Rabu, 17 Juni 2015
MENGHINDARI LARANGAN DI BULAN RAMADLAN
07.08 |
Diposting oleh
Faizahmahrus |
Edit Entri
“MENGHINDARI LARANGAN DI BULAN RAMADLAN” Agar lebih sempurna berdasarkan
pesan Allah “ Apa-apa yang diperintah oleh Rasul kepada kalian maka
ambillah/kerjakan (semampunya) dan apa-apa yang dilarang maka tinggalkan. Agar
puasa kita tidak hanya lapar serta dahaga saja, namun bisa melaksanakan sesuai
perintah, meningkatkan amaliyyah yang baik untuk menuju keridloan Allah/dijauhkan
dari siksa api neraka. Dalam QS Al Furqan 10-11:
[25:10] Maha Suci (Allah) yang jika Dia menghendaki, niscaya dijadikan-Nya bagimu yang lebih baik dari yang demikian, (yaitu) surga-surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, dan dijadikan-Nya (pula) untukmu istana-istana
[25:11] Bahkan mereka mendustakan hari kiamat. Dan kami menyediakan neraka yang menyala-nyala bagi siapa yang mendustakan hari kiamat.
[25:11] Bahkan mereka mendustakan hari kiamat. Dan kami menyediakan neraka yang menyala-nyala bagi siapa yang mendustakan hari kiamat.
Adapun yang perlu dihindari antara lain:
a)Jangan dibiarkan
hutang puasa.
b)Jangan bicara yang menimbulkan dosa.
c)Menghindari perbuatan yang terlarang.
a)Jangan dibiarkan
hutang puasa.
Hutang kepada Allah lebih berhak untuk dilunasi. Allah Maha
Belas kasih terhadap hambaNya bagi yang tidak mampu (mengqadla) diberi keringanan.
Dalam QS Al Baqarah 183-184:
[2:183] Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,
[2:184] (yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu. Maka barangsiapa diantara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang miskin. Barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itulah yang lebih baik baginya. Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.
[2:184] (yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu. Maka barangsiapa diantara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang miskin. Barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itulah yang lebih baik baginya. Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.
Rasul bersabda” Berpuasalah kalian karena melihat bulan dan
berbukalah kalian karena melihat bulan.
Berarti yang mendahului/yang mengakhirinya tertanda orang yang sombong kecuali
beda Negara. Allah menghendaki kemudahan. Dalam QS Al Baqarah 185:
[2:185] (Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.
Diwajibkan berpuasa namun Allah memberi keringanan (fidyah).
Ada yang bilang “Apabila tidak kuat berpuasa ya sudah tidak usah bayar fidyah,
yang tidak salat ikut bayar fidyah?.
Komentar Faizah: Pelit banget! mengqadla tidak kuasa, bayar
fidyah tidak suka? Salat memang tidak ada fidyah, salat tidak boleh ditinggalkan
karena sudah diberi keringanan (tidak bisa berdiri, dengan duduk/berbaring). Orang
yang lemah kesehatan (hamil, menyusui, atau pekerja berat) maka tidak layak
alasan itu tapi karena sakit/tidak mampu.
b)Hindari perbuatan yang dilarang.
Allah tidak membutuhkan(lapar/dahaga) tapi perlu menghindari
perbuatan yang membatalkan pahala puasa (bohong, menfitnah, ghibah, mendengarkan
music, melihat wanita dengan syahwat) sudah jelas ayatnya. Adapun yang tidak
ada larangan/perintah maka tidak perlu dibahas, karena yang mendapat do’a dari
rasul (agar dirahmati/diangkat derajatnya) adalah orang yang menyampaikan
Risalah, sebagaimana dia mendengar Rasul menyampaikannya. Allah berpesan
dalam QS Al Maidah 67:
[5:67] Hai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu. Dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan amanat-Nya. Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.
Untuk itu ketika para kholifah memutuskan masalah, beliau
bertanya “siapakah diantara kalian yang pernah mendengar Rasul bersabda dalam
hal ini? Rasul pernah ditanya, terkadang lama tidak menjawab. Karena apabila
beliau bersabda: ya maka dibuat pedoman ummatnya, untuk itu rusaknya bangsa
dulu karena banyak Tanya, kerjakan semampumu inilah pesan Rasul.
Komentar Faizah: Saya suka ittiba’ ketika tidak mampu saya
tinggalkan, apalagi tidak ada
perintah/larangan. Contoh:Pernah berjama’ah tanpa lampu, hampir menginjak
kepalanya lelaki yang bersujud, terkadang pusing dan lain sebagainya, padahal orang
yang dimuliakan di dalam Surga adalah orang yang tetap setia dalam salatnya, hartanya
untuk yang berhak, percaya hari pembalasan, takut adzab, menjaga farjinya,
menjaga amanah, dan menjaga salatnya/khusyu' maka janji Allah mereka akan dimuliakan
didalam Surga. Dalam QS Al Ma’arij 34-35:
[70:34] Dan orang-orang yang memelihara shalatnya.
[70:35] Mereka itu (kekal) di syurga lagi dimuliakan.
arkan
musik,katalkan pahala puasa (bohong, adu domba, menfitnah, ghibah, melihat
wanita dengan syahwat) semu
c)Menghindari perbuatan yang terlarang
Termasuk bohong, menfitnah, mengadu domba, mendengarkan
music, melihat wanita dengan syahwat, ghibah semuanya membatalkan pahala puasa.
Untuk itu;
Bicaralah yang jujur karena orang mukmin tidak suka bohong,
dan itu sifatnya orang munafik.
Tidak akan masuk surga orang yang suka mengadu domba/fitnah
lebih kejam dari pada pembunuhan.
Ayahku tidak suka musik, katanya ” Orang yang mendengarkan
musik besok telinganya akan di cor dengan timah/besi. Didukung hadis termasuk
ummat yang menghalalkan perkara yang diharamkan. Perbanyaklah membaca Al Quran
didalam bulan yang berkah ini, Surga menunggunya.
Wanita adalah tiang Negara, apabila salihah maka membaik keadaan
keluarga/Negara, untuk itu hendaknya para wanita waspada terhadap pengaruh barat.
Yang bukan muhrim jangan dilihat, adapun yang dihalalkan(suami/istri) hanya
waktu malam saja. Dalam QS Al Baqarah 187:
[2:187] Dihalalkan bagi kamu pada malam hari bulan puasa bercampur dengan isteri-isteri kamu; mereka adalah pakaian bagimu, dan kamupun adalah pakaian bagi mereka. Allah mengetahui bahwasanya kamu tidak dapat menahan nafsumu, karena itu Allah mengampuni kamu dan memberi ma'af kepadamu. Maka sekarang campurilah mereka dan ikutilah apa yang telah ditetapkan Allah untukmu, dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam, (tetapi) janganlah kamu campuri mereka itu, sedang kamu beri'tikaf dalam mesjid. Itulah larangan Allah, maka janganlah kamu mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia, supaya mereka bertakwa.
[49:12] Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.
Hindari penyebabnya:
Jangan menggunakan ilmu mantiq karena berdampak negatif,
untuk itu banyak ulama melarangnya karena bersumber dari orang kafir. Mirip yang tercantum dalam QS Ghofir 4:
[40:4] Tidak ada yang memperdebatkan tentang ayat-ayat Allah, kecuali orang-orang yang kafir. Karena itu janganlah pulang balik mereka dengan bebas dari suatu kota ke kota yang lain memperdayakan kamu.
Begitu juga orang yang suka mengobor-obori/mendukung
perdebatan yang tidak ada perintah/larangan.
Bicaralah yang baik/benar atau diamlah. Al Hadis.
Jangan disalah fahamkan ayat (untuk orang kafir lantas
ditujukan kepada orang mukmin). Contoh: Perkataan Nabi Musa kepada kaumnya/rakyat
Fir’aun yang kejam. Dalam QS Ghofir 41-42:
[40:41] Hai kaumku, bagaimanakah kamu, aku menyeru kamu kepada keselamatan, tetapi kamu menyeru aku ke neraka?
[40:42] (Kenapa) kamu menyeruku supaya kafir kepada Allah dan mempersekutukan-Nya dengan apa yang tidak kuketahui padahal aku menyeru kamu (beriman) kepada Yang Maha Perkasa lagi Maha Pengampun?
[40:42] (Kenapa) kamu menyeruku supaya kafir kepada Allah dan mempersekutukan-Nya dengan apa yang tidak kuketahui padahal aku menyeru kamu (beriman) kepada Yang Maha Perkasa lagi Maha Pengampun?
Tidak layak mencela tempat yang sudah disebut oleh Allah
sebagai tempat yang berkah dan kiblat bagi ummat (islam) tidak akan ada hajar
aswad kedua, kekurangan adalah sifat manausia, namun kelebihannya lebih besar
dibanding Negara kita. Allah menjelaskan
dalam QS Ali Imran 96-97:
[3:96] Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadat) manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah (Mekah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia.
[3:97] Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya) maqam Ibrahim; barangsiapa memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah dia; mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.
[3:97] Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya) maqam Ibrahim; barangsiapa memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah dia; mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.
Rasul menghargai jasa/kebaikan seseorang karena perbuatan
itu lebih disukai, hindari mencela, apalagi Masjid yang Mubarak, meskipun tidak
mirip masjid Rasul(karena dulu belum ada listrik). Mengamankan dan menyediakan
kepentingan ummat islam se dunia itu tidak mudah, karena mengatur satu keluarga
saja terkadang diprotes oleh keluarga karena tidak bijak, apalagi mengatur
ummat islam sedunia tidak akan mampu. Jangan menjadi penyebab gunjingan. Semoga
puasa kita diterima disisi Allah dan mendapat ampunan.
Artikel Terkait:
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar