pembukaan

Selasa, 23 Juni 2015

APA SEBAB SAYA JARANG MENGISI BLOG?






Seringkali orang bertanya” KENAPA SAYA JARANG MENGISI BLOG?”
Tujuan pertamaku membuat blog agar bisa menyampaikan firman Allah, disamping kesibukan tugas rumah tangga dan mengajar anak, salat juga butuh waktu. apalagi judul yang berbeda bisa dimanfa'atkan dalam bulan/tahun yang lalu. Aku ingat/membenarkan Rasul jarang bicara kecuali wahyu. Dalam QS An Najm  3-4:





[53:3] dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Quraan) menurut kemauan hawa nafsunya.

[53:4] Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).
                                                                                                                                                  
Termasuk kehebatan Al Quran (bisa dibuat obat, banyak orang bertambah baik/bertaubat, ketika dibacakan kepada orang mukmin bergetarlah hatinya) begitu juga gunung-gunung terpecah belah karena takut. Dalam QS Al Hasyr 21:




 [59:21] Kalau sekiranya Kami turunkan Al-Quraan ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan ketakutannya kepada Allah. Dan perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia supaya mereka berfikir.

Aku lebih suka menyampaikan Al Quran, apalagi seorang pimpinan hendaknya lebih berhati-hati dalam berfatwa, karena ditiru bawahan, sebagaimana para Rasul tidak pernah dibantah sahabatnya karena bijak, kecuali orang kafir. Apabila Al Quran yang disampaikan, semakin kuat persatuan ummat islam/bertambah baik sebagaimana perobahannya zaman Jahiliyyah. Dalam QS Al Jasiyah 20:


[45:20] Al Qur'an ini adalah pedoman bagi manusia, petunjuk dan rahmat bagi kaum yang meyakini.
 

Al Quran dibaca bisa menghapus dosa apalagi dibulan puasa, maka alangkah baiknya kesempatan waktu itu digunakan dengan banyak beribadah dari pada membahas yang tidak ada di Al Quran. 
Perdebatan akibat perpecahan, untuk itu aku tidak suka karena berdampak negative. Contoh: Munculnya larangan salat pake lampu, tarawih, timbullah perdebatan (ada yang komentar, anaknya pak Mahrus ahli bid’ah) Aku bilang: Bagaimana dengan dirimu/keluargamu? Ya Allah berilah petunjuk dia mungkin lupa terhadap pesan Allah dalam QS Al Hujurat 11:



[49:11] Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.
 

Mengolok-olok itu melanggar ayat, menyalahi sunnah. Tidak pernah aku dengar   pekataan Rasul yang menyakitkan hati kecuali ayatnya orang kafir. Rasul pernah marah karena dikatakan tidak adil).
Menurutku anak-anak itu baik (ta’at, memperhatikan ortu, memperjuangkan adik-adiknya, lebih dekat terhadap hadis, meskipun belum sempurna apalagi usia masih belum tua, pengajar Al Quran) hanya Allah yang mengetahuinya. Namun semua perbuatan ada balasan, barang siapa yang tidak berbelas kasih (kepada anaknya) maka Allah tidak akan belas kasih kepadanya, begitu juga anak, perlu difahami sindiran Allah dalam QS Fussilat 46:



 [41:46] Barangsiapa yang mengerjakan amal yang saleh maka (pahalanya) untuk dirinya sendiri dan barangsiapa mengerjakan perbuatan jahat, maka (dosanya) untuk dirinya sendiri; dan sekali-kali tidaklah Rabb-mu menganiaya hamba-hambaNya.


Kebaikan kembali pada diri sendiri, kejelekan ada balasan. Kebijaksanaan dalam berda’wah sangat dibutuhkan, sebagaimana diperintahkan dalam QS An Nahl 125: 



[16:125] Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.

Dengan sabar, memperbanyak membaca Al Quran/suka salat, berinfaq, inilah termasuk perdagangan yang tidak akan rugi. Dalam QS Fatir 29-30:




[35:29] Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian dari rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi,

[35:30] agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri.

Namun kebanyakan manusia itu suka dengan ilmu baru, berdebat, berbantah-bantahan, malas membaca Al Quran, suka menimbun harta,  semuanya berbahaya. Itulah kebanyakan manusia, dalam QS Al Ahzab 72:



[33:72] Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh,

Padahal seorang pemimpin, bicara/perbuatannya ditirukan pengikut. Ingatlah pesan Rasul” Halakal mutanaththi’uun”
Celakalah orang-orang yang berlebihan.  
Ya Allah limpahkanlah kesabaran kepada kami dan matikanlah kami dalam keadaan muslim.  

 



                                                   Wassalam.







      

0 komentar:

Jumlah Pengunjung

Blog Archive

About Me

Faizahmahrus
Lihat profil lengkapku
Diberdayakan oleh Blogger.

Pengunjung