Sabtu, 06 Desember 2014
HATI-HATILAH TERHADAP ILMU MANTEQ
04.43 |
Diposting oleh
Faizahmahrus |
Edit Entri
Mantiq/ilmu berbicara sangat berbahaya, terkadang berani mengharamkan yang halal, tokoh syi'ah dalam berda'wah menggunakannya, andaikan baik,
para sahabat sudah mendahuluinya. Untuk itu banyak ulama yang melarang jangan
sampai diajarkan meskipun di pesantren,
namun bagi orang yang suka dialog/berdebat, mengharuskan cara itu. Dalam hal ini ada dua pendapat yang
bertentangan.
dak bisa lepas dari suka dialog atau berdebat
tuk diajarkan di pesantren
a)Jangan mempelajari ilmu mantiq.
b)Harus mempelajari ilmu mantiq
Yang kita pilih pendapat yang mana?
Setelah mengetahui dampak/akibat buruk maka saya mendukung pendapat
yang melarang untuk mempelajarinya. Untuk itu akan kita bahas keduanya.
a)Jangan mempelajari ilmu mantiq.
Pimpinan tidak layak memaki cara yang menyebabkan saling membantah karena ilmu tersebut bersumber dari orang
kafir yang suka berdebat. Dalam QS Ghofir 4:
Tidak ada yang memperdebatkan tentang ayat-ayat Allah, kecuali orang-orang yang kafir. Karena itu janganlah pulang balik mereka dengan bebas dari suatu kota ke kota yang lain memperdayakan kamu. (40:4)
Sampaikanlah dengan cara yang bijak, membantah dengan cara
yang baik/untuk memahamkannya, tidak berlebihan dalam berfatwa agar
tidak menimbulkan perdebatan.
Sebagaimana tercatum dalam QS An Nahl 125:
Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. (16:125)
Usahakan mereka tidak merasa berat (timbul dari keimanan seseorang) Contoh: Allah
mewajibkan salat diberi balasan, dosanya dihapus bagaikan orang yang mandi sehari lima kali, kesulitannya menjadi mudah, mencegah dari kemungkaran.
Mereka yang patuh terhadap
perintah disebutkan dalam QS An Nur 51-52:
Sesungguhnya jawaban oran-orang mu'min, bila mereka dipanggil kepada Allah dan rasul-Nya agar rasul menghukum (mengadili) di antara mereka ialah ucapan. "Kami mendengar, dan kami patuh". Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung. (24:51)
Dan barang siapa yang taat kepada Allah dan rasul-Nya dan takut kepada Allah dan bertakwa kepada-Nya, maka mereka adalah orang-orang yang mendapat kemenangan. (24:52)
Dan barang siapa yang taat kepada Allah dan rasul-Nya dan takut kepada Allah dan bertakwa kepada-Nya, maka mereka adalah orang-orang yang mendapat kemenangan. (24:52)
Terkadang menemui kesulitan. Contoh:
Ketika hujan lebat terpaksa salat wajib tertunda (menjama’)
aku berkata kepada suami “ Inilah kemurahan dari Allah”, meskipun sekali Rasul menjama’ salat(ketika berhajji) baik jama' tak-khir dan taqdim, menurutku sebagai pedoman.
Begitu juga Rasul pernah salat tanpa berwudlu terlebih
dahulu (karena tidak batal) sehingga ketika Umar menegurnya, jawab Beliau:
Memang aku sengaja berbuat seperti ini wahai Umar bin Khattab.
Dari perbuatan Rasul inilah yang dibuat pedoman seluruh
ummatnya, berarti boleh langsung salat ketika punya wudlu.
Pentingnya memberi khabar gembira (Surga) dan peringatan
(adanya Neraka) menyebabkan beribadah lebih semangat. Dalil yang jelas dan pas
menyebabkan mudah diterima. Kecuali bagi orang Kafir.
Keni’matan yang tidak pernah dirasakan
oleh penduduk Bumi. Contoh: Buah Surga yang terus berbuah, begitu juga bidadari
yang akan dimiliki oleh setiap lelaki Mukmin beristri dua, mereka tetap gadis. Sebagaimana tercantum dalam QS
Al Waqi’ah 32-36:
Dan buah-buahan yang banyak,
Yang tidak berhenti (berbuah) dan tidak terlarang mengambilnya.
Dan kasur-kasur yang tebal lagi empuk.
Sesungguhnya Kami menciptakan mereka (bidadari-bidadari) dengan langsung
Dan Kami jadikan mereka gadis-gadis perawan
Begitu juga kaum wanita yang beriman dan beramal salih, diberi gelang Emas,
pakaian sutra. Sebagaimana tercantum dalam QS Al Kahfi 31:
Mereka itulah (orang-orang yang) bagi mereka surga 'Adn, mengalir sungai-sungai di bawahnya; dalam surga itu mereka dihiasi dengan gelang mas dan mereka memakai pakaian hijau dari sutera halus dan sutera tebal, sedang mereka duduk sambil bersandar di atas dipan-dipan yang indah. Itulah pahala yang sebaik-baiknya, dan tempat istirahat yang indah; (18:31)
b)Harus mempelajari ilmu mantiq
Karena banyak orang yang kagum terhadap keterangannya, meskipun mudah memutuskan
hukum yang belum jelas. Ketika bicara, mereka seperti kayu yang
disandarkan (tercengang, memuji yang berlebihan).
Rasul tidak menyukai orang yang memuji (berlebihan)
ketika sahabat Muhajirin wafat) ada yang bilang” Sungguh kamu orang yang dirahmati oleh Allah” Lantas Beliau bersabda : Kamu kok tahu? Lantas dia berjanji tidak akan memuji seseorang lagi.Mungkin maksud beliau jangan gugup memutuskannya, apalagi bukan keluarga terdekat.
ketika sahabat Muhajirin wafat) ada yang bilang” Sungguh kamu orang yang dirahmati oleh Allah” Lantas Beliau bersabda : Kamu kok tahu? Lantas dia berjanji tidak akan memuji seseorang lagi.Mungkin maksud beliau jangan gugup memutuskannya, apalagi bukan keluarga terdekat.
Biasanya yang menyukai ilmu itu, tidak mau
bermusyawarah/enggan menerima pendapat orang lain, bersifat kaku. Akhirnya
banyak yang tidak suka, padahal musyawarah ada perintah. Dalam QS Ali Imran 159;
Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya. (3:159)
Mereka lupa adanya perintah didalam QS Al Fath 16-17:
Katakanlah kepada orang-orang Badwi yang tertinggal: "Kamu akan diajak untuk (memerangi) kaum yang mempunyai kekuatan yang besar, kamu akan memerangi mereka atau mereka menyerah (masuk Islam). Maka jika kamu patuhi (ajakan itu) niscaya Allah akan memberikan kepadamu pahala yang baik dan jika kamu berpaling sebagaimana kamu telah berpaling sebelumnya, niscaya Dia akan mengazab kamu dengan azab yang pedih". (48:16)
Tiada dosa atas orang-orang yang buta dan atas orang yang pincang dan atas orang yang sakit (apabila tidak ikut berperang). Dan barangsiapa yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya; niscaya Allah akan memasukkannya ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai dan barang siapa yang berpaling niscaya akan diazab-Nya dengan azab yang pedih. (48:17)
Tiada dosa atas orang-orang yang buta dan atas orang yang pincang dan atas orang yang sakit (apabila tidak ikut berperang). Dan barangsiapa yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya; niscaya Allah akan memasukkannya ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai dan barang siapa yang berpaling niscaya akan diazab-Nya dengan azab yang pedih. (48:17)
Berbeda dengan ittiba/perintah sunnah (apabila ditinggalkan
tidak ada ancaman siksa) meskipun Rasul sendiri tidak pernah meninggalkan salat
witir, dan ada perintah, tapi itu perintah sunnah.
Berpedoman terhadap Al Quran adalah prinsip ummat yang
beriman, namun bagi yang mengada-adakan atau menambah, maka mendapat ancaman
sebagaimana janji Allah kepada Nabi. Dalam QS Al Haqqah 44-48:
Seandainya dia (Muhammad) mengadakan sebagian perkataan atas (nama) Kami, (69:44)
niscaya benar-benar Kami pegang dia pada tangan kanannya. (69:45)
Kemudian benar-benar Kami potong urat tali jantungnya. (69:46)
Maka sekali-kali tidak ada seorangpun dari kamu yang dapat menghalangi (Kami), dari pemotongan urat nadi itu. (69:47)
Dan sesungguhnya Al Qur'an itu benar-benar suatu pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa. (69:48)
niscaya benar-benar Kami pegang dia pada tangan kanannya. (69:45)
Kemudian benar-benar Kami potong urat tali jantungnya. (69:46)
Maka sekali-kali tidak ada seorangpun dari kamu yang dapat menghalangi (Kami), dari pemotongan urat nadi itu. (69:47)
Dan sesungguhnya Al Qur'an itu benar-benar suatu pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa. (69:48)
Hal ini mirip dengan orang-orang yang terlalu menurut dengan
adat-isti’adat Jahiliyyah/tidak berani amar ma’ruf nahi mungkar sama sekali
yang menyebabkan ancaman Allah dua kali lipat. Sebagaimana tercantum dalam QS
Al Isra 73-75:
Dan sesungguhnya mereka hampir memalingkan kamu dari apa yang telah Kami wahyukan kepadamu, agar kamu membuat yang lain secara bohong terhadap Kami; dan kalau sudah begitu tentu|ah mereka mengambil kamu jadi sahabat yang setia. (17:73)
Dan kalau Kami tidak memperkuat (hati)mu, niscaya kamu hampir-hampir condong sedikit kepada mereka, (17:74)
kalau terjadi demikian, benar-benarlah Kami akan rasakan kepadamu (siksaan) berlipat ganda di dunia ini dan begitu (pula siksaan) berlipat ganda sesudah mati, dan kamu tidak akan mendapat seorang penolongpun terhadap Kami. (17:75)
Allah memberi ancaman diatas, agar manusia tidak terlalu
diam terhadap kemungkaran, dan tidak terlalu mengada-adakan dalam memutuskan
hukum Allah, juga perkataan yang tidak disukai oleh Rasul (terlalu dalam memuji
seseorang) katakan saja: Menurutku dia baik dan hanya Allah yang Maha
Mengetahui. Al Hadis.
Semoga bermanfa’at, apabila terdapat
hilaf mohon diberi tahu.
Wassalam.
Artikel Terkait:
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar