pembukaan

Sabtu, 17 Oktober 2015

TUGAS/KEWAJIBAN PASUTRI YANG TERABAIKAN



Tugas/kewajiban pasutri termasuk keharusan untuk mencapai kehidupan yang sempurna, ketika terabaikan berakibat buruk. Untuk itu Allah memberi sindiran dalam QS Al Qasas 77:



[28:77] Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (keni'matan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.


Diantara keluhan para istri (terhadap suami) Antara lain:
a)Mendahulukan tugas, kewajiban terabaikan.
b)Lebih banyak menuntut pelayanan.

a)Mendahulukan tugas kewajiban terabaikan.

Terlalu sibuk urusan diluar rumah, sehingga tidak sempat memperhatikan keluarga langsung tidur/tidak bisa memahami maksud hadis, ketika pepergian (hampir sampai di rumah) berilah kabar kepada para istri supaya menyisir rambutnya, mencukur bulu kemaluannya.    

Komentar Faizah: Suami betah di rumah ada sebab begitu juga sebaliknya, andaikan terpaksa ada tugas maka setelah dirumah dia minta diperhatikan, sebagaimana fitrah suami yang beriman menyukai perintah Allah. Dalam QS Al Baqarah 223:  



[2:223] Isteri-isterimu adalah (seperti) tanah tempat kamu bercocok tanam, maka datangilah tanah tempat bercocok-tanammu itu bagaimana saja kamu kehendaki. Dan kerjakanlah (amal yang baik) untuk dirimu, dan bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa kamu kelak akan menemui-Nya. Dan berilah kabar gembira orang-orang yang beriman.


Dalam masa-masa tenggang (haidl) maka diperbolehkan hanya bersenang-senang saja sebagaimana hadis” Berbuatlah segala sesuatu kecuali nikah, karena waktu itu dilarang mencampurinya. Dalam QS Al Baqarah 222:



[2:222] Mereka bertanya kepadamu tentang haidh. Katakanlah: "Haidh itu adalah suatu kotoran". Oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita di waktu haidh; dan janganlah kamu mendekati mereka, sebelum mereka suci. Apabila mereka telah suci, maka campurilah mereka itu di tempat yang diperintahkan Allah kepadamu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri. 



Pergaulilah mereka (para istri) dengan baik. Apabila mereka hilaf, lantas  tidak diberi peringatan, timbullah prasangka buruk, untuk itu Rasul berpesan” Berilah wasiyyat para istri dengan baik.
Atau pisah ranjang, kalau perlu pukullah mereka, tetapi jika sudah ta’at maka janganlah mencari-cari alasan untuk menyusahkannya.   
    
Adanya suami tidak suka karena istri melanggar, sehingga Allah tidak suka begitu juga suami. Contohnya:

1)Suka keluar/bertabarruj.
Allah sudah melarangnya dan  memberi contoh wanita yang terbaik (bidadari yang selalu di kemah) Dalam QS Ar Rahman 70-74:







[55:70] Di dalam syurga itu ada bidadari-bidadari yang baik-baik lagi cantik-cantik.

[55:71] Maka ni'mat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?

[55:72] (Bidadari-bidadari) yang jelita, putih bersih, dipingit dalam rumah.

[55:73] Maka ni'mat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?

[55:74] Mereka tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka (penghuni-penghuni syurga yang menjadi suami mereka), dan tidak pula oleh jin.

Wanita yang sering dirumah lebih terpelihara (dari kema’siatan, begitu juga kecantikan dan kesehatannya).     
       

2)Suka berkata lunak.

Dari perkataan yang lunak/kemenyek menimbulkan fitnah sehingga Allah melarang/suami cemburu. Untuk itu para istri Rasul agar menghindarinya. Dalam QS Al Ahzab 32:



[33:32] Hai isteri-isteri Nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita yang lain, jika kamu bertakwa. Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya dan ucapkanlah perkataan yang baik,

Apabila perkataan yang lunak saja dilarang apalagi bertatap muka/bergaul bebas dianggap biasa, inilah termasuk penyebabnya.      


b)Lebih banyak menuntut pelayanan.

Meskipun hak suami, namun pengertian sangat dibutuhkan karena tugas istri tidak terhitung apalagi ditambah tugas mengajar (anak) membagi kasih sayang dan lain sebagainya, sehingga seorang ibu memiliki kelebihan/diceritakan dalam hadis”


جَاءَ رَجُلٌ اِلَى رَسُولِ الله صَلَّى الله عَليَْهِ وَسَلَّمْ, فَقَالَ : يَا رَسُوْلَ الله! مَنْ أَحَقُّ  بِحُسْنِ صَحَابَتِي؟
 قَالَ: أُمُّكَ قَالَ: ثُمَّ مَنْ؟ قَالََّ: اُمُّكَ ، قَالَ : ثَمَّ مَنْ ؟ قَالَ> اُمُّكَ< قَالَ : ثُمَّ مَنْ ؟ قَالَ : ثًمَّ أَبُوْكَ

 “Seorang laki-laki datang  kepada Rasullullah lalu bertanya:”wahai Rasullullah! siapakah orang yang paling berhak untuk ditemani dengan baik? beliau menjawab “Ibumu, Dia bertanya lagi, “lantas siapa? Rasul menjawab Ibumu, dia bertanya lagi, “lantas siapa?” Rasullullah menjawab ibumu. Dia bertanya lagi, lantas siapa? Rasulullah menjawab" Kemudian ayahmu " (Muttaffaq Alaih, Bukhari 5971)


Anak tanpa ayah bisa hidup bahkan menjadi Nabi (Isa as) Sebagai bukti bahwa rizki anak sudah ditanggung oleh Allah dan tercatat sebelum ia dilahirkan. Contoh : Dalam QS Ali Imran 37:



[3:37] Maka Tuhannya menerimanya (sebagai nazar) dengan penerimaan yang baik, dan mendidiknya dengan pendidikan yang baik dan Allah menjadikan Zakariya pemeliharanya. Setiap Zakariya masuk untuk menemui Maryam di mihrab, ia dapati makanan di sisinya. Zakariya berkata: "Hai Maryam dari mana kamu memperoleh (makanan) ini?" Maryam menjawab: "Makanan itu dari sisi Allah". Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa hisab.
                               
Begitu juga bayinyaitu juga bayi ismail rga 2012/Juni  Ismail yang kehabisan bekal, namun Allah memancarkan sumber air zam-zam yang diberkahi, dalam mengatasi masalah (agar terasa ringan) maka Allah berpesan dalam QS Al Baqoroh 153:


[2:153] Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.


Sabda Rasul“ Berilah aku istirahat dengan salat wahai Bilal! Menunjukkan bahwa salat adalah penenang/mudah mendapatkan jalan keluar. ketika dirumah sehingga ketika pulang tidak sempat memperhatikan anak istri langsung tidur, ini
Termasuk menghargai istri ”Apabila kamu makan maka berilah makan istrimu dan ketika kamu berpakaian maka berilah dia pakaian. (Agar timbul rasa kasih sayang dan keadilan dalam rumah tangga).

                              Semoga bermanfa’at.

                                      Wassalam       


  


0 komentar:

Jumlah Pengunjung

Blog Archive

About Me

Faizahmahrus
Lihat profil lengkapku
Diberdayakan oleh Blogger.

Pengunjung