Jumat, 31 Oktober 2014
BICARALAH YANG BENAR
05.09 |
Diposting oleh
Faizahmahrus |
Edit Entri
Berhati-hatilah dalam berbicara atau membikin reklame, karena Allah tidak suka perkara yang berlebihan. Kejujuran penyebab datangnya kemenangan. Dalam QS Al
Ahzab 70-71
[33:70] Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar,
[33:71] niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan barangsiapa menta'ati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar.
[33:71] niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan barangsiapa menta'ati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar.
Begitu juga memutuskan hukum Allah. Contoh: Larangan kasih sayang terhadap orang Kafir tidak layak ditujukan kepada orang yang beriman. Sebagaimana dalam QS Al Mujadalah 22:
[58:22] Kamu tak akan mendapati kaum yang beriman pada Allah dan hari akhirat, saling berkasih-sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau saudara-saudara ataupun keluarga mereka. Meraka itulah orang-orang yang telah menanamkan kei manan dalam hati mereka dan menguatkan mereka dengan pertolongan yang datang daripada-Nya. Dan dimasukan-Nya mereka ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal didalamnya. Allah ridha terhadap mereka, dan merekapun merasa puas terhadap (limpahan rahmat)-Nya. Mereka itulah golongan Allah. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya hizbullah itu adalah golongan yang beruntung.
Terkadang penafsiran yang kurang pas sehingga menimbulkan keresahan. Apakah
menghormati tamu khusus bagi yang sujud ke Tanah? Al Hamdulillah, berkat hidayah Allah peraturan itu bisa berubah, bagi yang bertaubat maka baginya ampunan. Dalam QS Al Ahzab 72-73:
[33:72] Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh,
[33:73] sehingga Allah mengazab orang-orang munafik laki-laki dan perempuan dan orang-orang musyrikin laki-laki dan perempuan; dan sehingga Allah menerima taubat orang-orang mu'min laki-laki dan perempuan. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
[33:73] sehingga Allah mengazab orang-orang munafik laki-laki dan perempuan dan orang-orang musyrikin laki-laki dan perempuan; dan sehingga Allah menerima taubat orang-orang mu'min laki-laki dan perempuan. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Penyebab datangnya rahmat, mengambil kesimpulan dari hadis. Antara lain :
a)Semoga Allah merahmati orang yang mendengar sabdaku lantas
mengamalkan kemudian menyampaikan sebagaiman dia mendengar perkataanku”.
Jangan melarang seseorang kecuali dengan dalil yang jelas.
Sebagaimana disebutkan dalam QS An Nahl 116-117:
[16:116] Dan janganlah kamu mengatakan terhadap apa yang disebut-sebut oleh lidahmu secara dusta "ini halal dan ini haram", untuk mengada-adakan kebohongan terhadap Allah. Sesungguhnya orang-orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah tiadalah beruntung.
[16:117] (Itu adalah) kesenangan yang sedikit, dan bagi mereka azab yang pedih.
[16:117] (Itu adalah) kesenangan yang sedikit, dan bagi mereka azab yang pedih.
Larangan tersebut apabila dilanggar maka berbahaya, karena
ada ancaman (sama dengan menipu Allah). Sebagaimana tercantum dalam QS An Nisa
142-143:
[4:143] Mereka dalam keadaan ragu-ragu antara yang demikian (iman atau kafir): tidak masuk kepada golongan ini (orang-orang beriman) dan tidak (pula) kepada golongan itu (orang-orang kafir), maka kamu sekali-kali tidak akan mendapat jalan (untuk memberi petunjuk) baginya.
Semangat ibadah ketika ada niat, semangat berjuang karena
ada tujuan, disebut manusia terbaik juga bukan, untuk itu hati-hatilah memilih
pimpinan, adapun tanda orang Munafik itu ada tiga. 1) Apabila berkata bohong 2) Dan
ketika berjanji menyelisihi 3) Dan apabila dipercaya berkhianat. Al Hadis
Karena itu berbahaya sehingga Allah memberi ancaman. Dalam
QS An Nisa 145:
[4:145] Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolongpun bagi mereka.
Barang siapa yang berbuat kebohongan atasku dengan sengaja
maka bertempatlah di Neraka. (Al Hadis)
Para Da’i/pedagang ibarat seorang pengembala, hendaknya lebih berhati-hati karena semuanya akan ditanyakan.
Apabila memperbaiki diri dan berpegang terhadap agama
Allah, akan diberi pahala yang besar dan Allah tidak akan menyiksa hamba yang
beriman dan bersyukur. Sebagaimana tercantum dalam QS An Nisa 146-147:
[4:146] Kecuali orang-orang yang taubat dan mengadakan perbaikan dan berpegang teguh pada (agama) Allah dan tulus ikhlas (mengerjakan) agama mereka karena Allah. Maka mereka itu adalah bersama-sama orang yang beriman dan kelak Allah akan memberikan kepada orang-orang yang beriman pahala yang besar.
[4:147] Mengapa Allah akan menyiksamu, jika kamu bersyukur dan beriman ? Dan Allah adalah Maha Mensyukuri lagi Maha Mengetahui.
[4:147] Mengapa Allah akan menyiksamu, jika kamu bersyukur dan beriman ? Dan Allah adalah Maha Mensyukuri lagi Maha Mengetahui.
b) Penyebab datangnya rahmat adalah mendamaikan saudara
seagama.
Allah tidak menyukai hamba Nya perpecahan/berdebat karena bisa
melemahkan kekuatan Islam, yang lebih penting adalah memberi siraman rohani
agar keimanan mereka mantap dalam menghadapi pengaruh non Muslim, terutama
dizaman akhir. Perdebatan tidak berguna. firman Allah dalam QS Ghafir 4:
[40:4] Tidak ada yang memperdebatkan tentang ayat-ayat Allah, kecuali orang-orang yang kafir. Karena itu janganlah pulang balik mereka dengan bebas dari suatu kota ke kota yang lain memperdayakan kamu.
Apabila yang
mendamaikan saudaranya dibalas dengan rahmat, maka sebaliknya yang membuat
perpecahan akan mendapat adzab (dihapus kebaikannya karena termasuk syirik) Sebagaimana
tercantum dalam QS Ar Rum 31-32:
[30:31] dengan kembali bertaubat kepada-Nya dan bertakwalah kepada-Nya serta dirikanlah shalat dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah
[30:32] yaitu orang-orang yang memecah-belah agama mereka dan mereka menjadi beberapa golongan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka.
[30:32] yaitu orang-orang yang memecah-belah agama mereka dan mereka menjadi beberapa golongan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka.
[8:46] Dan ta'atlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.
Allah menyukai orang Mukmin yang mendamaikan saudaranya
(seagama) agar kuat perstuannya disaat orang Kafir sama bersatu, untuk itu Allah
benci terhadap perpecahan, anggaplah mereka
bersaudara. Sebagaimana tercantum dalam QS Al Hujurat 10:
[49:10] Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat
Maka sebaliknya orang yang suka memecah persatuan ummat
islam, jauh dengan rahmat karena Allah tidak suka begitu juga manusia.
Binasalah orang-orang yang berlebihan.
Adapun orang yang dirahmati oleh Allah adalah:
a)Orang mendengarkan ketika Al Quran dibaca (karena
sebaik-baik perkataan adalah kalamullah).
b)Orang yang menjual/membeli/menerima pelunasan hutang
dengan mudah (tertanda punya rasa belas kasih, tidak mementingkan diri sendiri)
walaupun menagih hutang ada dasarnya bahkan diperintah agar mencatat masa
perjanjian utang piutang. Sebagaimana firman Allah:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا تَدَايَنْتُمْ بِدَيْنٍ إِلَىٰ أَجَلٍ مُسَمًّى فَاكْتُبُوهُ ۚ وَلْيَكْتُبْ بَيْنَكُمْ كَاتِبٌ بِالْعَدْلِ ......................................
[2:282]
Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah
tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu
menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis di antara kamu
menuliskannya dengan benar..........
(QS Al Baqarah
282).
c Suami/istri yang membangunkan dengan merciki air diwajah
untuk diajak salat malam, apabila dia marah maka salatlah sendiri balasan
dirasakan sendiri, karena penyebab derajat tinggi, Rasul tidak pernah
meninggalkannya.
Berkaitan dalam judul “KEISTIMEWAAN AL QUR AN” Tahun/bulan
2012/juni. Hadis/dalil tentang rahmat sudah tercantum didalamnya.
d)Mendengarkan khatib berkhotbah, karena nasihat itu
bermanfa’at.
Diamlah dan dengarkanlah serta ta’atilah Semoga Allah
merahmati kalian semua. Al Hadis.
Diperintah memberi peringatan, karena manusia itu tempatnya
salah (lupa). Untuk itu sebaik-baik orang yang bersalah adalah yang bertaubat.
Mirip dengan perintah QS Al A’la 9:
[87:9] oleh sebab itu berikanlah peringatan karena peringatan itu bermanfa'at,
Salah faham menimbulkan salah langkah, sering saya dengar QS
Al An ‘Am 116:
[6:116] Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah)
Dalil ini bukan melarang mendatangi undangan, namun meluruskan
seseorang butuh waktu dan cara yang bijak, sebagaimna Rasul waktu berda’wah
kepada penyembah berhala hingga menjadi manusia teladan. Belum cukup dengan
sabar dan bicara saja tapi berjuang dengan harta dan jiwa sangat penting untuk
menambah harga diri sehingga kebenaran mudah diterima.
Agama itu hanya milik Allah untuk itu diperintah bermusyawarah
sebagaimana perbuatan para sahabat dulu dalam memutuskan perkara, karena tidak
semua orang mampu memahaminya.
Semoga bermanfa’at
Wassalam.
PENGALAMANKU YANG BERHARGA
03.27 |
Diposting oleh
Faizahmahrus |
Edit Entri
Mungkin dari sebagian pengalamanku yang lalu, bisa dibuat
pertimbangan atas pertanyaan-pertanyaan
dari para ibu yang merasa resah, karena suaminya anti dan melarang keras
terhadap perkara bid’ah.
Komentar Faizah: Menghindari bid’ah memang ada hadisnya”
Berhati-hatilah terhadap perkara baru, maka sesungguhnya perkara baru itu
bid’ah dan semua bid’ah itu sesat dan setiap kesesatan itu (akan) masuk Neraka.
Dari hadis ini aku meninggalkan kegiatan yang dulu kudirikan
(JAMA’AH TAHFIDZIL QUR AN) begitu juga kegiatan yang lain (pembinaan
MTQ, MHQ, dan lain sebagainya). namun ketika itu tanpa komentar bid’ah tapi secara perbuatan aku tinggalkan.
Suatu hari aku diundang kerabat untuk menghadiri Walimah
pengantin serta mengisi acara pembukaan dengan pembacaan GEMA WAHYU ILAHI.
Aku menjawab: Ma’afkanlah wahai kerabatku, mungkin aku tidak
datang dalam acara, karena disitu ada kemungkaran yang tidak mampu menghilangkannya, lebih baik dirumah mendahulukan kewajibanku.
Mereka bertanya: Kemungkaran yang bagaimana?
Faizah: Sering dalam acara itu ada music, pelaminan yang
menyebabkan datangnya dosa (menyambung rambut, mencukur bulu wajah, foto, pengantin
diperlihatkan kepada semua tamu dalam keadaan tabarruj)
Rupanya mereka faham dan Alhamdulillah tidak lama adat-adat seperti itu berkurang/membaik.
Rupanya mereka faham dan Alhamdulillah tidak lama adat-adat seperti itu berkurang/membaik.
Sering aku datang selesai acara, untuk mendo’akan, membawa hadiah ketika ada, sehingga tidak
mengesankan adanya permusuhan/angkuh yang jelas dilarang. Apalagi tetangga yang kesusahan, meskipun datang sebentar/kirim hadiah. Berkaitan dalam judul "JANGAN MEREMEHKAN DAN JANGAN BANGGA" Tahun/bulan 2014/Agustus.
Seringkali ada keluhan dan pertanyaan karena banyak yang
menganggap sesat ketika adanya tahlil, istighosah, Yasinan (bid’ah, ada kesyirikannya).
Faizah: Aku tidak berani melarang untuk mendatangi
undangan, karena hal itu ada perintah, namun undangan dizaman sekarang berbeda dengan dizaman Rasul tanpa buwuan, kado-kado yang bikin keberatan bagi yang tidak mampu, untuk itu sebaiknya acara yang ada perintah saja (walimah pengantin) andaikan ada bacaan yang jelas syiriknya, kita
tidak ikut membaca, atau datang setelah acara juga bisa. Aku dulu setiap
selesai sema’an juga memimpin tahlil, tapi cukup membaca ayat-ayat Al Qur an dan bacaan
yang termasuk pujian.
Kalau dikatakan bid'ah, suamiku saja punya Jam’iyyah rutinan bergilir (meskipun ada yang keberatan) tapi alasannya ta’lim. Aku juga bertanya, berarti ada bid’ah hasanah? Kena apa jama'ah pengajian ibu-ibu harus berhenti? dan aku menta'atinya. Wallahu A’lam.
Kalau dikatakan bid'ah, suamiku saja punya Jam’iyyah rutinan bergilir (meskipun ada yang keberatan) tapi alasannya ta’lim. Aku juga bertanya, berarti ada bid’ah hasanah? Kena apa jama'ah pengajian ibu-ibu harus berhenti? dan aku menta'atinya. Wallahu A’lam.
Ada juga ustadz yang bilang; Bacaan Yasin, tasbih, tahmid,
tahlil, takbir, bacaannya bagus tapi kalau dibaca bersama-sama dalam kelompok
(rutinan, jam’iyyah, ini yang bid’ah).
Begitu juga yang memperbolehkan dzikir secara berjam'ah memang ada dalilnya, asalkan tidak ada bacaan syiriknya.
Aku hanya ingat bahwa perbedaan ummat Muhammad adalah suatu rahmat (selama tidak ada larangan atau tidak diwajibkan ) maka biarkan.saja. Contoh Rasul pernah selesai salat langsung meninggalkan tempatnya, namun yang sering dengan membaca do'a setelah salat. berarti keduanya pernah dilakukan oleh Beliau, karena keadaan ummatnya yang berbeda.
Tanpa komentar (syirik, bid’ah) tidak
ada masalah, yang penting kita tetap menghargai orang lain, menghormati tetangga
(ada perintah: Apabila memasak kuah tambahkan airnya, maksudnya agar tetangganya
bisa ikut merasakannya. Begitu juga ketika datang ni’mat maka keluarga terdekat
aku perhatikan setelah itu tetangga yang membutuhkan.
Mereka tidak akan benci kepada orang yang
berbuat baik, adanya banyak yang tidak suka, karena kurang bijak dalam
berda’wah, kurang perhatian/tidak menghormatinya. Yang membenci Rasul/akan
dibunuh, hanyalah orang –orang Kafir saja, maka tidak layak dibuat pedoman.
pabila masak kuah
tambahkn
Apabila kita belum bisa melebihi kebaikan/perjuangan dari
pimpinan mereka, lebih baik da’wah bilhal terlebih dahulu, setelah kita
tingkatkan kebaikan kita, maka kita sampaikan secara bertahap.
Barang siapa yang percaya kepada Allah
dan hari kemudian (Kiamat) maka bicaralah yang baik atau diamlah. Al Hadis.
elebihi kebikan ng kurang bijak dalam berda'nyakitinyaya,
kita tidak ikut baca, atau
Semoga menjadi pertimbangan, apabila perbuatan saya ini
bertentangan dengan dalil, mohon diberi tahu.
Wassalam.
Kamis, 23 Oktober 2014
SIAPA HAKIM YANG PALING ADIL ?
06.38 |
Diposting oleh
Faizahmahrus |
Edit Entri
Manusia tidak mampu menjadi juri tentang amal perbuatan
seseorang yang sebenarnya, hanya Allah yang bisa menentukan dan Dialah termasuk
Hakim Yang Paling Adil. Sudah terjawab dalam QS At Tin 8:
[95:8] Bukankah Allah Hakim yang seadil-adilnya?
Termasuk adanya Hisab untuk menghitung amal perbuatan
manusia (yang baik dan yang buruk) setelah itu manusia dimasukkan ke Surga/Neraka
sebagai balasan. Begitu juga di Dunia sudah diperlihatkan hasil dari usaha/perjuangan
seseorang.
Allah memberi kebebasan kepada para hamba Nya, tidak ada
paksaan dalam menjalankan agama Nya, di jelaskan semua (yang membahayakan/yang
menyelamatkan) tinggal pilih lewat jalan mana? Tidak lain hanyalah Al Quran
yang menjadi pedoman hidup.
Ketika ada sahabat yang berbai’at maka Rasul bersabda“ Dalam
segala hal yang dapat kamu lakukan (tanpa memberi persyaratan yang
memberatkan). Tercantum dalam hadis:
حَدِيْثُ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ، قَالَ: كُنَّا إِذَا بَايَعْنَا رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ علَى السَّمْعِ وَالطَّاعَةِ، يَقُولُ لَنَا: فِيمَا اسْتَطَعْتَ
أَخْرَجَهُ اْلبُخَارِيّ فِي : 93 كِتَابُ اْلأَحْكَامِ : 43 بَابٌ كَيْفَ يُبَايِعُ اْلإِمَامُ النَّاسَ
أَخْرَجَهُ اْلبُخَارِيّ فِي : 93 كِتَابُ اْلأَحْكَامِ : 43 بَابٌ كَيْفَ يُبَايِعُ اْلإِمَامُ النَّاسَ
Abdullah ibnu Umar ra menuturkan : “Jika kami telah baiat kepada Rasulullah saw untuk mendengar dan mentaati, maka beliau bersabda kepada kami : “Dalam segala hal yang dapat kamu lakukan.” (Bukhari, 93, Kitabul Ahkam 43, bab bagaimana cara pimpinan membaiat orang baik).
Jawaban tersebut suatu kebebasan karena kemampuan manusia
berbeda.
Aku lebih suka mencantumkan ayat-ayat Al Quran karena
keberhasilan da’wah Rasul memang dengan konsep itu, tanpa didukung pendapat
sana sini, terkadang hadisnya dilemahkan, palsu, ghorib dan lain-lain, yang menyebabkan heboh dan saling memuji/mencaci, merasa benar, namun aku
berusaha jangan sampai termasuk QS Al An’am 93:
[6:93] Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang membuat kedustaan terhadap Allah atau yang berkata: "Telah diwahyukan kepada saya", padahal tidak ada diwahyukan sesuatupun kepadanya, dan orang yang berkata: "Saya akan menurunkan seperti apa yang diturunkan Allah." Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang zalim berada dalam tekanan sakratul maut, sedang para malaikat memukul dengan tangannya, (sambil berkata): "Keluarkanlah nyawamu" Di hari ini kamu dibalas dengan siksa yang sangat menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayatNya.
Aku prihatin ketika mendengar bantahan tentang diwajibkan
salat diatas tanah dan ayam haram,
akhirnya saling menggunjing padahal menggunjing ada larangan. Aku ingin menerangkan
tapi didalam Al Quran tidak ada tentang itu, hanya hadis (perbedaan pendapat) jadi lebih
baik diam, namun menghindari syubhat itu lebih baik, yang jelas haram dan bahayanya syirik perlu saya sampaikan. Sebagaimana tercantum dalam QS Al Maidah 3:
[5:3] Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala. Dan (diharamkan juga) mengundi nasib dengan anak panah, (mengundi nasib dengan anak panah itu) adalah kefasikan. Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu ni'mat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. Maka barang siapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Berkaitan dalam judul SUDAHKAH ANDA ITTIBA’? Tahun/bulan
2014/September.
Saranku tinggalkan yang kamu ragu dan kerjakan yang kamu
tidak ragu, makanlah yang baik dan hindari makanan yang menjijikkan karena itu
pesan Allah:
َوَيُحِلُّ لَهُمُ الطَّيِّبَاتِ وَيُحَرِّمُ عَلَيْهِمُ الْخَبَائِثَ
Dan yang menghalalkan segala yang baik bagi mereka dan yang mengharamkan segala yang buruk bagi mereka.
Sebelum ayat tersebut, Allah menjelaskan tentang balasan keta’atan
seseorang dalam beribadah dan berkhidmah kepada Nya disertai keikhlasan tanpa
ada tujuan harta/kedudukan, yang menyebabkan tingginya derajat seseorang
meskipun beliau tidak bisa baca tulis. Sebagaimana tercantum dalam QS Al A’raf
157:
[7:157] (Yaitu) orang-orang yang mengikut Rasul, Nabi yang ummi (tidak bisa baca tulis)) mereka dapati tertulis didalam Taurat dan Injil yang ada disisi mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang ma'ruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk dan membuang dari mereka beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka. Maka orang-orang yang beriman kepadanya. memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Al Qur'an), mereka itulah orang-orang yang beruntung.
Oleh karena para Nabi termasuk orang-orang yang ikhlas, sehingga Allah memberi
sebab (diturunkan wahyu) kepadanya atau diberi ilham bagi mereka yang salih, semuanya
mengikuti sebab. Beliau disebut Ummi (tidak bisa baca tulis) diulangi lagi oleh Allah yang
menunjukkan betapa lebih pentingnya mengamalkan konsep Al Quran dan membacanya,
sehingga mereka diberi petunjuk. Sebagaimana tercantum dalam QS Al A’raf 158:
[7:158] Katakanlah: "Hai manusia sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua, yaitu Allah Yang mempunyai kerajaan langit dan bumi; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Yang menghidupkan dan mematikan, maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya, Nabi yang ummi yang beriman kepada Allah dan kepada kalimat-kalimat-Nya (kitab-kitab-Nya) dan ikutilah dia, supaya kamu mendapat petunjuk".
Begitu juga Musa yang terkenal keikhlasannya (pengembala
kambing) akhirnya diangkat menjadi Nabi, namun sebelum itu mendapat tantangan
besar (ayah angkatnya yang kejam dan akhirnya berhasil dikalahkan olehnya).
Sebagaimana tercantum dalam QS Al A’raf 141:
[7:141] Dan (ingatlah hai Bani Israil), ketika Kami menyelamatkan kamu dari (Fir'aun) dan kaumnya, yang mengazab kamu dengan azab yang sangat jahat, yaitu mereka membunuh anak-anak lelakimu dan membiarkan hidup wanita-wanitamu. Dan pada yang demikian itu cobaan yang besar dari Tuhanmu".
Nabi Musa munajat kepada Allah selama empat puluh hari,
setelah dikabulkan do’anya lantas pingsan
karena ke Agungan Nya, maka bertaubat yang akhirnya dipilih menjadi
Nabi. Sebagaimana dalam QS Al A’raf 142-143:
[7:142] Dan telah Kami janjikan kepada Musa (memberikan Taurat) sesudah berlalu waktu tiga puluh malam, dan Kami sempurnakan jumlah malam itu dengan sepuluh (malam lagi), maka sempurnalah waktu yang telah ditentukan Tuhannya empat puluh malam. Dan berkata Musa kepada saudaranya yaitu Harun: "Gantikanlah aku dalam (memimpin) kaumku, dan perbaikilah, dan janganlah kamu mengikuti jalan orang-orang yang membuat kerusakan".
[7:143] Dan tatkala Musa datang untuk (munajat dengan Kami) pada waktu yang telah Kami tentukan dan Tuhan telah berfirman (langsung) kepadanya, berkatalah Musa: "Ya Tuhanku, nampakkanlah (diri Engkau) kepadaku agar aku dapat melihat kepada Engkau". Tuhan berfirman: "Kamu sekali-kali tidak sanggup melihat-Ku, tapi lihatlah ke bukit itu, maka jika ia tetap di tempatnya (sebagai sediakala) niscaya kamu dapat melihat-Ku". Tatkala Tuhannya menampakkan diri kepada gunung itu, dijadikannya gunung itu hancur luluh dan Musa pun jatuh pingsan. Maka setelah Musa sadar kembali, dia berkata: "Maha Suci Engkau, aku bertaubat kepada Engkau dan aku orang yang pertama-tama beriman
[7:143] Dan tatkala Musa datang untuk (munajat dengan Kami) pada waktu yang telah Kami tentukan dan Tuhan telah berfirman (langsung) kepadanya, berkatalah Musa: "Ya Tuhanku, nampakkanlah (diri Engkau) kepadaku agar aku dapat melihat kepada Engkau". Tuhan berfirman: "Kamu sekali-kali tidak sanggup melihat-Ku, tapi lihatlah ke bukit itu, maka jika ia tetap di tempatnya (sebagai sediakala) niscaya kamu dapat melihat-Ku". Tatkala Tuhannya menampakkan diri kepada gunung itu, dijadikannya gunung itu hancur luluh dan Musa pun jatuh pingsan. Maka setelah Musa sadar kembali, dia berkata: "Maha Suci Engkau, aku bertaubat kepada Engkau dan aku orang yang pertama-tama beriman
Sebagai tanda kebijaksanaan Allah terkadang manusia kurang memahaminya, akhirnya berdo'a ingin dikabulkan, setelah dikabulkan ternyata datang juga cobaan yang lain, sebagaimana yang telah dialami Nabi Musa.
Nabi Musa dipilih
oleh Allah dengan berpedoman ayat-ayat Nya
dan bisa mensyukurinya, karena tanpa itu manusia tidak bisa berpegang teguh
terhadap syari’at Allah. Sebagaimana tecantum dalam QS Al A’raf 144-145:
[7:144] Allah berfirman: "Hai Musa, sesungguhnya Aku memilih (melebihkan) kamu dan manusia yang lain (di masamu) untuk membawa risalah-Ku dan untuk berbicara langsung dengan-Ku, sebab itu berpegang teguhlah kepada apa yang Aku berikan kepadamu dan hendaklah kamu termasuk orang-orang yang bersyukur.
[7:145] Dan telah Kami tuliskan untuk Musa pada luh-luh (Taurat) segala sesuatu sebagai pelajaran dan penjelasan bagi segala sesuatu; maka (Kami berfirman): "Berpeganglah kepadanya dengan teguh dan suruhlah kaummu berpegang kepada (perintah-perintahnya) dengan sebaik-baiknya, nanti Aku akan memperlihatkan kepadamu negeri orang-orang yang fasik.
[7:145] Dan telah Kami tuliskan untuk Musa pada luh-luh (Taurat) segala sesuatu sebagai pelajaran dan penjelasan bagi segala sesuatu; maka (Kami berfirman): "Berpeganglah kepadanya dengan teguh dan suruhlah kaummu berpegang kepada (perintah-perintahnya) dengan sebaik-baiknya, nanti Aku akan memperlihatkan kepadamu negeri orang-orang yang fasik.
Sebaliknya bagi orang-orang yang menyombongkan diri maka
tidak bisa menerangkan yang menyebabkan seseorang bertambah baik dan selalu
menimbulkan pelanggaran. Sebagaimana tercantum dalam QS Al A’raf 146:
[7:146] Aku akan memalingkan orang-orang yang menyombongkan dirinya di muka bumi tanpa alasan yang benar dari tanda-tanda kekuasaan-Ku. Mereka jika melihat tiap-tiap ayat(Ku), mereka tidak beriman kepadanya. Dan jika mereka melihat jalan yang membawa kepada petunjuk, mereka tidak mau menempuhnya, tetapi jika mereka melihat jalan kesesatan, mereka terus memenempuhnya. Yang demikian itu adalah karena mereka mendustakan ayat-ayat Kami dan mereka selalu lalai dari padanya
Ketika ditinggal Nabi Musa, kaumnya sama menyembah
patung dari emas, padahal itu berbahaya
bisa menghapus semua amal perbuatan yang baik karena syirik, namun diantara
mereka berdo’a:
Lainlam yarhamnaa rabbunaa wayaghfirlanaa lanakuunanna minal
khoosiriin.
Sebagaimana diceritakan dalam QS Al A’raf 147-149:
[7:147] Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan mendustakan akan menemui akhirat, sia-sialah perbuatan mereka. Mereka tidak diberi balasan selain dari apa yang telah mereka kerjakan.
[7:148] Dan kaum Musa, setelah kepergian Musa ke gunung Thur, mereka membuat dari perhiasan-perhiasan (emas) mereka anak lembu yang bertubuh dan bersuara. Apakah mereka tidak mengetahui bahwa anak lembu itu tidak dapat berbicara dengan mereka dan tidak dapat (pula) menunjukkan jalan kepada mereka? Mereka menjadikannya (sebagai sembahan) dan mereka adalah orang-orang yang zalim.
[7:149] Dan setelah mereka sangat menyesali perbuatannya dan mengetahui bahwa mereka telah sesat, merekapun berkata: "Sungguh jika Tuhan kami tidak memberi rahmat kepada kami dan tidak mengampuni kami, pastilah kami menjadi orang-orang yang merugi.
[7:148] Dan kaum Musa, setelah kepergian Musa ke gunung Thur, mereka membuat dari perhiasan-perhiasan (emas) mereka anak lembu yang bertubuh dan bersuara. Apakah mereka tidak mengetahui bahwa anak lembu itu tidak dapat berbicara dengan mereka dan tidak dapat (pula) menunjukkan jalan kepada mereka? Mereka menjadikannya (sebagai sembahan) dan mereka adalah orang-orang yang zalim.
[7:149] Dan setelah mereka sangat menyesali perbuatannya dan mengetahui bahwa mereka telah sesat, merekapun berkata: "Sungguh jika Tuhan kami tidak memberi rahmat kepada kami dan tidak mengampuni kami, pastilah kami menjadi orang-orang yang merugi.
Musa melemparkan
lauh-lauh Taurat tertanda beliau marah karena kaumnya menyembah patung yang
menyebabkan murka Allah dan kehinaan di Dunia. Beliau berdo’a dan berda’wah “Bagi
yang bertaubat setelah mengerjakan
kejahatan sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. Sebagaimana
tercantum dalam QS Al A’raf 150-153:
[7:150] Dan tatkala Musa telah kembali kepada kaumnya dengan marah dan sedih hati berkatalah dia: "Alangkah buruknya perbuatan yang kamu kerjakan sesudah kepergianku! Apakah kamu hendak mendahului janji Tuhanmu? Dan Musapun melemparkan luh-luh (Taurat) itu dan memegang (rambut) kepala saudaranya (Harun) sambil menariknya ke arahnya, Harun berkata: "Hai anak ibuku, sesungguhnya kaum ini telah menganggapku lemah dan hampir-hampir mereka membunuhku, sebab itu janganlah kamu menjadikan musuh-musuh gembira melihatku, dan janganlah kamu masukkan aku ke dalam golongan orang-orang yang zalim"
[7:151] Musa berdo'a: "Ya Tuhanku, ampunilah aku dan saudaraku dan masukkanlah kami ke dalam rahmat Engkau, dan Engkau adalah Maha Penyayang di antara para penyayang".
[7:152] Sesungguhnya orang-orang yang menjadikan anak lembu (sebagai sembahannya), kelak akan menimpa mereka kemurkaan dari Tuhan mereka dan kehinaan dalam kehidupan di dunia. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang membuat-buat kebohongan.
[7:153] Orang-orang yang mengerjakan kejahatan, kemudian bertaubat sesudah itu dan beriman; sesungguhnya Tuhan kamu sesudah taubat yang disertai dengan iman itu adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
[7:151] Musa berdo'a: "Ya Tuhanku, ampunilah aku dan saudaraku dan masukkanlah kami ke dalam rahmat Engkau, dan Engkau adalah Maha Penyayang di antara para penyayang".
[7:152] Sesungguhnya orang-orang yang menjadikan anak lembu (sebagai sembahannya), kelak akan menimpa mereka kemurkaan dari Tuhan mereka dan kehinaan dalam kehidupan di dunia. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang membuat-buat kebohongan.
[7:153] Orang-orang yang mengerjakan kejahatan, kemudian bertaubat sesudah itu dan beriman; sesungguhnya Tuhan kamu sesudah taubat yang disertai dengan iman itu adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Terjadinya gempa tertanda Allah marah, setelah amarah Nabi
Musa mereda, maka diambilnya kembali lauh-lauh Taurat karena didalamnya
terdapat petunjuk dan rahmat bagi orang yang takut. Sebagaimana tercantum dalam
QS Al A’raf 154-155:
[7:154] Sesudah amarah Musa menjadi reda, lalu diambilnya (kembali) luh-luh (Taurat) itu; dan dalam tulisannya terdapat petunjuk dan rahmat untuk orang-orang yang takut kepada Tuhannya.
[7:155] Dan Musa memilih tujuh puluh orang dari kaumnya untuk (memohonkan taubat kepada Kami) pada waktu yang telah Kami tentukan. Maka ketika mereka digoncang gempa bumi, Musa berkata: "Ya Tuhanku, kalau Engkau kehendaki, tentulah Engkau membinasakan mereka dan aku sebelum ini. Apakah Engkau membinasakan kami karena perbuatan orang-orang yang kurang akal di antara kami? Itu hanyalah cobaan dari Engkau, Engkau sesatkan dengan cobaan itu siapa yang Engkau kehendaki dan Engkau beri petunjuk kepada siapa yang Engkau kehendaki. Engkaulah Yang memimpin kami, maka ampunilah kami dan berilah kami rahmat dan Engkaulah Pemberi ampun yang sebaik-baiknya".
[7:155] Dan Musa memilih tujuh puluh orang dari kaumnya untuk (memohonkan taubat kepada Kami) pada waktu yang telah Kami tentukan. Maka ketika mereka digoncang gempa bumi, Musa berkata: "Ya Tuhanku, kalau Engkau kehendaki, tentulah Engkau membinasakan mereka dan aku sebelum ini. Apakah Engkau membinasakan kami karena perbuatan orang-orang yang kurang akal di antara kami? Itu hanyalah cobaan dari Engkau, Engkau sesatkan dengan cobaan itu siapa yang Engkau kehendaki dan Engkau beri petunjuk kepada siapa yang Engkau kehendaki. Engkaulah Yang memimpin kami, maka ampunilah kami dan berilah kami rahmat dan Engkaulah Pemberi ampun yang sebaik-baiknya".
Rahmat Allah memang luar biasa sehingga tidak ada yang bisa
menandinginya, Dia menyiksa siapa yang dikehendaki begitu juga Rahmat Nya akan
diberikan kepada orang–orang yang bertaqwa. Sebagaimana tercantum dalam QS Al
A’raf 156:
[7:156] Dan tetapkanlah untuk kami kebajikan di dunia ini dan di akhirat; sesungguhnya kami kembali (bertaubat) kepada Engkau. Allah berfirman: "Siksa-Ku akan Kutimpakan kepada siapa yang Aku kehendaki dan rahmat-Ku meliputi segala sesuatu. Maka akan Aku tetapkan rahmat-Ku untuk orang-orang yang bertakwa, yang menunaikan zakat dan orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami".
Semoga bermanfa’at Dunia Akhirat.
Wassalam.
Langganan:
Postingan (Atom)