pembukaan

Kamis, 23 Oktober 2014

SIAPA HAKIM YANG PALING ADIL ?



Manusia tidak mampu menjadi juri tentang amal perbuatan seseorang yang sebenarnya, hanya Allah yang bisa menentukan dan Dialah termasuk Hakim Yang Paling Adil. Sudah terjawab dalam QS At Tin 8:



[95:8] Bukankah Allah Hakim yang seadil-adilnya?

Termasuk adanya Hisab untuk menghitung amal perbuatan manusia (yang baik dan yang buruk) setelah itu manusia dimasukkan ke Surga/Neraka sebagai balasan. Begitu juga di Dunia sudah diperlihatkan hasil dari usaha/perjuangan seseorang.

Allah memberi kebebasan kepada para hamba Nya, tidak ada paksaan dalam menjalankan agama Nya, di jelaskan semua (yang membahayakan/yang menyelamatkan) tinggal pilih lewat jalan mana? Tidak lain hanyalah Al Quran yang menjadi pedoman hidup.
Ketika ada sahabat yang berbai’at maka Rasul bersabda“ Dalam segala hal yang dapat kamu lakukan (tanpa memberi persyaratan yang memberatkan). Tercantum dalam hadis:

 حَدِيْثُ  ‏ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ، قَالَ: كُنَّا إِذَا بَايَعْنَا رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ   علَى السَّمْعِ وَالطَّاعَةِ، يَقُولُ لَنَا: فِيمَا اسْتَطَعْتَ
أَخْرَجَهُ اْلبُخَارِيّ فِي : 93 كِتَابُ اْلأَحْكَامِ : 43 بَابٌ كَيْفَ يُبَايِعُ اْلإِمَامُ النَّاسَ


Abdullah ibnu Umar ra menuturkan : “Jika kami telah baiat kepada Rasulullah saw untuk mendengar dan mentaati, maka beliau bersabda kepada kami : “Dalam segala hal yang dapat kamu lakukan.” (Bukhari, 93, Kitabul Ahkam 43, bab bagaimana cara pimpinan membaiat orang baik).


  

Jawaban tersebut suatu kebebasan karena kemampuan manusia berbeda.
Aku lebih suka mencantumkan ayat-ayat Al Quran karena keberhasilan da’wah Rasul memang dengan konsep itu, tanpa didukung pendapat sana sini, terkadang hadisnya dilemahkan, palsu, ghorib dan lain-lain,  yang menyebabkan heboh dan saling  memuji/mencaci, merasa benar, namun aku berusaha jangan sampai termasuk QS Al An’am 93:



[6:93] Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang membuat kedustaan terhadap Allah atau yang berkata: "Telah diwahyukan kepada saya", padahal tidak ada diwahyukan sesuatupun kepadanya, dan orang yang berkata: "Saya akan menurunkan seperti apa yang diturunkan Allah." Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang zalim berada dalam tekanan sakratul maut, sedang para malaikat memukul dengan tangannya, (sambil berkata): "Keluarkanlah nyawamu" Di hari ini kamu dibalas dengan siksa yang sangat menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayatNya.



Aku prihatin ketika mendengar bantahan tentang diwajibkan salat diatas tanah dan ayam haram,  akhirnya saling menggunjing padahal menggunjing ada larangan. Aku ingin menerangkan tapi didalam Al Quran tidak ada tentang itu, hanya hadis (perbedaan pendapat) jadi lebih baik diam, namun menghindari syubhat itu lebih baik, yang jelas haram dan bahayanya syirik perlu saya sampaikan. Sebagaimana tercantum dalam QS Al Maidah 3:

(


[5:3] Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala. Dan (diharamkan juga) mengundi nasib dengan anak panah, (mengundi nasib dengan anak panah itu) adalah kefasikan. Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu ni'mat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. Maka barang siapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.


Berkaitan dalam judul SUDAHKAH ANDA ITTIBA’? Tahun/bulan 2014/September.
Saranku tinggalkan yang kamu ragu dan kerjakan yang kamu tidak ragu, makanlah yang baik dan hindari makanan yang menjijikkan karena itu pesan Allah: 

َوَيُحِلُّ لَهُمُ الطَّيِّبَاتِ وَيُحَرِّمُ عَلَيْهِمُ الْخَبَائِثَ

Dan yang menghalalkan segala yang baik bagi mereka dan yang mengharamkan segala yang buruk bagi mereka.

Sebelum ayat tersebut, Allah menjelaskan tentang balasan keta’atan seseorang dalam beribadah dan berkhidmah kepada Nya disertai keikhlasan tanpa ada tujuan harta/kedudukan, yang menyebabkan tingginya derajat seseorang meskipun beliau tidak bisa baca tulis. Sebagaimana tercantum dalam QS Al A’raf 157:




 [7:157] (Yaitu) orang-orang yang mengikut Rasul, Nabi yang ummi (tidak bisa baca tulis)) mereka dapati tertulis didalam Taurat dan Injil yang ada disisi mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang ma'ruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk dan membuang dari mereka beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka. Maka orang-orang yang beriman kepadanya. memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Al Qur'an), mereka itulah orang-orang yang beruntung.



Oleh karena para Nabi termasuk orang-orang yang ikhlas, sehingga  Allah memberi sebab (diturunkan wahyu) kepadanya atau diberi ilham bagi mereka yang salih, semuanya mengikuti sebab. Beliau disebut Ummi (tidak bisa baca tulis) diulangi lagi oleh Allah yang menunjukkan betapa lebih pentingnya mengamalkan konsep Al Quran dan membacanya, sehingga mereka diberi petunjuk. Sebagaimana tercantum dalam QS Al A’raf 158:



[7:158] Katakanlah: "Hai manusia sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua, yaitu Allah Yang mempunyai kerajaan langit dan bumi; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Yang menghidupkan dan mematikan, maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya, Nabi yang ummi yang beriman kepada Allah dan kepada kalimat-kalimat-Nya (kitab-kitab-Nya) dan ikutilah dia, supaya kamu mendapat petunjuk". 


Begitu juga Musa yang terkenal keikhlasannya (pengembala kambing) akhirnya diangkat menjadi Nabi, namun sebelum itu mendapat tantangan besar (ayah angkatnya yang kejam dan akhirnya berhasil dikalahkan olehnya). Sebagaimana tercantum dalam QS Al A’raf 141:



 [7:141] Dan (ingatlah hai Bani Israil), ketika Kami menyelamatkan kamu dari (Fir'aun) dan kaumnya, yang mengazab kamu dengan azab yang sangat jahat, yaitu mereka membunuh anak-anak lelakimu dan membiarkan hidup wanita-wanitamu. Dan pada yang demikian itu cobaan yang besar dari Tuhanmu".



Nabi Musa munajat kepada Allah selama empat puluh hari, setelah dikabulkan do’anya lantas pingsan  karena ke Agungan Nya, maka bertaubat yang akhirnya dipilih menjadi Nabi. Sebagaimana dalam QS Al A’raf 142-143:





 [7:142] Dan telah Kami janjikan kepada Musa (memberikan Taurat) sesudah berlalu waktu tiga puluh malam, dan Kami sempurnakan jumlah malam itu dengan sepuluh (malam lagi), maka sempurnalah waktu yang telah ditentukan Tuhannya empat puluh malam. Dan berkata Musa kepada saudaranya yaitu Harun: "Gantikanlah aku dalam (memimpin) kaumku, dan perbaikilah, dan janganlah kamu mengikuti jalan orang-orang yang membuat kerusakan".

[7:143] Dan tatkala Musa datang untuk (munajat dengan Kami) pada waktu yang telah Kami tentukan dan Tuhan telah berfirman (langsung) kepadanya, berkatalah Musa: "Ya Tuhanku, nampakkanlah (diri Engkau) kepadaku agar aku dapat melihat kepada Engkau". Tuhan berfirman: "Kamu sekali-kali tidak sanggup melihat-Ku, tapi lihatlah ke bukit itu, maka jika ia tetap di tempatnya (sebagai sediakala) niscaya kamu dapat melihat-Ku". Tatkala Tuhannya menampakkan diri kepada gunung itu, dijadikannya gunung itu hancur luluh dan Musa pun jatuh pingsan. Maka setelah Musa sadar kembali, dia berkata: "Maha Suci Engkau, aku bertaubat kepada Engkau dan aku orang yang pertama-tama beriman


Sebagai tanda kebijaksanaan Allah terkadang manusia kurang memahaminya, akhirnya berdo'a ingin dikabulkan, setelah dikabulkan ternyata datang juga cobaan yang lain, sebagaimana yang telah dialami Nabi Musa.  

 Nabi Musa dipilih oleh Allah dengan berpedoman ayat-ayat  Nya dan bisa mensyukurinya, karena tanpa itu manusia tidak bisa berpegang teguh terhadap syari’at Allah. Sebagaimana tecantum dalam QS Al A’raf 144-145:


 

[7:144] Allah berfirman: "Hai Musa, sesungguhnya Aku memilih (melebihkan) kamu dan manusia yang lain (di masamu) untuk membawa risalah-Ku dan untuk berbicara langsung dengan-Ku, sebab itu berpegang teguhlah kepada apa yang Aku berikan kepadamu dan hendaklah kamu termasuk orang-orang yang bersyukur.

[7:145] Dan telah Kami tuliskan untuk Musa pada luh-luh (Taurat) segala sesuatu sebagai pelajaran dan penjelasan bagi segala sesuatu; maka (Kami berfirman): "Berpeganglah kepadanya dengan teguh dan suruhlah kaummu berpegang kepada (perintah-perintahnya) dengan sebaik-baiknya, nanti Aku akan memperlihatkan kepadamu negeri orang-orang yang fasik.
      
Sebaliknya bagi orang-orang yang menyombongkan diri maka tidak bisa menerangkan yang menyebabkan seseorang bertambah baik dan selalu menimbulkan pelanggaran. Sebagaimana tercantum dalam QS Al A’raf 146:


 [7:146] Aku akan memalingkan orang-orang yang menyombongkan dirinya di muka bumi tanpa alasan yang benar dari tanda-tanda kekuasaan-Ku. Mereka jika melihat tiap-tiap ayat(Ku), mereka tidak beriman kepadanya. Dan jika mereka melihat jalan yang membawa kepada petunjuk, mereka tidak mau menempuhnya, tetapi jika mereka melihat jalan kesesatan, mereka terus memenempuhnya. Yang demikian itu adalah karena mereka mendustakan ayat-ayat Kami dan mereka selalu lalai dari padanya

Ketika ditinggal Nabi Musa, kaumnya sama menyembah patung  dari emas, padahal itu berbahaya bisa menghapus semua amal perbuatan yang baik karena syirik, namun diantara mereka berdo’a:
Lainlam yarhamnaa rabbunaa wayaghfirlanaa lanakuunanna minal khoosiriin.   
Sebagaimana diceritakan dalam QS Al A’raf 147-149:







[7:147] Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan mendustakan akan menemui akhirat, sia-sialah perbuatan mereka. Mereka tidak diberi balasan selain dari apa yang telah mereka kerjakan.

[7:148] Dan kaum Musa, setelah kepergian Musa ke gunung Thur, mereka membuat dari perhiasan-perhiasan (emas) mereka anak lembu yang bertubuh dan bersuara. Apakah mereka tidak mengetahui bahwa anak lembu itu tidak dapat berbicara dengan mereka dan tidak dapat (pula) menunjukkan jalan kepada mereka? Mereka menjadikannya (sebagai sembahan) dan mereka adalah orang-orang yang zalim.

[7:149] Dan setelah mereka sangat menyesali perbuatannya dan mengetahui bahwa mereka telah sesat, merekapun berkata: "Sungguh jika Tuhan kami tidak memberi rahmat kepada kami dan tidak mengampuni kami, pastilah kami menjadi orang-orang yang merugi.

Musa melemparkan lauh-lauh Taurat tertanda beliau marah karena kaumnya menyembah patung yang menyebabkan murka Allah dan kehinaan di Dunia. Beliau berdo’a dan berda’wah “Bagi yang  bertaubat setelah mengerjakan kejahatan sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. Sebagaimana tercantum dalam QS Al A’raf 150-153:






[7:150] Dan tatkala Musa telah kembali kepada kaumnya dengan marah dan sedih hati berkatalah dia: "Alangkah buruknya perbuatan yang kamu kerjakan sesudah kepergianku! Apakah kamu hendak mendahului janji Tuhanmu? Dan Musapun melemparkan luh-luh (Taurat) itu dan memegang (rambut) kepala saudaranya (Harun) sambil menariknya ke arahnya, Harun berkata: "Hai anak ibuku, sesungguhnya kaum ini telah menganggapku lemah dan hampir-hampir mereka membunuhku, sebab itu janganlah kamu menjadikan musuh-musuh gembira melihatku, dan janganlah kamu masukkan aku ke dalam golongan orang-orang yang zalim"

[7:151] Musa berdo'a: "Ya Tuhanku, ampunilah aku dan saudaraku dan masukkanlah kami ke dalam rahmat Engkau, dan Engkau adalah Maha Penyayang di antara para penyayang".

[7:152] Sesungguhnya orang-orang yang menjadikan anak lembu (sebagai sembahannya), kelak akan menimpa mereka kemurkaan dari Tuhan mereka dan kehinaan dalam kehidupan di dunia. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang membuat-buat kebohongan.

[7:153] Orang-orang yang mengerjakan kejahatan, kemudian bertaubat sesudah itu dan beriman; sesungguhnya Tuhan kamu sesudah taubat yang disertai dengan iman itu adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Terjadinya gempa tertanda Allah marah, setelah amarah Nabi Musa mereda, maka diambilnya kembali lauh-lauh Taurat karena didalamnya terdapat petunjuk dan rahmat bagi orang yang takut. Sebagaimana tercantum dalam QS Al A’raf 154-155:




[7:154] Sesudah amarah Musa menjadi reda, lalu diambilnya (kembali) luh-luh (Taurat) itu; dan dalam tulisannya terdapat petunjuk dan rahmat untuk orang-orang yang takut kepada Tuhannya.

[7:155] Dan Musa memilih tujuh puluh orang dari kaumnya untuk (memohonkan taubat kepada Kami) pada waktu yang telah Kami tentukan. Maka ketika mereka digoncang gempa bumi, Musa berkata: "Ya Tuhanku, kalau Engkau kehendaki, tentulah Engkau membinasakan mereka dan aku sebelum ini. Apakah Engkau membinasakan kami karena perbuatan orang-orang yang kurang akal di antara kami? Itu hanyalah cobaan dari Engkau, Engkau sesatkan dengan cobaan itu siapa yang Engkau kehendaki dan Engkau beri petunjuk kepada siapa yang Engkau kehendaki. Engkaulah Yang memimpin kami, maka ampunilah kami dan berilah kami rahmat dan Engkaulah Pemberi ampun yang sebaik-baiknya".


Rahmat Allah memang luar biasa sehingga tidak ada yang bisa menandinginya, Dia menyiksa siapa yang dikehendaki begitu juga Rahmat Nya akan diberikan kepada orang–orang yang bertaqwa. Sebagaimana tercantum dalam QS Al A’raf 156:




 [7:156] Dan tetapkanlah untuk kami kebajikan di dunia ini dan di akhirat; sesungguhnya kami kembali (bertaubat) kepada Engkau. Allah berfirman: "Siksa-Ku akan Kutimpakan kepada siapa yang Aku kehendaki dan rahmat-Ku meliputi segala sesuatu. Maka akan Aku tetapkan rahmat-Ku untuk orang-orang yang bertakwa, yang menunaikan zakat dan orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami".

                      Semoga bermanfa’at Dunia Akhirat.

                                                                             Wassalam.                

0 komentar:

Jumlah Pengunjung

Blog Archive

About Me

Faizahmahrus
Lihat profil lengkapku
Diberdayakan oleh Blogger.

Pengunjung