Senin, 02 Maret 2015
KEGAGALAN/KEBERHASILAN MENGIKUTI SEBAB
10.58 |
Diposting oleh
Faizahmahrus |
Edit Entri
Meskipun sebelum manusia dilahirkan takdir sudah tertulis di
Lauh mahfudz, pena sudah kering namun berhasil atau gagalnya seseorang mengikuti sebab, gagal karena ingkar ni’mat, sukses
karena sabar dan taqwa. Diantara
kegagalan yang terjadi:emua ra penyebab eburukannya. pm Ql Quran
menunjukkan orang tersebut bisa dibuat pdoman sedikit yang menjadi Nabi
a)Gagal menghafal.
b)Gagal berumah tangga
a)Gagal
menghafal.
Termasuk BALITA yang mati ketika menghafal, ada yang sudah
hafidz mati ketika akan berpidato, ortu gugup dalam mengarahkan anaknya yang belum cukup umur, padahal
derajat sesuai perjuangan. Sebagaimana nabi Ibrahim diangkat menjadi pemimpin
setelah menjalani beberapa tugas/ujian. Dalam QS Al Baqarah 124:
[2:124] Dan (ingatlah), ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat (perintah dan larangan), lalu Ibrahim menunaikannya. Allah berfirman: "Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu imam bagi seluruh manusia". Ibrahim berkata: "(Dan saya mohon juga) dari keturunanku". Allah berfirman: "Janji-Ku (ini) tidak mengenai orang yang zalim".
Ibarat pohon yang
belum kuat akarnya mudah roboh/anak belum terlatih mentalnya mudah
stress/kaget. Adapun usia dua/tiga tahun baru diajari bismillah/fatihah (perkalimah) dikenalkan huruf a, b, c………
(alif, ba, ta……..) memanggil nama-nama ortu, kakak…… .umur lima/empat tahun mulai
dilatih menghafal dari surat An Nas………perayat, yang penting dibiasakan setiap
pagi sore atau waktu yang terbaik untuk muraja’ah/memahami tulisan.
Usia
sepuluh tahun keatas baru bisa sempurna meskipun ada yang kurang lancar hafalannya,
untuk mempercepat hafalan hendaknya sering disema’ atau mendengarkan murattal. Setelah
usia dewasa/sempurna akalnya, baru memperoleh ilmu hikmah. Dalam QS Al Qasas 14:
[28:14] Dan setelah Musa cukup umur dan sempurna akalnya, Kami berikan kepadanya hikmah (kenabian) dan pengetahuan. Dan demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.
Ketika Hafidz kecil ditanya, kok tahu nomer ayatnya?
Dia menjawab: Dengan mencet jari tangannya.
Aku jadi ingat cerita, ada orang kehilangan sesuatu dia ke
dukun, lantas diperlihatkan kuku jari jempolnya, maka terlihat apa yang
diperbuat pencuri itu.
“Barang siapa pergi ke tukang ramal maka salatnya tidak diterima selama empat puluh hari”. Al hadis.
“Barang siapa pergi ke tukang ramal maka salatnya tidak diterima selama empat puluh hari”. Al hadis.
Para dukun tidak lepas dari memanggil/memuji Raja Jin, lantas
membantu apa yang dibutuhkan sang dukun, setelah itu dia memberi persyaratan
yang menyebabkan dosa besar. Mirip dalam QS Al Jin 6:
[72:6] Dan bahwasanya ada beberapa orang laki-laki di antara manusia meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki di antara jin, maka jin-jin itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan.
Tidak ada yang bertahan ketenaran sebelum dewasa, meskipun ada
yang bisa mengobati macam-macam penyakit, penceramah kecil (yang tanpa persiapan) semuanya mudah pudar, itulah cara jin dalam menyesatkan manusia.
Ketika menemukan benda aneh(batu, jimat dan lain-lain) maka
ortu hendaknya membuangnya dan membiasakan bacaan Al Quran atau dia mendengarkan
murattal setiap pagi sore sekitar satu jam. Kalau cuma sebentar tidak
berpengaruh(jinnya tidak merasa panas) malah terkadang ikut menirukan. Apalagi
hanya menunjukkan ayatnya atau menuntun bacaannya tidak ada masalah baginya.
Menghafal tidak bisa dipaksa waktunya, ortu hendaknya bisa
mengambil kesempatan yang baik(setelah dia istirahat/bermain) baru kita mulai
pelajarannya agar pikirannya tidak panik/stres.
Terutama seorang ibu sangat berpengaruh terhadap masa depan
anak (keta’atan anak merupakan cermin keta’atan ibunya kepada Allah)
sebagaimana sikap Nabi Isa dan Nabi Ismail.
Anak mulai diperintah
salat, berarti waktu itu anak mulai tamyiz/tujuh tahun, umur sepuluh tahun
benar-benar dianjurkannya. Begitu juga menghafal AlQuran. Berkaitan dalam judul
di blog “Jawaban untuk pp putrid Al Wafa Bogor” Tahun/bulan 2013/Pebruari.
b)Gagal berumah tangga mi tidak mi tidak mauang-serima saran dari
istri,
Karena tidak bisa mensyukuri ni’mat, memandang yang lebih tinggi, atau tidak suka
beban, sehingga banyak yang gagal. Yang sering saya jumpai:
1)Suami tidak memberi nafakah.
2)Suami bersifat kaku.
3)Persyaratan yang
berlebihan
1)Suami tidak memberi
nafakah.
Nafakah memang ada perintah, dalam
QS At Talaq 7:
[65:7] Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya. Dan orang yang disempitkan rezkinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya. Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekedar apa yang Allah berikan kepadanya. Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan.
Namun janji Allah bagi mereka
yang sabar”Setelah kesulitan akan datang kemudahan”, yang penting keduanya
semakin mendekat kepada Allah dengan memperbanyak salat, beristighfar, maka akan
diberi kemudahan/rizki akan datang dengan tak terduga. Karena janji Nya dalam
QS At Talaq 2-3:
َ
َ
ومَن يَتَّقِ ٱللَّهَ يَجۡعَل لَّهُ ۥ مَخۡرَجً وَيَرۡزُقۡهُ مِنۡ حَيۡثُ لَا يَحۡتَسِبُۚ وَمَن يَتَوَكَّلۡ عَلَى ٱللَّهِ فَهُوَ
حَسۡبُهُ ۥۤۚ إِنَّ ٱللَّهَ بَـٰلِغُ أَمۡرِهِۦۚ قَدۡ جَعَلَ ٱللَّهُ لِكُلِّ شَىۡءٍ۬ قَدۡرً
Bagi para suami: ketika istri
rela tanpa nafakah hendaknya ingat ketika datang ni’mat, jangan salah jalan
(hargailah kebaikannya) Kalau tidak, suatu hari ni’mat itu akan dicabut oleh
Allah sehingga istri trauma untuk memperjuangkan lagi. Tidak salah, ibarat air
susu dibalas dengan air toba. Inilah Maksud sindiran Allah dalam QS Ibrahim 7:
َولَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
Dan apabila kalian mengkufuri
ni’mat maka sesungguhnya siksaan Ku sangat pedih.
Kerelaan manusia itu terbatas, untuk itu dibutuhkan adanya saling pengertian.
Kerelaan manusia itu terbatas, untuk itu dibutuhkan adanya saling pengertian.
Allah tidak akan
menyia-nyiakan kesabaran hamba Nya, sebagaimana
ibu Ismail ketika ditinggal Nabi Ibrahim lantas kehabisan bekal airpun
habis, akhirnya mencari sumber air mulai dari bukit Sofa ke Marwa tujuh kali,
baru menemukan sumber air Zam-Zam yang penuh berkah, sebab kesabarannya
sehingga bisa dimanfa’atkan oleh ummat islam diseluruh Dunia.
2)Suami bersifat kaku.
Sedikit sekali suami yang mau menerima saran dari istri,
kita ambil saja kebaikannya, kita lupakan kekurangannya, memang tidak
ada yang sempurna(mampu memberi nafakah tapi banyak tingkah yang menyebabkan
sakit hati) Hidup untuk perjuangan. Dalam QS Al Balad 4 :
estinya
kita ambil kebaikannya g sempurna
[90:4] Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia berada dalam susah payah.
Paling repot menyabari, yaitu suami tidak bisa mencukupi
istri, berwatak kaku, suka membuat marah. Bacalah do’a supaya dia bisa berobah
kekakuan wataknya.
اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ خَيْرَهُ وَخَيْرَ مَا جَبَلْتهُ عَلَيْهِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّهِ وَمِنْ شَرِّ مَا جَبَلْتَهَ عَلَيْهِ
Ya Allah ! Sesungguhnya aku mohon kepadaMu kebaikan ( sebut nama orang yang anda maksudkan ) dan kebaikan wataknya dan aku berlindung kepadaMu dari kejelekan ( ……………….) dan kejelekan wataknya .
Begitu juga untuk kebahagiaan dalam Rumah tangga.
اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْعَافِيَةَ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي دِينِي وَدُنْيَايَ وَأَهْلِي وَمَالِيَ اللَّهُمَّ اسْتُرْ عَوْرَتِي وَآمِنْ رَوْعَاتِي اللَّهُمَّ احْفَظْنِي مِنْ بَيْنِ يَدَيَّ وَمِنْ خَلْفِي وَعَنْ يَمِينِي وَعَنْ شِمَالِي وَمِنْ فَوْقِي وَأَعُوذُ بِعَظَمَتِكَ أَنْ أُغْتَالَ مِنْ تَحْتِي
Ya Allah ! Sesungguhnya aku mohon kepadaMu keselamatan di dunia maupun di aherat. Ya Allah sesungguhnya aku mohon kepadaMu pengampunan dan keselamatan agama, dunia dan keluargaku serta hartaku. Ya Allah ! Tutupilah aibku dan tenangkan hatiku. Ya Allah ! Jagalah aku dari muka, belakang, kanan, kiri, atas. Dan aku berlindung dengan keagunganMu jangan sampai aku dibunuh dari bawah ( ya`ni di makan ular atau lainnya). HR Abu Dawud [9].
Ya Allah ! Sesungguhnya aku mohon kepadaMu keselamatan di dunia maupun di aherat. Ya Allah sesungguhnya aku mohon kepadaMu pengampunan dan keselamatan agama, dunia dan keluargaku serta hartaku. Ya Allah ! Tutupilah aibku dan tenangkan hatiku. Ya Allah ! Jagalah aku dari muka, belakang, kanan, kiri, atas. Dan aku berlindung dengan keagunganMu jangan sampai aku dibunuh dari bawah ( ya`ni di makan ular atau lainnya). HR Abu Dawud [9].
3)Persyaratan yang berlebihan.
Banyak orang yang terlalu banyak persyaratan dalam memilih menantu/calon suami, selama tidak ada larangan dalam agama,
bikinlah mudah dan jangan mempersulit, karena
banyak perintah agar menikahkan orang-orang yang masih membujang. Dalam QS An
Nur 32:
[24:32] Dan kawinkanlah orang-orang yang sedirian diantara kamu, dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya. Dan Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui.
Yang dilarang adalah menikah dengan orang yang syirik. Dalam
QS Al Baqarah 221:
[2:221] Dan janganlah kamu menikahi wanita-wanita musyrik, sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang mu'min lebih baik dari wanita musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Dan janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik (dengan wanita-wanita mu'min) sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak yang mu'min lebih baik dari orang musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Mereka mengajak ke neraka, sedang Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya. Dan Allah menerangkan ayat-ayat-Nya (perintah-perintah-Nya) kepada manusia supaya mereka mengambil pelajaran.
“Apabila ada lelaki yang datang untuk melamar anakmu,
agamanya sudah kamu anggap baik maka nikahkanlah ia”. Sahabat bertanya”Meskipun
tidak kaya? Rasul mengulangi lagi hingga tiga kali, agar tidak berbuat
kerusakan dimuka Bumi.
Hati-hatilah para wali! Jangan memaksa dan jangan memberi
persyaratan yang tidak ada didalam agama/dilarang berlebihan. “Bikinlah
mudah dan jangan mempersulit”. Ada ancaman “Celakalah orang-orang yang
berlebihan”.k ada didalam agama, bikinlah mudah dan jangan mempersulit, ada
ancaman
Terima kasih
atas kunjungan kalian, semoga bermanfa’at.
Wassalam.
Artikel Terkait:
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar