Rabu, 25 Oktober 2017
ORANG MUKMIN ITU DERAJATNYA TINGGI.
02.17 |
Diposting oleh
Faizahmahrus |
Edit Entri
Kepada:
Yth: KH Hasan Mutawakkil.
Ketua NU JATIM
di tempat.
di tempat.
Semoga Allah
memberi hidayah kepada orang yang mengikuti petunjuk.
Maaf, saya prihatin
ketika pak yai mendukung PDIP/mengajukan Gus Ipul mewakilinya, padahal PDIP menolak UU perbankan syari'at, Ekonomi syari'at, Anti Porno Grafi, UU pendidikan, semua ditolak. Untuk itu dibutuhkan pesan yang bermanfaat:
a)Mengambil
pelajaran (bangkitnya PKI).
b)Banyak
berdoa.
c)Keistimewaan
orang mukmin.
a)Mengambil
pelajaran (bangkitnya PKI).
Terjadinya
sesuatu ada sebab, maka akan mengikuti sebab itu. Diantara penyebab kejadian dulu, karena ada ustaz yang mendukung partai Banteng.
Allah berpesan” Janganlah kamu mengambil teman orang-orang yang diluar agamamu (seagama) sebagai teman kepercayaanmu, (karena) mereka tidak henti-hentinya menyesatkan kamu. Mereka mengharapkan kehancuranmu. Sungguh telah nyata kebencian dari mulut mereka……..QS Ali Imran 118.
Allah berpesan” Janganlah kamu mengambil teman orang-orang yang diluar agamamu (seagama) sebagai teman kepercayaanmu, (karena) mereka tidak henti-hentinya menyesatkan kamu. Mereka mengharapkan kehancuranmu. Sungguh telah nyata kebencian dari mulut mereka……..QS Ali Imran 118.
Meskipun
mereka benci, tapi ketika ada tujuan maka pandai berpura-pura. “ dan Allah
menyaksikan bahwa orang-orang munafik itu benar-benar pendusta. QS Al Munafiqun
1.
Setelah NU mendukung
partai banteng, penyebab menang, akhirnya para pejuang islam banyak yang disiksa, dibunuh secara
sadis, sehingga ummat islam bersatu, Alhamdulillah berhasil mengalahkan PKI.
Sekarang
musuh berusaha mecah belah persatuan ummat islam agar lemah/mudah dikuasai
(syariat banyak yang dirubah, pajak yang berlebihan, ummat islam diadu domba,
dll).
Konon orang
bilang” Partai pendukung penista agama/Ahok, termasuk PKB, PPP, HANURA, GOLKAR,
NASDEM, PDIP) mereka tergolong partai munafikin, padahal ada partai islam yang
terbaik dari yang terjelek (PAN, PBB, PKS.
Orang
bilang” Pendukungnya PDIP itu ada yang ustaz.
Yang lain
bilang” Mereka adalah ustaz bayaran”.
Komentar
Faizah: Allah memberi pilihan (bagi yang bertujuan harta) maka di Akhirat
tinggal penyesalan, bagi yang bertujuan akhirat maka baginya surga. Yang
berbahaya adalah ustaz yang salah langkah.
Barang siapa
yang mengerjakan kejelekan, lantas diikuti orang lain, maka baginya dosa, barang siapa yang mengerjakan kebaikan
lantas diikuti orang lain maka baginya pahala.Termasuk
warisan dosa (santriwati disuruh ustaznya cium tangan) kepada pejabat.
Komentar
Faizah: Lebih baik tidak punya pesantren dari pada mengalir dosa
selamanya.
b)Banyak
berdoa.
Do’a adalah
senjata bagi orang mukmin.
Diantara doa
supaya Indonesia makmur (perdagangan dan bangunan bebas pajak, pendidikan, RS
gratis, Cina tidak berkuasa kecuali pribumi yang salih) insya Allah
rakyat selamat. Doa Nabi Ibrahim dan Nabi Musa as.
1)RABBIJ’AL
HAAZAL BALADA AAMINAN WAJNUBNII WABANIYYA ANNA’BUDAL ASHNAAM. QS IBRAHIM 35.
2)FAFRUQ
BAINANAA WABAINAL QAUMIL FAA SIQIIN. QS Al Maidah 25
Berkat doa
kaum muslimin sehingga PKI dan Ahok terkalahkan.
Ulamak
terbagi menjadi dua” Ada yang mengajak ke neraka dan yang lain mengajak ke
surga”. Begitu juga manusia biasa.
Allah
berpesan” Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan
hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar. QS At Taubah 119.
Rahasia ayat
diatas” maka mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang diberikan
nikmat oleh Allah, berjumpa dengan orang-orang yang diberi nikmat oleh Allah,
(yaitu) para nabi, para pecinta kebenaran, orang-orang yang mati syahid, dan
orang-orang salih, mereka itulah teman yang sebaik-baiknya. QS An NIsak 69.
Seseorang
akan dihalau (besok dihari Kiamat) bersama orang-orang yang dicintainya. Ya
Allah! Kumpulkanlah kami bersama-orang-orang yang Engkau Cintai. Aamiin.
Semoga bermanfaat
dunia akhirat.
Terdapat
hilaf?
Alamat blog:
www.faizahmahrus.blogspot.com
No hp
082335054589/WA 088212466809.
Artikel Terkait:
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar