pembukaan

Jumat, 26 Agustus 2016

KENA APA WAHABI DAN NU PECAH?



                             WAHABI DAN NU DI ADU DOMBA


Pertanyaan yang tidak butuh jawaban, hanya membutuhkan saling adanya pengertian. PKI, Syi'ah, kafirin sama bersatu padu untuk mengalahkan ummat islam, sehingga kita diadu domba, dipecah belah (karena benci) Inilah kesimpulan dari QS Al Baqarah 120:

  • وَلَن تَرۡضَىٰ عَنكَ ٱلۡيَہُودُ وَلَا ٱلنَّصَـٰرَىٰ حَتَّىٰ تَتَّبِعَ مِلَّتَہُمۡ‌ۗ قُلۡ إِنَّ هُدَى ٱللَّهِ هُوَ ٱلۡهُدَىٰ‌ۗ وَلَٮِٕنِ ٱتَّبَعۡتَ أَهۡوَآءَهُم بَعۡدَ ٱلَّذِى جَآءَكَ مِنَ ٱلۡعِلۡمِ‌ۙ مَا لَكَ مِنَ ٱللَّهِ مِن وَلِىٍّ۬ وَلَا نَصِيرٍ

Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk [yang benar]". Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.

Kebaikan ummat islam meskipun banyak disembunyikan, salah sedikit masuk penjara, sementara non muslim sedikit kebaikan/banyak pelanggaran, dipuji-puji TV, koran, majalah, mereka tidak bisa dipercaya. Dalam QS Al Hujurat 6:

يَـٰٓأَيُّہَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ إِن جَآءَكُمۡ فَاسِقُۢ بِنَبَإٍ۬ فَتَبَيَّنُوٓاْ أَن تُصِيبُواْ قَوۡمَۢا بِجَهَـٰلَةٍ۬ فَتُصۡبِحُواْ عَلَىٰ مَا فَعَلۡتُمۡ نَـٰدِمِينَ
Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena kebodohan (kecerobohan) yang akhirnya kamu menyesali perbuatanmu itu.
    
Perbanyaklah berdo’a agar mereka (yang berbuat zalim/membunuh ummat islam secara sadis) bisa sadar/menerima kebenaran. Yaa Zal Jalaali Wal Ikraam, Yaa hayyu Yaa Qayyum, Birahmati Ka Astaghits, Allaahummahdi Qaumii fainnahum laaya’lamuun. Begitu juga pentingnya berdo’a dalam QS Al Qasas 21:
ۖ رَبِّ نَجِّنِى مِنَ ٱلۡقَوۡمِ ٱلظَّـٰلِمِينَ
"Ya Tuhanku, selamatkanlah aku dari orang-orang yang zalim itu". 

Adapun permulaan berdo'a,  sebahagian orang mengharuskan bersalawat kepada Nabi (itu bagus) semua orang hafal sehingga tidak saya ditulis.

Setelah ada berita (wahabi dibubarkan ketika ta’lim, ada yang diusir warga) apakah penyebabnya? Dan bagaimana cara mendamaikannya?
Komentar Faizah:
Wahabi dan NU, ibarat kakak/adik yang bertengkar karena diadu domba, begitu juga tentang khilafiyyah tidak usah dibesar-besarkan (supaya tidak menimbulkan permusuhan) Dalam hal ini (yang terbaik) ialah berpegangan QS Al Hujurat10:
إِنَّمَا ٱلۡمُؤۡمِنُونَ إِخۡوَةٌ۬ فَأَصۡلِحُواْ بَيۡنَ أَخَوَيۡكُمۡ‌ۚ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَ لَعَلَّكُمۡ تُرۡحَمُونَ
        
Sesungguhnya orang-orang mu’min adalah bersaudara karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat.
Masing-masing punya kelemahan dan kelebihan, untuk itu ambillah kebaikannya, agar syi’ar islam termasyhur, meskipun non muslim berusaha menghapusnya namun Allah berjanji dalam QS Al Hijr 9:

إِنَّا نَحۡنُ نَزَّلۡنَا ٱلذِّكۡرَ وَإِنَّا لَهُ ۥ لَحَـٰفِظُونَ
Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Qur’an, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya


Diantara pesan saya:
1)Kepada kaum wahabi/salafi.
2)Kepada masyarakat NU.

1)Kepada kaum wahabi/salafi.
Hendaknya mempelajari cara-cara Rasul berdakwah.
a)Beliau sabar dan banyak berkorban dengan harta dan jiwanya, begitu juga dengan berbelas kasih. Dalam QS At Taubah 128:

لَقَدۡ جَآءَڪُمۡ رَسُولٌ۬ مِّنۡ أَنفُسِڪُمۡ عَزِيزٌ عَلَيۡهِ مَا عَنِتُّمۡ حَرِيصٌ عَلَيۡڪُم بِٱلۡمُؤۡمِنِينَ رَءُوفٌ۬ رَّحِيمٌ۬ (١٢٨

Sesungguhnya telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan [keimanan dan keselamatan] bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mu’min.

Beliau tidak pernah memanggil buruk (ahli bid’ah/syirik) karena orang muslim itu, ialah mereka yang selamat dari menyakiti muslim lainnya baik dengan lisan dan tangannya. Beliau tempuh untuk berdakwah dalam jarak 23 tahun. (tahajjud tidak pernah absen, hartanya untuk kepentingan ummat) beliau menyadari (muallaf belum sempurna) Dalam QS An Nahl 119:

ثُمَّ إِنَّ رَبَّكَ لِلَّذِينَ عَمِلُواْ ٱلسُّوٓءَ بِجَهَـٰلَةٍ۬ ثُمَّ تَابُواْ مِنۢ بَعۡدِ ذَٲلِكَ وَأَصۡلَحُوٓاْ إِنَّ رَبَّكَ مِنۢ بَعۡدِهَا لَغَفُورٌ۬ رَّحِيمٌ
Kemudian, sesungguhnya Tuhanmu [mengampuni] bagi orang-orang yang mengerjakan kesalahan karena kebodohannya, kemudian mereka bertaubat sesudah itu dan memperbaiki [dirinya]; sesungguhnya Tuhanmu sesudah itu benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Dakwah sulit diterima ketika  dengan cara mengolok-olok, tapi dengan mendoakan/nasihat yang bijak, insya Allah mudah diterima. Adapun imam salat yang pernah dipilih oleh Rasul, adalah yang terbanyak hafalannya/yang faqih.

Namun ketika berjama'ah didirikan, ikutilah karena banyak perintah berjama'ah, sehingga yang melarangnya termasuk kezaliman (QS Al Baqarah 114) meskipun  dibelakang ahli bid'ah. Tidak boleh membuat jama'ah sendiri (dalam satu atap). 

Termasuk menambah perpecahan/penyebab syirik (QS Ar Rum 31-32)sebaiknya tidak usah sepanduk  (Masjid Muhammadiyyah/LDII dan lain sebagainya) Adanya Allah melarang " Laa taqum fiihi abada QS At Taubah 108 (tidak usah mendirikan salat di Masjid dlirar/cukup Masjid yang pertama) supaya ummat islam bersatu.

b)Rendah diri.
Semua suka/kebenaran mudah diterima, andaikan dakwah tertolak maka pasrahkanlah kepada Allah karena yang memberi petunjuk hanyalah Dia. Berpeganglah QS Asy Syu’ara 215-217:
وَٱخۡفِضۡ جَنَاحَكَ لِمَنِ ٱتَّبَعَكَ مِنَ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ (٢١٥) فَإِنۡ عَصَوۡكَ فَقُلۡ إِنِّى بَرِىٓءٌ۬ مِّمَّا تَعۡمَلُونَ (٢١٦) وَتَوَكَّلۡ عَلَى ٱلۡعَزِيزِ ٱلرَّحِيمِ
Dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang mengikutimu, yaitu orang-orang yang beriman. (215) Jika mereka mendurhakaimu maka katakanlah: "Sesungguhnya aku tidak bertanggung jawab terhadap apa yang kamu kerjakan"; (216) Dan bertawakkallah kepada [Allah] Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang,

Sehingga ketika Rasul disakiti oleh kaumnya beliau hanya berdo’a” Ya Allah berilah petunjuk kaumku, karena sesungguhnya mereka tidak mengerti.
  
c)Menghindari debat.
Yang jelas dilarang, karena ilmu mantiq, berakibat (suka bohong/mendukung pendapatnya) sombong yang akhirnya menyesatkan sudah menjadi kebiasaan. Untuk itu Rasul diperintah menyampaikan kabar gembira, dengan ayat Al Quran supaya semangat beribadah. Dalam QS Al Ahzab 45-47:

يَـٰٓأَيُّہَا ٱلنَّبِىُّ إِنَّآ أَرۡسَلۡنَـٰكَ شَـٰهِدً۬ا وَمُبَشِّرً۬ا وَنَذِيرً۬ا (٤٥) وَدَاعِيًا إِلَى ٱللَّهِ بِإِذۡنِهِۦ وَسِرَاجً۬ا مُّنِيرً۬ا (٤٦) وَبَشِّرِ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ بِأَنَّ لَهُم مِّنَ ٱللَّهِ فَضۡلاً۬ كَبِيرً۬ا

Hai Nabi sesungguhnya kami mengutusmu untuk jadi saksi, dan pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan, (45) dan untuk jadi penyeru kepada Agama Allah dengan izin-Nya dan untuk jadi cahaya yang menerangi. (46) Dan sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang mu’min bahwa sesungguhnya bagi mereka karunia yang besar dari Allah.

Anak kecil ketika diperlihatkan mainan yang indah, maka dia berusaha merebutnya/membuang yang dia pegang. Begitu juga ketika disampaikan keutamaan Al Quran, tahajjud, infaq dan lain sebagainya, maka mereka lupa dengan adatnya tanpa diolok-olok.

2)Kepada masyarakat NU.
a)Terimalah kebenaran.
Ketika mendengar ilmu yang bersumber dari Al Quran, selama tidak berlebihan, maka pikirkanlah, jangan gugup marah, karena sikap orang mukmin dijelaskan dalam QS Al Nur 51-52:

إِنَّمَا كَانَ قَوۡلَ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ إِذَا دُعُوٓاْ إِلَى ٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦ لِيَحۡكُمَ بَيۡنَهُمۡ أَن يَقُولُواْ سَمِعۡنَا وَأَطَعۡنَا‌ۚ وَأُوْلَـٰٓٮِٕكَ هُمُ ٱلۡمُفۡلِحُونَ (٥١) وَمَن يُطِعِ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُ ۥ وَيَخۡشَ ٱللَّهَ وَيَتَّقۡهِ فَأُوْلَـٰٓٮِٕكَ هُمُ ٱلۡفَآٮِٕزُونَ (٥٢
Sesungguhnya jawaban orang-orang mu’min, bila mereka dipanggil kepada Allah dan rasul-Nya agar rasul menghukum [mengadili] di antara mereka [2] ialah ucapan." "Kami mendengar dan kami patuh." Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung. (51) Dan barangsiapa yang ta’at kepada Allah dan rasul-Nya dan takut kepada Allah [3] dan bertakwa kepada-Nya, maka mereka adalah orang-orang yang mendapat kemenangan.

Ketika ada yang berlebihan, tinggalkanlah. Pema’af itu lebih mendekat kepada taqwa. Ingatlah pesan Rasul” Barang siapa yang tidak menghormati yang lebih besar dan tidak berbelas kasih terhadap yang lebih kecil maka bukan termasuk golonganku.

b)Menghindari perbuatan yang berbau bid'ah.

Pada suatu hari, ketika Rasulullah SAW  dimuka kami ( di masjid), beliau  tidur sebentar, lalu bangun dengan tersenyum. Kami berkata:”Mengapa anda  tertawa, wahai Rasulullah ! “. Beliau menjawab "Barusan tadi, aku dituruni surat, lalu beliau membaca :( Basmalah dan QS Al Kautsar )

بِسْم اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ ( إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْأَبْتَرُ )


( Dengan menyebut nama Allah yang Maha pengasih lagi Maha penyayang ). Sungguh Kami telah memberimu ( Muhammad ) nikmat yang banyak. Maka laksanakanlah salat karena Tuhanmu, dan berkorbanlah ( sebagai ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah )
Sungguh orang yang membencimu dialah yang terputus ( dari rahmat Allah )

Beliau bersabda: Tahukan kalian, apakah Al kautsar ? “. Kami menjawab; “ Allah  dan RasulNya lebih tahu “.  Beliau  bersabda  : “  Al kautsar adalah sungai yang dijanjikan oleh Tuhanku Azza Wajall yang mempunyai banyak kebaikan. Umatku akan mendatanginya  di hari kiamat. Jumlah bejananya mirip bintang – bintang. Ada orang dari mereka yang dilarang mendekat. Aku berkata :“ Wahai Tuhanku! Dia ummatku“. Tuhanku berfirman:“ Kamu tidak mengetahui apa yang  terjadi sesudahmu“. (Dia  melakukan  ajaran baru setelah kamu meninggal dunia).

Diantara ummat ada yang dilarang mendekati telaga, karena mereka berbuat kebid’ahan setelah rasul wafat. Namun di zaman akhir ini, banyak orang yang membid’ahkan, tapi dia sendiri banyak pelanggaran/kebid’ahan, sehingga orang dekat tidak percaya.

c)Menolak uang haram.
Tidak sedikit pemimpin yang dipecah oleh musuh-musuh islam (diberi uang) agar mereka mendukung pemimpin kafir, yang akhirnya memusuhi saudara seagama. Inilah akibat menukar kesesatan dengan petunjuk, azab dengan ampunan, sehingga besok dihari Kiamat Allah tidak mau berbicara kepadanya, mereka sama dengan menelan bara api neraka. Berkaitan dengan QS Al Baqarah 174-175. 
 

Semoga kita bisa menjalankan yang terbaik tanpa mencaci dan emosi untuk menuju kejayaan ummat islam, begitu juga pertolongan Allah diberikan kepada ummat yang membela kebenaran.

                                         Wassalam.  

Alamat blog: www.faizahmahrus.blogspot.com

0 komentar:

Jumlah Pengunjung

Blog Archive

About Me

Faizahmahrus
Lihat profil lengkapku
Diberdayakan oleh Blogger.

Pengunjung