pembukaan

Senin, 20 November 2017

TUNTUNAN UMRAH.



                    Maaf, baru sempat menjelaskan, semoga Allah mempermudah kalian semua untuk menjalankan ibadah umrah sesuai tuntunan. 

Beratnya menjalankan sunnah yang terpendam” Barang siapa yang menghidupkan sunnahku setelah aku mati maka baginya pahala seratus orang mati syahid. Al Hadis.

Butuh kekuatan iman” Islam itu terasing, dan akan kembali lagi terasing, maka bahagialah orang-orang yang terasing”.
Apa yang dikerjakan Nabi buatlah teladan, apa yang dilarang hendaknya ditinggalkan, apabila mengikuti adat, meninggalkan sunnah. Contoh:
a)Tentang berpakaian.
b)Perjalanan umrah.
c)Cara bertahallul.

a)Tentang berpakaian.
Nabi mengenakan baju ihram ketika berangkat dari rumah (selendang dan kain putih yang tidak berjahit) juga sandal. Adapun payung, kaca mata, sabuk, boleh dikenakan bagi orang yang sedang ihram.
Berpakaian ihram dari rumah menambah syi’ar islam, sehingga tidak cukup satu setel, hendaknya hal ini dianjurkan kepada jama’ah lelaki yang berangkat Haji/umrah.
Bagi jama’ah yang berangkatnya dari Jakarta (ke Makkah) maka miqotnya di Yalamlam (ketika itu di pesawat) sehingga diperbolehkan mandi ketika di hotel/sebelum pesawat terbang.
Bagi kaum wanita:
Tetap mandi meskipun sedang haid, boleh berpakaian yang disukai (Aisyah pernah memakai baju warna pink, yang penting tidak ketat, tidak menyerupai lelaki) tidak memakai minyak wangi, tidak ber make up, tetap melaksanakan ayat hijab.
Aisyah ra bilang” Dahulu ada kafilah yang melewati kami, sedang kami dalam keadaan ihram bersama Nabi, ketika mereka telah dekat dengan kami, salah seorang dari kami menutup wajahnya, dan ketika mereka telah lewat, kami membukanya kembali.
Ini yang tepat (sesuai dengan maksud ayat hijab QS Al Ahzab 53).
Orang bilang: Hijab hukumnya sunnah karena masih diperselisihkan.
Komentar Faizah: jawaban itu kurang tepat, penyebab wanita suka membuka wajah, padahal itu bertentangan dengan ayat hijab/penyebab tidak bisa menjaga pandangan yang jelas diperintah, meskipun ada hadis” Takutlah kepada Allah semampu”.
Namun semua perbuatan ada balasan. Tidak sama orang yang ta’at dengan orang yang tidak. Ibarat nilai (terbaik, sedang, merah).     
Dari Asma’ binti Abi Bakar ra” Kami menutupi wajah kami dari (penglihatan) laki-laki, dan sebelumnya kami menyisir rambut (ketika mau ihram)”.

b)Perjalanan umrah.
Ketika sampai di miqot (bagi yang ihramnya mulai Madinah) maka miqotnya di Bir Ali. Memulai ihram dengan mengucapkan:
لبىك ا للهم عمرة
LABBAIKALLOOHUMMA ‘UMRATA.
Ya Allah, aku penuhi panggilan Mu untuk menunaikan ibadah umrah.
Lalu membaca talbiyah hingga sampai ke Makkah (sunnah muakkadah), bagi lelaki hendaknya mengeraskan suaranya, dan tidak bagi wanita. Adapun bacaan talbiyah:
لبىك اللهم لبىك لبىك لاشرىك لك لبىك ان الحمد والنعمة لك والملك لاشرىك لك
LABBAIKALLOOHUMMA LABBAIK, LABBAIKA LAA SYARIIKALAKA LABBAIK, INNAL HAMDA WANNI’MATA LAKA WAL MULK LAA SYARIIKALAK.
Aku penuhi panggilan Mu ya Allah, aku penuhi panggilan Mu, aku penuhi panggilan Mu, tidak ada sekutu bagi Mu, aku penuhi panggilan Mu. Sesungguhnya segala pujian dan ni’mat serta kerajaan adalah milik Mu, tidak ada sekutu bagi Mu.
Ketika sampai di Masjidil haram, langsung towaf (dari hajar aswad atau tempat yang searah dengannya) lantas menghadaplah kepadanya dengan membaca” BISMILLAAHI ALLOOHU AKBAR”.
Dengan menyebut nama Allah, Allah Maha Besar.
Lantas usaplah Hajar Aswad dengan tangan kanan mu atau benda kemudian ciumlah, jika tidak mampu maka jangan mendesak orang-orang (untuk mencapainya) tetapi berilah isyarah kepada Hajar Aswad dengan tanganmu sekali isyarah (tidak usah dicium) lakukan hal itu dalam setiap putaran towaf.
Berthowaflah tujuh kali putaran dengan menjadikan Ka’bah disebelah kirimu (lakukan raml) jalan cepat dengan memendekkan langkah pada tiga putaran pertama, dan berjalanlah (biasa) pada putaran berikutnya.
Dalam setiap putaran towaf tersebut lakukanlah idhthiba’ (meletakkan pertengahan kain selendang di bawah pundak kanan, dan kedua ujungnya diatas pundak kiri) Raml dan idhthiba’ tersebut hanya husus laki-laki dan hanya dilakukan pada towaf yang pertama atau towaf umrah bagi orang yang mengerjakan Haji tamattu’ dan towaf qudum bagi orang yang mengerjakan haji qiran dan ifrat.
Jika sampai di Rukun Yamani, maka usaplah dengan tanganmu dan jangan menciumnya, jika tidak mampu jangan memberi isyarah. Dan disunnahkan ketika berada diantara Rukun Yamani dan Hajar Aswad, Nabi membaca”
{ رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ }
RABBANAA AATINAA FIDDUN YAA HASANAH WAFIL AAKHIRATI HASANAH WAQINAA ‘AZAABAN NAAR. 
Wahai Rabb kami, berikanlah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan jagalah kami dari siksa api neraka.
Jika selesai dari putaran yang ke tujuh, saat mendekati Hajar Aswad tutuplah pundakmu yang kanan, kemudian pergilah menuju maqom Ibrahim (jika mampu) dan ucapkanlah” 
“ WATTAKHIZUU MIN MAQAAMI IBRAAHIIMA MUSHOLLA”.
Dan jadikanlah maqom Ibrahim itu tempat salat. QS Al Baqarah 125.
Ambillah posisi Maqom Ibrahim (antara dirimu dengan Ka’bah) jika mampu lalu salatlah dua rakaat, rakaat pertama setelah fatihah surat Al Kafirun dan setelah rakaat kedua Al Ikhlas.
Lalu pergilah menuju Sofa dan ketika telah dekat bacalah”
INNASHSHOFAA WAL MARWATA MIN SYA’AA-IRILLAH.
Sesungguhnya Sofa dan Marwah merupakan sebagian syi’ar (agama) Allah. QS Al Baqarah 158.
Kemudian ucapkanlah”
ABDA-U BIMAA BADA-ALLAAHU BIH.
Kami memulai dengan apa yang dimulai oleh Allah.
Kemudian naiklah ke (bukit) Sofa dan menghadaplah ke Ka’bah lalu  bertakbirlah tiga kali dan ucapkanlah sebagaimana hadis”
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا قَفَلَ مِنْ غَزْوٍ أَوْ حَجٍّ أَوْ عُمْرَةٍ يُكَبِّرُ عَلَى كُلِّ شَرَفٍ مِنْ الْأَرْضِ ثَلَاثَ تَكْبِيرَاتٍ ثُمَّ يَقُولُ
 لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ آيِبُونَ تَائِبُونَ عَابِدُونَ سَاجِدُونَ لِرَبِّنَا حَامِدُونَ صَدَقَ اللَّهُ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَهَزَمَ الْأَحْزَابَ وَحْدَهُ

(BUKHARI - 1670) : Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam apabila kembali dari suatu peperangan atau haji atau 'umrah, Beliau bertakbir tiga kali pada setiap dataran tinggi dari permukaan bumi lalu berdo'a:
“ Laa ilaaha illallahu wahdahu laa syariika lahu, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa 'alaa kulli syai'in qadiir. Aayibuuna taa-ibuuna 'aabiduuna saajiduuna li rabbinaa haamiduun. Shadaqallahu wa'dahu wa nashara 'abdahu wa hazamal ahzaaba wahdah"
.
 (Tidak ada ilah yang berhak disembah selain Allah satu-satunya, tidak ada sekutu bagi-Nya. Milik-Nya segala kerajaan, dan pujian dan Dia Maha Berkuasa atas segala sesuatu. Kita kembali, sebagai hamba yang bertaubat, ber'ibadah, sujud untuk Rabb kita dan yang memuji-Nya. Allah Maha Benar dengan janji-Nya, menolong hamba-Nya dan menghancurkan musuh-musuh-Nya) ".
Ulangilah zikir tersebut tiga kali dan berdoalah pada  tiap-tiap selesai membacanya, dengan doa-doa yang anda kehendaki.
Kemudian turunlah untuk melakukan sa’i antara Sofa dan Marwah. Bila anda berada diantara dua tanda hijau, lakukanlah sa’I dengan berlari  kecil (khusus untuk laki-laki dan tidak bagi wanita). Jika anda sampai di Marwah, naiklah ke atasnya dan menghadap lah ke Ka’bah, kemudian ucapkan sebagaimana yang anda ucapkan di Sofa.
لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ آيِبُونَ تَائِبُونَ عَابِدُونَ سَاجِدُونَ لِرَبِّنَا حَامِدُونَ صَدَقَ اللَّهُ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَهَزَمَ الْأَحْزَابَ وَحْدَهُ
“ Laa ilaaha illallahu wahdahu laa syariika lahu, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa 'alaa kulli syai'in qadiir. Aayibuuna taa-ibuuna 'aabiduuna saajiduuna li rabbinaa haamiduun. Shadaqallahu wa'dahu wa nashara 'abdahu wa hazamal ahzaaba wahdah".
Hindari bid’ah (do’a yang panjang-panjang dibaca ketika thowaf dan secara bersamaan dipimpin kepala rombongan) tidak ada uswahnya.
      
Jika selesai mengerjakan sa’i, hendaknya minta dicukur oleh orang yang sudah keluar dari ihram atau pendekkanlah. Adapun bagi wanita hendaknya mengambil sedikit rambut dari bagian atas kepala (ini yang lebih berhati-hati sesuai dengan maksud rambut kepala, bukan rambut yang ujung bawah) dan dipotong oleh mahromnya yang sudah keluar dari ihram.
Teman bertanya: Berapa kali aku harus umrah (selama di Makkah)?
Komentar Faizah: Ketika nabi berkunjung ke Makkah 4 kali dan yang sekali berhaji namun setiap kunjungan hanya sekali umrah (ini yang terbaik) biar tidak capek/bisa berjama’ah, apalagi wanita sekarang jarang berhijab.
Ya Allah terimalah semua amal ibadah kami, terimalah wahai Zat Yang Maha Mulia.

                            Semoga bermanfa’at.
NB: Jangan lupa minta kartu hotel/alamatnya (sewaktu berpisah dari mahram atau rombongan) bisa ditunjukkan.
Terdapat hilaf?
No Hp 082335054589/WA 088212466809.
    
      

  


     

0 komentar:

Jumlah Pengunjung

Blog Archive

About Me

Faizahmahrus
Lihat profil lengkapku
Diberdayakan oleh Blogger.

Pengunjung