menyempitkan dan
melapangkan [rezki] dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan.
2)Melatih kesabaran, lebih mendahulukan perintah dari pada kepentingannya, karena berQurban bisa menolak
balak, dijauhkan dari kesedihan/merasa bahagia. Bagi mereka pahala. Dalam QS Al Baqarah 274:
ٱلَّذِينَ يُنفِقُونَ
أَمۡوَٲلَهُم بِٱلَّيۡلِ وَٱلنَّهَارِ سِرًّ۬ا وَعَلَانِيَةً۬ فَلَهُمۡ أَجۡرُهُمۡ
عِندَ رَبِّهِمۡ وَلَا خَوۡفٌ عَلَيۡهِمۡ وَلَا هُمۡ يَحۡزَنُونَ
Orang-orang yang menafkahkan hartanya di malam dan di siang hari secara
tersembunyi dan terang-terangan, maka mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya.
Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak [pula] mereka bersedih hati.
3)Nikmat
bertambah.
Karena
termasuk hamba yang bersyukur, sedangkan janji Allah dalam QS Ibrahim 7:
وَإِذۡ تَأَذَّنَ رَبُّكُمۡ
لَٮِٕن شَڪَرۡتُمۡ لَأَزِيدَنَّكُمۡۖ وَلَٮِٕن ڪَفَرۡتُمۡ إِنَّ عَذَابِى
لَشَدِيدٌ۬
Dan
[ingatlah juga], tatkala Tuhanmu mema’lumkan: "Sesungguhnya jika kamu
bersyukur, pasti Kami akan menambah [ni’mat] kepadamu, dan jika kamu
mengingkari [ni’mat-Ku], maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".
Dari
keta’atan Nabi Ibrahim, sehingga Allah memujinya dan menyambut (selamat wahai
Ibrahim) dalam QS Assaffat 108-109:
وَتَرَكۡنَا عَلَيۡهِ فِى
ٱلۡأَخِرِينَ (١٠٨) سَلَـٰمٌ عَلَىٰٓ إِبۡرَٲهِيمَ
Kami
abadikan untuk Ibrahim itu [pujian yang baik] di kalangan orang-orang yang
datang kemudian, (108) [yaitu] "Selamat sejahtera
bagi Ibrahim.
Ucapan
selamat karena sukses dalam melaksanakan perintah, adapun selamat ulang tahun adalah
bid’ah/berbedalah dengan adat Yahudi. Yang benar itu bersyukur dengan
beribadah (berpuasa/bersedekah/salat)
dan lain sebagainya.
Adapun keutamaan
berpuasa di bulan Dzul Hijjah, tidak usah diperdebatkan (karena ada yang mengatakan
hadisnya hasan/ada yang melemahkan) itulah penilaian manusia (dizaman Rasul hadis tidak ditulis) karena menimbulkan perpecahan.
Yang penting jangan dilarang. Berpuasalah kalian maka akan sehat. Dan Aku (Allah)
yang akan membalasnya. Namun sebaik-baik puasa adalah puasa Nabi Dawud (sehari
puasa sehari berbuka) Insya Allah ini yang terbaik menurut kesehatan.
Semoga yang sudah menyiapkan hewan Qurban, diterima oleh Allah, dan yang belum semoga punya rasa iri agar bisa mendahulukan Qurban, karena ada kemauan pasti ada jalan.
Rasul sering berdo’a (sebelum salam) dengan membaca:
Semoga yang sudah menyiapkan hewan Qurban, diterima oleh Allah, dan yang belum semoga punya rasa iri agar bisa mendahulukan Qurban, karena ada kemauan pasti ada jalan.
Rasul sering berdo’a (sebelum salam) dengan membaca:
ALLAAHUMMA A’INNII
‘ALAA DZIKRIKA WASYUKRIKA WAHUSNI ‘IBAADATIK.
Ya Allah!
Berilah pertolongan kepadaku untuk berdzikir kepada Mu dan bersyukur kepada Mu,
dan beribadah yang baik pada Mu.
b)SIAPAKAH
KADZIBIN?
Yaitu orang
yang mendirikan masjid dlirar/yang kedua/ketiga, karena Allah menjelaskan
(mereka dengan pasti bersumpah/kami hanya menghendaki kebaikan) dan Allah
menyifati mereka itu pendusta. Dalam QS At Taubah 107:
وَلَيَحۡلِفُنَّ إِنۡ
أَرَدۡنَآ إِلَّا ٱلۡحُسۡنَىٰۖ وَٱللَّهُ يَشۡہَدُ إِنَّہُمۡ لَكَـٰذِبُونَ
Dan
mereka sesungguhnya bersumpah: "Kami tidak menghendaki selain
kebaikan." Dan Allah menjadi saksi bahwa sesungguhnya mereka itu adalah
pendusta [dalam sumpahnya].
Sehingga
dilarang mendirikan salat didalamnya. Dalam QS At
Taubah 108:
لَا تَقُمۡ فِيهِ أَبَدً۬اۚ
لَّمَسۡجِدٌ أُسِّسَ عَلَى ٱلتَّقۡوَىٰ مِنۡ أَوَّلِ يَوۡمٍ أَحَقُّ أَن تَقُومَ
فِيهِۚ فِيهِ رِجَالٌ۬ يُحِبُّونَ أَن يَتَطَهَّرُواْۚ وَٱللَّهُ يُحِبُّ
ٱلۡمُطَّهِّرِينَ
Janganlah
kamu bersembahyang dalam masjid itu selama-lamanya. Sesungguhnya masjid yang
didirikan atas dasar takwa [masjid Quba], sejak hari pertama adalah lebih patut
kamu bersembahyang di dalamnya. Di dalamnya ada orang-orang yang ingin
membersihkan diri. Dan Allah menyukai orang-orang yang bersih.
Allah tidak suka perpecahan yang menyebabkan ummat islam kalah, kecuali
apabila masjid yang pertama terlalu jauh,
sehingga tidak menimbulkan permusuhan.
Termasuk pendusta agama: Orang yang menghardik anak yatim/tidak mendukung untuk
memberi makan masakin, dan orang yang lalai (salatnya) serta enggan
memberi bantuan. Inilah kesimpulan dari QS Al Ma’un 1-7.
Semoga
bermanfa’at dan bisa meningkatkan amal ibadah kita.
Wassalam.
Alamat blog: www.faizahmahrus.blogspot.com
Artikel Terkait:
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar