pembukaan

Selasa, 23 Juni 2015

DAHSYATNYA JAWABAN TERKADANG MEMBAHAYAKAN



Sebagaimana orang syi’ah membantah dalil dengan ulasan ilmu mantiq, tapi Rasul berhasil da’wahnya menggunakan Al Quran sebagai konsep. Meskipun ulasan bahasanya orang syi'ah hebat, namun banyak yang membantah (nikah mut’ah, mela’nat para sahabat, salatnya tiga waktu dan banyak lagi)  mereka malah berpedoman QS As Saffat 83-84):




[37:83] Dan sesungguhnya Ibrahim benar-benar termasuk golongannya (Nuh)

[37:84] (lngatlah) ketika ia datang kepada Tuhannya dengan hati yang suci

Namun sedikit atau banyaknya pendukung tidak bisa dibuat pedoman atau kebanggaan, karena ada diantara para Nabi yang pengikutnya hanya beberapa orang saja, Rasul juga buta huruf, tapi pengorbanan lebih besar dari pada komentar, yang perlu difahami, watak manusia bermacam-macam.
,
a)Harus beda dengan yang lain.
b)Harus sama dengan yang lain.                                                                                                                        
a)Harus beda dengan yang lain.
Orang seperti ini biasanya suka membikin orang marah, padahal ketika para Rasul berfatwa tidak ada yang marah/membantah karena bijak, kecuali orang kafir. Termasuk menyelisihi sunnah ialah membesar-besarkan masalah yang menimbulkan perpecahan (suka mencela, melarang tanpa dalil/mudah mengatakan tidak sah) melarang salat berjama’ah di Masjid/memilih salat sendiri.
 
Komentar Faizah: Janganlah kalian menyerupai perkataan orang Yahudi/Nasrani yang tercantum dalam QS Al Baqarah 113:



[2:113] Dan orang-orang Yahudi berkata: "Orang-orang Nasrani itu tidak mempunyai suatu pegangan", dan orang-orang Nasrani berkata: "Orang-orang Yahudi tidak mempunyai sesuatu pegangan," padahal mereka (sama-sama) membaca Al Kitab. Demikian pula orang-orang yang tidak mengetahui, mengatakan seperti ucapan mereka itu. Maka Allah akan mengadili diantara mereka pada hari Kiamat, tentang apa-apa yang mereka berselisih padanya. 


Yang sering saya dengar, mereka bangga/benar sendiri, tidak memikirkan akibat dari perkataannya (meremehkan masjidil haram) padahal Allah mensifati Masjid sebagai tempat berdzikir tanpa terkecuali, untuk itu yang hendak merobohkannya, diancam dengan kehinaan/adzab. Dalam QS Al Baqarah 114:

 ri n  QS Al munafiqun

[2:114] Dan siapakah yang lebih aniaya daripada orang yang menghalanghalangi menyebut nama Allah dalam mesjid-mesjid-Nya, dan berusaha untuk merobohkannya? Mereka itu tidak sepatutnya masuk ke dalamnya (mesjid Allah), kecuali dengan rasa takut (kepada Allah). Mereka di dunia mendapat kehinaan dan di akhirat mendapat siksa yang berat.


Meskipun saya salat tarawih/tahajjud di rumah, namun tidak berani melarang mereka, apalagi Rasul pernah melakukannya, meskipun hanya 3/4 malam. Apalagi ada hadis “orang yang suka salat akan masuk surga lewat babus shalah”, Al Quran dibaca  menjadi penenang/salat penghapus dosa. Maksud QS Hud 114?



[11:114] Dan dirikanlah sembahyang itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada bahagian permulaan daripada malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat.


Ada hadis” Paling dekat seorang hamba pada Tuhannya diwaktu dia sedang sujud, maka perbanyaklah berdo’a Al Hadis. Yang salah adalah yang tidak salat. Suka ngobrol di warkop, main fb itu yang perlu diingatkan karena meninggalkan konsepnya orang yang beruntung. Dalam QS Al Mukminun 1-3:





[23:1] Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman,

[23:2] (yaitu) orang-orang yang khusyu' dalam sembahyangnya,

[23:3] dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna,
 



Perbuatan yang pernah dilakukan oleh Rasul meskipun hanya sekali itu menunjukkan boleh hanya Rasul khawatir memberatkan ummatnya (di wajibkan) sehingga beliau tidak keluar (untuk tarawih).  
  
Hindari larangan dalam QS Al Anfal 46:



[8:46] Dan ta'atlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. 




Orang yang suka pembahasan baru malas menayangkan/membaca ayat-ayat Allah termasuk orang sombong karena Al Quran diturunkan melalui Malaikat jibril, Rasul menerimanya dengan susah payah, pernah untanya menderum ketanah. Perlunya agar dibaca, dihafal, diamalkan, dan disampaikannya, tapi kebanyakan orang suka membahas yang tidak ada didalam Al Quran/menyukai ulasan yang serba baru. Orang yang suka mantiq, suka membantah meskipun dalil dari Al Quran.                                                                                                  

Ketika berjama’ah didirikan maka ikutilah meskipun ada lampu karena apabila kalian keluar, maka bertentangan dengan hadis, apalagi ada perintah “ Apabila dipanggil untuk salat, maka cepat-cepatlah kalian mengingat Allah” didukung dengan QS Al Baqarah 115:


[2:115] Dan kepunyaan Allah-lah timur dan barat, maka kemanapun kamu menghadap di situlah wajah Allah. Sesungguhnya Allah Maha Luas (rahmat-Nya) lagi Maha Mengetahui.

Ittiba’ jangan melanggar ayat. Untuk itu Rasul berpesan“ Dimana saja kalian menjumpai waktu salat, maka salatlah disitu. Tanpa mencari dimana masjid tanah? Dimana tempat yang tanpa lampu.
Tentang sendekap ketika salat, tidak usah dibahas, karena yang disebut oleh Allah termasuk orang yang beruntung (berdiri salat) dan yang diancam (yang suka bicara kosong) Dalam QS Luqman 1-6:







[31:1] Alif Laam Miim

[31:2] Inilah ayat-ayat Al Quraan yang mengandung hikmat,

[31:3] menjadi petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang berbuat kebaikan,

[31:4] (yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka yakin akan adanya negeri akhirat.

[31:5] Mereka itulah orang-orang yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhannya dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.

[31:6] Dan di antara manusia (ada) orang yang mempergunakan perkataan yang tidak berguna untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah tanpa pengetahuan dan menjadikan jalan Allah itu olok-olokan. Mereka itu akan memperoleh azab yang menghinakan.




Saya lebih khusyu’ bersendekap, adapun ketika sakit/puasa terkadang tidak sendekap, begitu juga yang disebut bacaan adalah yang bisa didengar, itulah maksud dari QS Al Isra 110. adapun bacaan salat Asar, Dzohor agak pelan, mungkin waktu-waktu itu orang merasa letih, payah, apalagi berpuasa, tidak usah dibesarkan, musuh islam gembira.

b)Harus sama dengan yang lain.
Selama benar maka harus sama karena rujukan orang mukmin hanya Al Quran/hadis (sahih) agar kelihatan syi’ar islam dan kuat persatuannya, namun ketika ada larangan jangan ikut orang agar tidak dibuat pedoman. Diantaranya:
Jangan mengadakan resepsi/walimah pernikahan di gedung karena lebih banyak kemungkarannya,  apalagi ada larangan menghambur-hamburkan uang. Dalam QS Al Isra 25-27:




[17:25] Tuhanmu lebih mengetahui apa yang ada dalam hatimu; jika kamu orang-orang yang baik, maka sesungguhnya Dia Maha Pengampun bagi orang-orang yang bertaubat.

[17:26] Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros.

 

Jangan mendirikan pesantren didalam Rumah.
Apabila belum mempunyai tempat/gedung untuk murid, jangan menampung santriwati, apalagi untuk tahfidz, agar tidak bertentangan dengan isinya. Ada yang bilang “ Tidak apa-apa kalau mencari ilmu”
Aku menjawab: Ta’atilah apa yang diperintah, Rasul pernah bersabda kepada istrinya yang ketika itu melihat ibnu ummi maktum yang buta “ Berhijablah kalian” Jawabnya: Dia tidak bisa melihat kita (buta) Kata Rasul “ Apakah kalian buta?”.  
adapun ayat hijabnya sudah jelas.

Ingatlah  pesan Allah kepada Beliau dalam QS Al Haqqah 44-48:







[69:44] Seandainya dia (Muhammad) mengadakan sebagian perkataan atas (nama) Kami,

[69:45] niscaya benar-benar Kami pegang dia pada tangan kanannya

[69:46] Kemudian benar-benar Kami potong urat tali jantungnya

[69:47] Maka sekali-kali tidak ada seorangpun dari kamu yang dapat menghalangi (Kami), dari pemotongan urat nadi itu.

[69:48] Dan sesungguhnya Al Qur'an itu benar-benar suatu pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa.

Dahulukan perintah hindari larangan, bagi yang menghendaki ittiba’ (meniru perbuatan Rasul maka tirukan saja tanpa banyak bicara) agar tidak heboh. Berda’wah termasuk ibadah maka tidak layak dibuat perdebatan (mendukung, mencela dsb).  

                                                                       Wassalam.






  

  









0 komentar:

Jumlah Pengunjung

Blog Archive

About Me

Faizahmahrus
Lihat profil lengkapku
Diberdayakan oleh Blogger.

Pengunjung