pembukaan

Kamis, 06 November 2014

APA PENYEBAB CERAI ?


Setelah ada berita semakin banyaknya perceraian, kita jadi ingat bahwa dalam Rumah Tangga tidak lepas dari masalah yang membutuhkan kekuatan mental/kesabaran.



Namun wanita adalah tiang Negara, dan ketika wanita itu rusak, maka rusaklah Negara itu, dan apabila wanitanya baik maka Negara itu menjadi baik. Begitu juga didalam rumah tangga, orang barat faham sangat terhadap kedudukan wanita,  sehingga cara merusak suatu Negara/Rumah tangga dengan menampilkan foto-foto artis yang tak bermoral, menayangkan film-film remaja yang bergaul bebas,  berpacaran, perselingkuhan, secara tidak langsung ayat hijab terhapus, oleh karena itu aku tidak suka TV karena dosanya lebih besar dari pada manfa'atnya, akhirnya wanita tidak mau terikat oleh hukum/suka kebebasan, dan suka menyerupai lelaki yang jelas terla’nat.erbuatan itu menjadi racun dalam Rumah angga l bebas dengan syiknya mereka berpacran dia dipilih oleh Allah dan



Padahal wanita yang keji untuk laki-laki yang keji, sebaliknya wanita yang baik untuk laki-laki yang baik pula, namun tidak bisa lepas dari keluhan (diantara PASUTRI) kebohongan sebelum menikah yang menyebabkan timbulnya kekesalan dihati karena merasa tertipu, namun setiap kesabaran pasti ada balasan, apabila kita mema’afkan/tidak membalas, maka itu lebih dekat kepada taqwa. 



Saya hanya bisa memberi contoh atau perbandingan terhadap wanita yang merasa jengkel kepada suaminya. Adapun wanita yang lebih sakit hati/merasa keberatan adalah:



a)Istri Fir’aun yang mempertahankan keimanan.

Dia menyabari suami yang tidak sefaham, apalagi tidak punya anak, namun dia berdo’a agar dibangunkan rumah di Surga. Dalam QS At Tahrim 11: 




[66:11] Dan Allah membuat isteri Fir'aun perumpamaan bagi orang-orang yang beriman, ketika ia berkata: "Ya Rabbku, bangunkanlah untukku sebuah rumah di sisi-MU dalam firdaus, dan selamatkanlah aku dari Fir'aun dan perbuatannya, dan selamatkanlah aku dari kaum yang zhalim.







Pilihan dan do’a istri fir’aun adalah do’a yang tepat, karena di Dunia hanyalah kesenangan sementara . Untuk itu tempat yang terakhir/Surga adalah tempat kekal dan sempurna untuk selamanya.   


Ketika bayi Musa dihanyutkan di Sungai Nil maka Asiyah mengambil dan berharap agar bayi itu tidak dibunuh dan menjadi penenang baginya. Sebagaimana tercantum dalam QS Al Qashash 9:







[28:9] Dan berkatalah isteri Fir'aun: "(Ia) adalah penyejuk mata hati bagiku dan bagimu. Janganlah kamu membunuhnya, mudah-mudahan ia bermanfa'at kepada kita atau kita ambil ia menjadi anak", sedang mereka tiada menyadari.



Allah memberi contoh kepada para wanita yang ta’at,  meskipun Asiyah sudah terkabul (punya bayi cakep) namun ganti lagi masalah, sang bayi tidak mau menyusu/menolak semua wanita istana dan itulah cara Allah mengembalikan kepada ibunya. Tercantum dalam QS Al Qasas 12-13:





[28:12] dan Kami cegah Musa dari menyusu kepada perempuan-perempuan yang mau menyusui(nya) sebelum itu; maka berkatalah saudara Musa: "Maukah kamu aku tunjukkan kepadamu ahlul bait yang akan memeliharanya untukmu dan mereka dapat berlaku baik kepadanya?".

[28:13] Maka kami kembalikan Musa kepada ibunya, supaya senang hatinya dan tidak berduka cita dan supaya ia mengetahui bahwa janji Allah itu adalah benar, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahuinya.





Setelah dibesarkan timbul masalah lagi, antara anak dan suami yang mana keduanya termasuk buah hati, meskipun Fir’aun punya tukang sihir (tongkat bisa menjadi ular) namun rasa takut Musa dibantu oleh Allah. Sebagaimana tercantum dalam QS Taha 68-69:






[20:68] Kami berkata: "janganlah kamu takut, sesungguhnya kamulah yang paling unggul (menang).

[20:69] Dan lemparkanlah apa yang ada ditangan kananmu, niscaya ia akan menelan apa yang mereka perbuat. "Sesungguhnya apa yang mereka perbuat itu adalah tipu daya tukang sihir (belaka). Dan tidak akan menang tukang sihir itu, dari mana saja ia datang".

Tukang sihir Fir’aun kalah (ularnya ditelan oleh ularnya Nabi Musa yang besar) maka dia beriman kepada Allah dan Fir’aun marah. Bani Israil diselamatkan ketika melintasi laut sedang  Fir’aun ditenggelamkannya.

    

b)Ibu Musa yang baru melahirkan.

Tapi bayi itu diperintah agar dihanyutkan (ke Sungai Nil) agar selamat dari kejahatan bala tentara Fir’aun yang akan membunuhnya. Dalam QS Al Qasas 7-8:






[28:7] Dan kami ilhamkan kepada ibu Musa; "Susuilah dia, dan apabila kamu khawatir terhadapnya maka jatuhkanlah dia ke sungai (Nil). Dan janganlah kamu khawatir dan janganlah (pula) bersedih hati, karena sesungguhnya Kami akan mengembalikannya kepadamu, dan menjadikannya (salah seorang) dari para rasul.

[28:8] Maka dipungutlah ia oleh keluarga Fir'aun yang akibatnya dia menjadi musuh dan kesedihan bagi mereka. Sesungguhnya Fir'aun dan Haman beserta tentaranya adalah orang-orang yang bersalah.









Betapa sedihnya perasaan ibu Musa ketika itu, namun saudara perempuan Musa mengikuti arus Sungai hingga mengetahui keberadaannya. Dijelaskan dalam QS Al Qasas 10-11:







[28:10] Dan menjadi kosonglah hati ibu Musa. Sesungguhnya hampir saja ia menyatakan rahasia tentang Musa, seandainya tidak Kami teguhkan hatinya, supaya ia termasuk orang-orang yang percaya (kepada janji Allah).

[28:11] Dan berkatalah ibu Musa kepada saudara Musa yang perempuan: "Ikutilah dia" Maka kelihatanlah olehnya Musa dari jauh, sedang mereka tidak mengetahuinya,





  

Kebenaran janji Allah dirasakan oleh ibu Musa, dia tidak mengira bisa menyusui anaknya lagi. Dia hanya berbekal ta’at dan pasrah ketika menghanyutkan bayinya ke Sungai Nil, namun tidak sia-sia perjuangannya akhirnya bayi selamat, juga mendapat upah, itulah rahasia ta’at perintah.



    c)Remaja putri yang suci.

Karena bisa menjaga diri dari lelaki yang bukan muhrim (Maryam) sehingga  dipilih oleh Allah termasuk wanita yang ta’at yang akan menjadi penghuni Surga. Tercantum dalam QS At Tahrim 12:






[66:12] dan (ingatlah) Maryam binti Imran yang memelihara kehormatannya, maka Kami tiupkan ke dalam rahimnya sebagian dari ruh (ciptaan) Kami, dan dia membenarkan kalimat Rabbnya dan Kitab-Kitab-Nya, dan dia adalah termasuk orang-orang yang ta'at.






Terbukti wanita suci, ketika Malaikat menjilma seorang laki-laki yang sempurna/cakep, malah Maryam berlindung agar dijauhkan darinya, setelah lulus ujian ini, diuji lagi oleh Allah dengan lahirnya bayi tanpa ayah padahal dia tidak pernah tersentuh lelaki lain. Rasa sakit menjelang lahirnya Isa, wanita yang melahirkan tanpa suami, keluarga, dia berharap lebih baik mati sebelum kejadian ini. Diceritakan dalam QS Maryam 23:




[19:23] Maka rasa sakit akan melahirkan anak memaksa ia (bersandar) pada pangkal pohon kurma, dia berkata: "Aduhai, alangkah baiknya aku mati sebelum ini, dan aku menjadi barang yang tidak berarti, lagi dilupakan".








Dari kesedihan itu sehingga Malaikat Jibril berpesan kepadanya. Dalam QS Maryam 24-26:





[19:24] Maka Jibril menyerunya dari tempat yang rendah: "Janganlah kamu bersedih hati, sesungguhnya Tuhanmu telah menjadikan anak sungai di bawahmu.

[19:25] Dan goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu,

[19:26] maka makan, minum dan bersenang hatilah kamu. Jika kamu melihat seorang manusia, maka katakanlah: "Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa untuk Tuhan Yang Maha Pemurah, maka aku tidak akan berbicara dengan seorang manusiapun pada hari ini".







Dilarang sedih karena berdampak negatif (malas makan, minum, ASI tidak lancar penyebab bayi tidak segar) maka lebih baik mencari kesibukan yang berguna untuk kesehatannya/menggoyang pangkal pohon korma, bergerak penyebab sehat. 
 ng bukan muhrim.a'                                          rna,

Setelah menjalani masalah yang harus dihadapi, namun cobaan lebih besar lagi. Ketika dia mendatangi kaumnya dengan menggendong bayinya, maka mereka mengejeknya. Dalam QS Maryam 27-33:











[19:27] Maka Maryam membawa anak itu kepada kaumnya dengan menggendongnya. Kaumnya berkata: "Hai Maryam, sesungguhnya kamu telah melakukan sesuatu yang amat mungkar.

[19:28] Hai saudara perempuan Harun, ayahmu sekali-kali bukanlah seorang yang jahat dan ibumu sekali-kali bukanlah seorang pezina",

[19:29] maka Maryam menunjuk kepada anaknya. Mereka berkata: "Bagaimana kami akan berbicara dengan anak kecil yang masih di dalam ayunan?"

[19:30] Berkata Isa: "Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia memberiku Al Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang nabi,

[19:31] dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkati di mana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan) shalat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup;

[19:32] dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka.

[19:33] Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali".
 



Semakin tinggi derajat seseorang, semakin besar ujian, namun Allah memperlihatkan keistimewaannya (bayi baru lahir bisa menjawab perkataan/ejekan kaumnya, setelah itu terdiam).



Semoga bermanfa’at dan bisa menambah keimanan, terutama bagi para wanita yang banyak dituntut kesabaran dan keta’atan semata-mata untuk kemaslahatan masa depan, Allah tidak menganiaya hamba Nya, semua perbuatan ada balasan yang akan kembali pada diri kita.


Hal ni berkaitan dalam judul di blog Tahun/bulan 2013/juni




                                                                           Wassalam.





















                   

0 komentar:

Jumlah Pengunjung

Blog Archive

About Me

Faizahmahrus
Lihat profil lengkapku
Diberdayakan oleh Blogger.

Pengunjung