pembukaan

Rabu, 10 Agustus 2016

MEMANFA'ATKAN KRITIKAN.



                             MEMANFA’ATKAN KRITIKAN.

 





Kebanyakan orang tidak suka dikritik. Padahal itu menuju kesempurnaan,  dalam hal ini ada yang bertanya:

a)Kena apa rakyat Indonesia suka mengkritik pemerintah?
b)Kena apa yang jelas rukhshoh ditolak?

a)Kena apa rakyat Indonesia sering mengkritik pemerintah?
Padahal rakyat Saudi, Malaysia mereka sama memuji pimpinannya.
Komentar Faizah: Karena ada berita/peraturan  baru yang tidak sesuai dengan syari’at (wanita dilarang berjilbab, yang bercadar tertuduh teroris, dilarang takbiran/adzan, menyembelih Qorban harus tempat tertentu dan lain sebagainya) sehingga ummat islam mengkritik karena hal itu termasuk syi’arnya. Dalam QS Al Haj 32:

ذَٲلِكَ وَمَن يُعَظِّمۡ شَعَـٰٓٮِٕرَ ٱللَّهِ فَإِنَّهَا مِن تَقۡوَى ٱلۡقُلُوبِ

Demikianlah [perintah Allah]. Dan barangsiapa mengagungkan syi’ar-syi’ar Allah [1] maka sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati.

Yang perlu dipertimbangkan (adanya rakyat memuji) karena mereka bebas pajak, pelajar dibayar,  peraturannya lebih bijak/tepat. Adanya rakyat marah karena banyak pelanggaran. Sebenarnya takbir  (adzan/Qomat)bisa mengobati orang gila/selamat dari godaan setan karena dia terasa panas untuk itu ada perintah. Dalam QS Al Kahfi 111:
.
وَقُلِ ٱلۡحَمۡدُ لِلَّهِ ٱلَّذِى لَمۡ يَتَّخِذۡ وَلَدً۬ا وَلَمۡ يَكُن لَّهُ ۥ شَرِيكٌ۬ فِى ٱلۡمُلۡكِ وَلَمۡ يَكُن لَّهُ ۥ وَلِىٌّ۬ مِّنَ ٱلذُّلِّ‌ۖ وَكَبِّرۡهُ تَكۡبِيرَۢا

Dan katakanlah: "Segala puji bagi Allah Yang tidak mempunyai anak dan tidak mempunyai sekutu dalam kerajaan-Nya dan Dia bukan pula hina yang memerlukan penolong dan agungkanlah Dia dengan pengagungan yang sebesar-besarnya.

Apalagi ada berita (orang yang tidak bersalah dizalimi, pengajian dibatasi) sehingga mereka banyak yang protes, sedangkan DUGEM/dunia gemerlap, tempat-tempat hiburan ada, padahal itu berbahaya. Dalam QS An Nahl 25:

لِيَحۡمِلُوٓاْ أَوۡزَارَهُمۡ كَامِلَةً۬ يَوۡمَ ٱلۡقِيَـٰمَةِ‌ۙ وَمِنۡ أَوۡزَارِ ٱلَّذِينَ يُضِلُّونَهُم بِغَيۡرِ عِلۡمٍ‌ۗ أَلَا سَآءَ مَا يَزِرُونَ (٢٥)

[ucapan mereka] menyebabkan mereka memikul dosa-dosanya dengan sepenuh-penuhnya pada hari kiamat, dan sebahagian dosa-dosa orang yang mereka sesatkan yang tidak mengetahui sedikitpun [bahwa mereka disesatkan]. Ingatlah, amat buruklah dosa yang mereka pikul itu.
    
Sejarah bangsa yang lalu (sangat membenci kebenaran) sehingga azab Allah menimpa mereka. Dalam QS An Nahl 26:

قَدۡ مَڪَرَ ٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِهِمۡ فَأَتَى ٱللَّهُ بُنۡيَـٰنَهُم مِّنَ ٱلۡقَوَاعِدِ فَخَرَّ عَلَيۡہِمُ ٱلسَّقۡفُ مِن فَوۡقِهِمۡ وَأَتَٮٰهُمُ ٱلۡعَذَابُ مِنۡ حَيۡثُ لَا يَشۡعُرُونَ (٢٦

Sesungguhnya orang-orang yang sebelum mereka telah mengadakan makar, maka Allah menghancurkan rumah-rumah mereka dari fondasinya, lalu atap [rumah itu] jatuh menimpa mereka dari atas, dan datanglah azab itu kepada mereka dari tempat yang tidak mereka sadari.

Begitu juga balasan yang sangat menyedihkan (ketika malaikat maut mencabut nyawa mereka) kemudian Neraka Jahannam merupakan tempat selama-lamanya. Dalam QS An Nahl 28-29:

ٱلَّذِينَ تَتَوَفَّٮٰهُمُ ٱلۡمَلَـٰٓٮِٕكَةُ ظَالِمِىٓ أَنفُسِہِمۡ‌ۖ فَأَلۡقَوُاْ ٱلسَّلَمَ مَا ڪُنَّا نَعۡمَلُ مِن سُوٓءِۭ‌ۚ بَلَىٰٓ إِنَّ ٱللَّهَ عَلِيمُۢ بِمَا كُنتُمۡ تَعۡمَلُونَ (٢٨) فَٱدۡخُلُوٓاْ أَبۡوَٲبَ جَهَنَّمَ خَـٰلِدِينَ فِيہَا‌ۖ فَلَبِئۡسَ مَثۡوَى ٱلۡمُتَكَبِّرِينَ

[Yaitu] orang-orang yang dimatikan oleh para malaikat dalam keadaan berbuat zalim kepada diri mereka sendiri, lalu mereka menyerah diri [sambil berkata]; "Kami sekali-kali tidak mengerjakan sesuatu kejahatan pun". [Malaikat menjawab]: "Ada, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang telah kamu kerjakan". (28) Maka masukilah pintu-pintu neraka Jahannam, kamu kekal di dalamnya. Maka amat buruklah tempat orang-orang yang menyombongkan diri itu

Namun sebaliknya (bagi orang yang beriman dan beramal salih) baginya Surga Adn (tempat yang penuh kenikmatan) untuk selama-lama nya/disambut oleh Malaikat dengan ucapan salam. Dalam QS An Nahl 31-32:

جَنَّـٰتُ عَدۡنٍ۬ يَدۡخُلُونَہَا تَجۡرِى مِن تَحۡتِہَا ٱلۡأَنۡهَـٰرُ‌ۖ لَهُمۡ فِيہَا مَا يَشَآءُونَ‌ۚ كَذَٲلِكَ يَجۡزِى ٱللَّهُ ٱلۡمُتَّقِينَ (٣١) ٱلَّذِينَ تَتَوَفَّٮٰهُمُ ٱلۡمَلَـٰٓٮِٕكَةُ طَيِّبِينَ‌ۙ يَقُولُونَ سَلَـٰمٌ عَلَيۡكُمُ ٱدۡخُلُواْ ٱلۡجَنَّةَ بِمَا كُنتُمۡ تَعۡمَلُونَ

[yaitu] surga ’Adn yang mereka masuk ke dalamnya, mengalir di bawahnya sungai-sungai, di dalam surga itu mereka mendapat segala apa yang mereka kehendaki. Demikianlah Allah memberi balasan kepada orang-orang yang bertakwa. (31) [yaitu] orang-orang yang diwafatkan dalam keadaan baik [2] oleh para malaikat dengan mengatakan [kepada mereka]: "Salaamun`alaikum [3] masuklah kamu ke dalam surga itu disebabkan apa yang telah kamu kerjakan".

b)Kena apa yang jelas rukhshoh ditolak?
Apabila sudah ada keringanan (dalam keadaan terpaksa/boleh menjama’ salat) maka terimalah, apabila ditolak akibat penyesalan.
Dalam hal ini tidak bertentangan dengan maksud QS An Nisa 103:

إِنَّ ٱلصَّلَوٰةَ كَانَتۡ عَلَى ٱلۡمُؤۡمِنِينَ كِتَـٰبً۬ا مَّوۡقُوتً۬ا
Sesungguhnya shalat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman. (103)



Komentar Faizah: Maksud ayat tersebut (bagi yang mampu hendaknya tepat waktu/jangan sampai terlambat) namun ketika diperjalanan/waktu berhajji maka diperbolehkan jamak qosor (asar dan dzuhur/maghrib dengan Isya’) ini menunjukkan diperjalanan butuh keringanan/separoh azab.

lebih baik menerima rukhshoh dari pada menyebabkan orang marah karena memberatkan, sesuatu yang berlebihan pasti memberatkan sehingga dilarang. (Celakalah orang-orang yang berlebihan).





Qasar diperbolehkan karena darurat (takut musuh) lantas bagi orang yang khawatir ketinggalan pesawat/kendaraan? terpaksa berpedoman QS An Nisa 101:



وَإِذَا ضَرَبۡتُمۡ فِى ٱلۡأَرۡضِ فَلَيۡسَ عَلَيۡكُمۡ جُنَاحٌ أَن تَقۡصُرُواْ مِنَ ٱلصَّلَوٰةِ إِنۡ خِفۡتُمۡ أَن يَفۡتِنَكُمُ ٱلَّذِينَ كَفَرُوٓاْ‌ۚ إِنَّ ٱلۡكَـٰفِرِينَ كَانُواْ لَكُمۡ عَدُوًّ۬ا مُّبِينً۬ا



Dan apabila kamu bepergian di muka bumi, maka tidaklah mengapa kamu menqashar [4] sembahyang[mu], jika kamu takut diserang orang-orang kafir. Sesungguhnya orang-orang kafir itu adalah musuh yang nyata bagimu.


Ketika menemui kesulitan diperbolehkan qasar, sebagaimana Rasul ketika diperjalanan berbuka, karena diantara sahabatnya ada yang sakit tidak mau berbuka sehingga Rasul berbuka, ahirnya beliau berbuka.

Orang yang menerima kemurahan tidak termasuk ahli bid’ah/ahli syirik karena ada contoh/islam itu mudah, supaya tidak meninggalkan salat, yang jelas berbahaya.

 Semoga kita bisa memanfa’atkan dan bisa mempertimbangkan sebelum menyesal dikemudian hari.

                                                Wassalam.


0 komentar:

Jumlah Pengunjung

Blog Archive

About Me

Faizahmahrus
Lihat profil lengkapku
Diberdayakan oleh Blogger.

Pengunjung