Senin, 20 November 2017
TUNTUNAN UMRAH.
21.54 |
Diposting oleh
Faizahmahrus |
Edit Entri
Maaf, baru
sempat menjelaskan, semoga Allah mempermudah kalian semua untuk menjalankan
ibadah umrah sesuai tuntunan.
Beratnya
menjalankan sunnah yang terpendam” Barang siapa yang menghidupkan sunnahku
setelah aku mati maka baginya pahala seratus orang mati syahid. Al Hadis.
Butuh
kekuatan iman” Islam itu terasing, dan akan kembali lagi terasing, maka
bahagialah orang-orang yang terasing”.
Apa yang
dikerjakan Nabi buatlah teladan, apa yang dilarang hendaknya ditinggalkan,
apabila mengikuti adat, meninggalkan sunnah. Contoh:
a)Tentang
berpakaian.
b)Perjalanan
umrah.
c)Cara
bertahallul.
a)Tentang
berpakaian.
Nabi
mengenakan baju ihram ketika berangkat dari rumah (selendang dan kain putih
yang tidak berjahit) juga sandal. Adapun payung, kaca mata, sabuk, boleh
dikenakan bagi orang yang sedang ihram.
Berpakaian
ihram dari rumah menambah syi’ar islam, sehingga tidak cukup satu setel,
hendaknya hal ini dianjurkan kepada jama’ah lelaki yang berangkat Haji/umrah.
Bagi jama’ah
yang berangkatnya dari Jakarta (ke Makkah) maka miqotnya di Yalamlam (ketika
itu di pesawat) sehingga diperbolehkan mandi ketika di hotel/sebelum pesawat terbang.
Bagi kaum
wanita:
Tetap mandi
meskipun sedang haid, boleh berpakaian yang disukai (Aisyah pernah memakai baju
warna pink, yang penting tidak ketat, tidak menyerupai lelaki) tidak memakai
minyak wangi, tidak ber make up, tetap melaksanakan ayat hijab.
Aisyah ra
bilang” Dahulu ada kafilah yang melewati kami, sedang kami dalam keadaan ihram
bersama Nabi, ketika mereka telah dekat dengan kami, salah seorang dari kami
menutup wajahnya, dan ketika mereka telah lewat, kami membukanya kembali.
Ini yang
tepat (sesuai dengan maksud ayat hijab QS Al Ahzab 53).
Orang
bilang: Hijab hukumnya sunnah karena masih diperselisihkan.
Komentar
Faizah: jawaban itu kurang tepat, penyebab wanita suka membuka wajah, padahal
itu bertentangan dengan ayat hijab/penyebab tidak bisa menjaga pandangan yang
jelas diperintah, meskipun ada hadis” Takutlah kepada Allah semampu”.
Namun semua
perbuatan ada balasan. Tidak sama orang yang ta’at dengan orang yang tidak.
Ibarat nilai (terbaik, sedang, merah).
Dari Asma’
binti Abi Bakar ra” Kami menutupi wajah kami dari (penglihatan) laki-laki, dan
sebelumnya kami menyisir rambut (ketika mau ihram)”.
b)Perjalanan
umrah.
Ketika sampai
di miqot (bagi yang ihramnya mulai Madinah) maka miqotnya di Bir Ali. Memulai ihram
dengan mengucapkan:
لبىك ا للهم عمرة
LABBAIKALLOOHUMMA
‘UMRATA.
Ya Allah,
aku penuhi panggilan Mu untuk menunaikan ibadah umrah.
Lalu membaca
talbiyah hingga sampai ke Makkah (sunnah muakkadah), bagi lelaki hendaknya
mengeraskan suaranya, dan tidak bagi wanita. Adapun bacaan talbiyah:
لبىك اللهم
لبىك لبىك لاشرىك لك لبىك ان الحمد والنعمة لك والملك لاشرىك لك
LABBAIKALLOOHUMMA
LABBAIK, LABBAIKA LAA SYARIIKALAKA LABBAIK, INNAL HAMDA WANNI’MATA LAKA WAL
MULK LAA SYARIIKALAK.
Aku penuhi
panggilan Mu ya Allah, aku penuhi panggilan Mu, aku penuhi panggilan Mu, tidak
ada sekutu bagi Mu, aku penuhi panggilan Mu. Sesungguhnya segala pujian dan
ni’mat serta kerajaan adalah milik Mu, tidak ada sekutu bagi Mu.
Ketika
sampai di Masjidil haram, langsung towaf (dari hajar aswad atau tempat yang
searah dengannya) lantas menghadaplah kepadanya dengan membaca” BISMILLAAHI
ALLOOHU AKBAR”.
Dengan
menyebut nama Allah, Allah Maha Besar.
Lantas
usaplah Hajar Aswad dengan tangan kanan mu atau benda kemudian ciumlah, jika
tidak mampu maka jangan mendesak orang-orang (untuk mencapainya) tetapi berilah
isyarah kepada Hajar Aswad dengan tanganmu sekali isyarah (tidak usah dicium)
lakukan hal itu dalam setiap putaran towaf.
Berthowaflah
tujuh kali putaran dengan menjadikan Ka’bah disebelah kirimu (lakukan raml) jalan
cepat dengan memendekkan langkah pada tiga putaran pertama, dan berjalanlah
(biasa) pada putaran berikutnya.
Dalam setiap
putaran towaf tersebut lakukanlah idhthiba’ (meletakkan pertengahan kain
selendang di bawah pundak kanan, dan kedua ujungnya diatas pundak kiri) Raml
dan idhthiba’ tersebut hanya husus laki-laki dan hanya dilakukan pada towaf
yang pertama atau towaf umrah bagi orang yang mengerjakan Haji tamattu’ dan
towaf qudum bagi orang yang mengerjakan haji qiran dan ifrat.
Jika sampai
di Rukun Yamani, maka usaplah dengan tanganmu dan jangan menciumnya, jika tidak
mampu jangan memberi isyarah. Dan disunnahkan ketika berada diantara Rukun
Yamani dan Hajar Aswad, Nabi membaca”
{ رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي
الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ }
RABBANAA
AATINAA FIDDUN YAA HASANAH WAFIL AAKHIRATI HASANAH WAQINAA ‘AZAABAN NAAR.
Wahai Rabb
kami, berikanlah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan jagalah
kami dari siksa api neraka.
Jika selesai
dari putaran yang ke tujuh, saat mendekati Hajar Aswad tutuplah pundakmu yang
kanan, kemudian pergilah menuju maqom Ibrahim (jika mampu) dan ucapkanlah”
“ WATTAKHIZUU
MIN MAQAAMI IBRAAHIIMA MUSHOLLA”.
Dan
jadikanlah maqom Ibrahim itu tempat salat. QS Al Baqarah 125.
Ambillah
posisi Maqom Ibrahim (antara dirimu dengan Ka’bah) jika mampu lalu salatlah dua
rakaat, rakaat pertama setelah fatihah surat Al Kafirun dan setelah rakaat
kedua Al Ikhlas.
Lalu
pergilah menuju Sofa dan ketika telah dekat bacalah”
INNASHSHOFAA
WAL MARWATA MIN SYA’AA-IRILLAH.
Sesungguhnya
Sofa dan Marwah merupakan sebagian syi’ar (agama) Allah. QS Al Baqarah 158.
Kemudian
ucapkanlah”
ABDA-U BIMAA
BADA-ALLAAHU BIH.
Kami memulai
dengan apa yang dimulai oleh Allah.
Kemudian
naiklah ke (bukit) Sofa dan menghadaplah ke Ka’bah lalu bertakbirlah tiga kali dan ucapkanlah
sebagaimana hadis”
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا قَفَلَ مِنْ غَزْوٍ أَوْ حَجٍّ أَوْ
عُمْرَةٍ يُكَبِّرُ عَلَى كُلِّ شَرَفٍ مِنْ الْأَرْضِ ثَلَاثَ تَكْبِيرَاتٍ ثُمَّ
يَقُولُ
لَا إِلَهَ
إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ
عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ آيِبُونَ تَائِبُونَ عَابِدُونَ سَاجِدُونَ لِرَبِّنَا
حَامِدُونَ صَدَقَ اللَّهُ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَهَزَمَ الْأَحْزَابَ وَحْدَهُ
(BUKHARI -
1670) : Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam apabila kembali
dari suatu peperangan atau haji atau 'umrah, Beliau bertakbir tiga kali pada
setiap dataran tinggi dari permukaan bumi lalu berdo'a:
“ Laa ilaaha
illallahu wahdahu laa syariika lahu, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa 'alaa
kulli syai'in qadiir. Aayibuuna taa-ibuuna 'aabiduuna saajiduuna li rabbinaa
haamiduun. Shadaqallahu wa'dahu wa nashara 'abdahu wa hazamal ahzaaba
wahdah"
.
.
(Tidak ada ilah yang berhak disembah selain
Allah satu-satunya, tidak ada sekutu bagi-Nya. Milik-Nya segala kerajaan, dan
pujian dan Dia Maha Berkuasa atas segala sesuatu. Kita kembali, sebagai hamba
yang bertaubat, ber'ibadah, sujud untuk Rabb kita dan yang memuji-Nya. Allah
Maha Benar dengan janji-Nya, menolong hamba-Nya dan menghancurkan
musuh-musuh-Nya) ".
Ulangilah
zikir tersebut tiga kali dan berdoalah pada
tiap-tiap selesai membacanya, dengan doa-doa yang anda kehendaki.
Kemudian turunlah
untuk melakukan sa’i antara Sofa dan Marwah. Bila anda berada diantara dua tanda
hijau, lakukanlah sa’I dengan berlari
kecil (khusus untuk laki-laki dan tidak bagi wanita). Jika anda sampai
di Marwah, naiklah ke atasnya dan menghadap lah ke Ka’bah, kemudian ucapkan
sebagaimana yang anda ucapkan di Sofa.
لَا إِلَهَ إِلَّا
اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ
شَيْءٍ قَدِيرٌ آيِبُونَ تَائِبُونَ عَابِدُونَ سَاجِدُونَ لِرَبِّنَا حَامِدُونَ صَدَقَ
اللَّهُ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَهَزَمَ الْأَحْزَابَ وَحْدَهُ
“ Laa ilaaha
illallahu wahdahu laa syariika lahu, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa 'alaa
kulli syai'in qadiir. Aayibuuna taa-ibuuna 'aabiduuna saajiduuna li rabbinaa
haamiduun. Shadaqallahu wa'dahu wa nashara 'abdahu wa hazamal ahzaaba
wahdah".
Hindari
bid’ah (do’a yang panjang-panjang dibaca ketika thowaf dan secara bersamaan
dipimpin kepala rombongan) tidak ada uswahnya.
Jika selesai
mengerjakan sa’i, hendaknya minta dicukur oleh orang yang sudah keluar dari
ihram atau pendekkanlah. Adapun bagi wanita hendaknya mengambil sedikit rambut
dari bagian atas kepala (ini yang lebih berhati-hati sesuai dengan maksud
rambut kepala, bukan rambut yang ujung bawah) dan dipotong oleh mahromnya yang
sudah keluar dari ihram.
Teman
bertanya: Berapa kali aku harus umrah (selama di Makkah)?
Komentar
Faizah: Ketika nabi berkunjung ke Makkah 4 kali dan yang sekali berhaji namun setiap kunjungan hanya
sekali umrah (ini yang terbaik) biar tidak capek/bisa berjama’ah, apalagi wanita
sekarang jarang berhijab.
Ya Allah
terimalah semua amal ibadah kami, terimalah wahai Zat Yang Maha Mulia.
Semoga bermanfa’at.
NB: Jangan
lupa minta kartu hotel/alamatnya (sewaktu berpisah dari mahram atau rombongan)
bisa ditunjukkan.
Terdapat
hilaf?
Alamat blog:
www.faizahmahrus.blogspot.com
No Hp
082335054589/WA 088212466809.
Artikel Terkait:
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar