Senin, 22 Desember 2014
APA PENYEBAB MANUSIA DISEGANI ATAU DIBENCI ?
10.24 |
Diposting oleh
Faizahmahrus |
Edit Entri
Perbuatan manusia yang terpuji/mahmudah, menyebabkan disenangi
oleh Allah disegani manusia, begitu juga sebaliknya, perbuatan yang tercela
sebagai penyebab manusia dibenci. Namun perlu difahami bahwa orang Kafir benci
terhadap orang Mukmin. Sebagaimana tercantum dalam QS Al Mutaffifin 29-31:
[83:29] Sesungguhnya orang-orang yang berdosa, adalah mereka yang menertawakan orang-orang yang beriman.
[83:30] Dan apabila orang-orang yang beriman lalu di hadapan mereka, mereka saling mengedip-ngedipkan matanya.
[83:31] Dan apabila orang-orang yang berdosa itu kembali kepada kaumnya, mereka kembali dengan gembira.
[83:30] Dan apabila orang-orang yang beriman lalu di hadapan mereka, mereka saling mengedip-ngedipkan matanya.
[83:31] Dan apabila orang-orang yang berdosa itu kembali kepada kaumnya, mereka kembali dengan gembira.
Terkadang manusia sulit membedakannya, untuk itu Allah
menyebutkan kalimah tersebut didalam kitab suci Nya. sebagai contoh:
a) Mahmudah/terpuji.
b) Madzmumah/tercela.
a)Mahmudah/terpuji.
Perbuatan yang terpuji penyebab dekatnya rahmat, sifat
pema’af penyebab dekatnya taqwa, begitu juga tahajjud penyebab manusia
ditempatkan pada tempat yang terpuji. Sebagaimana tercantum dalam QS Al Isra
79:
[17:79] Dan pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji.
Betapa besarnya pengaruh bertahajjud dimalam hari begitu
juga balasannya, sehingga menyebabkan
diangkatnya derajat seseorang. Iblis tidak mampu menggoda orang yang mukhlis, sebagaimana disebutkan dalam QS Al Hijr 39-40:
[15:39] Iblis berkata : "Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan ma'siat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya,
[15:40] kecuali hamba-hamba Engkau yang mukhlis di antara mereka".
Orang yang ikhlas, ta'at, lurus, tidak mudah dikuasai oleh setan. Contoh: Para Malaikat diperintah bersujud, mereka sama bersujud kepada Nabi Adam kecuali Iblis, karena bersifat sombong/menolak perintah, akhirnya dikeluarkan dari Surga. Sebagaimana ayat sebelumnya (32-38) dijelaskan:
[15:40] kecuali hamba-hamba Engkau yang mukhlis di antara mereka".
Orang yang ikhlas, ta'at, lurus, tidak mudah dikuasai oleh setan. Contoh: Para Malaikat diperintah bersujud, mereka sama bersujud kepada Nabi Adam kecuali Iblis, karena bersifat sombong/menolak perintah, akhirnya dikeluarkan dari Surga. Sebagaimana ayat sebelumnya (32-38) dijelaskan:
[15:32] Allah berfirman: "Hai iblis, apa sebabnya kamu tidak (ikut sujud) bersama-sama mereka yang sujud itu?"
[15:33] Berkata Iblis: "Aku sekali-kali tidak akan sujud kepada manusia yang Engkau telah menciptakannya dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk"
[15:34] Allah berfirman : "Keluarlah dari surga, karena sesungguhnya kamu terkutuk,
[15:35] dan sesungguhnya kutukan itu tetap menimpamu sampai hari kiamat".
[15:36] Berkata iblis: "Ya Tuhanku, (kalau begitu) maka beri tangguhlah kepadaku sampai hari (manusia) dibangkitkan
[15:37] Allah berfirman: "(Kalau begitu) maka sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang diberi tangguh,
[15:38] sampai hari (suatu) waktu yang telah ditentukan
[15:33] Berkata Iblis: "Aku sekali-kali tidak akan sujud kepada manusia yang Engkau telah menciptakannya dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk"
[15:34] Allah berfirman : "Keluarlah dari surga, karena sesungguhnya kamu terkutuk,
[15:35] dan sesungguhnya kutukan itu tetap menimpamu sampai hari kiamat".
[15:36] Berkata iblis: "Ya Tuhanku, (kalau begitu) maka beri tangguhlah kepadaku sampai hari (manusia) dibangkitkan
[15:37] Allah berfirman: "(Kalau begitu) maka sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang diberi tangguh,
[15:38] sampai hari (suatu) waktu yang telah ditentukan
Orang yang mukhlis
dijanjikan Surga baginya, namun bagi yang mengikuti langkah-langkah setan,
baginya ada ancaman. Sebagaimana tercantum dalam QS Al-Hijr 42-48 :
42 :Sesungguhnya hamba-hamba-Ku tidak ada kekuasaan bagimu terhadap mereka, kecuali orang-orang yang mengikut kamu, yaitu orang-orang yang sesat
43 :Dan sesungguhnya Jahannam itu benar-benar tempat yang telah diancamkan kepada mereka (pengikut-pengikut syaitan) semuanya.
44 :Jahannam itu mempunyai tujuh pintu. Tiap-tiap pintu (telah ditetapkan) untuk golongan yang tertentu dari mereka.
45 :Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa itu berada dalam surga (taman-taman) dan (di dekat) mata air-mata air (yang mengalir).
46 :(Dikatakan kepada mereka): "Masuklah ke dalamnya dengan sejahtera lagi aman"
47 :Dan Kami lenyapkan segala rasa dendam yang berada dalam hati mereka, sedang mereka merasa bersaudara duduk berhadap-hadapan di atas dipan-dipan.
48 :Mereka tidak merasa lelah di dalamnya dan mereka sekali-kali tidak akan dikeluarkan daripadanya.
43 :Dan sesungguhnya Jahannam itu benar-benar tempat yang telah diancamkan kepada mereka (pengikut-pengikut syaitan) semuanya.
44 :Jahannam itu mempunyai tujuh pintu. Tiap-tiap pintu (telah ditetapkan) untuk golongan yang tertentu dari mereka.
45 :Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa itu berada dalam surga (taman-taman) dan (di dekat) mata air-mata air (yang mengalir).
46 :(Dikatakan kepada mereka): "Masuklah ke dalamnya dengan sejahtera lagi aman"
47 :Dan Kami lenyapkan segala rasa dendam yang berada dalam hati mereka, sedang mereka merasa bersaudara duduk berhadap-hadapan di atas dipan-dipan.
48 :Mereka tidak merasa lelah di dalamnya dan mereka sekali-kali tidak akan dikeluarkan daripadanya.
Penyebab dicintai Allah disegani manusia karena ta’at, sabar, ringan tangan, menghindari
larangan, begitu juga yang dibenci karena melakukan perbuatan yang tercela/melanggar larangan.
b)Madzmumah/tercela.
Dalam hal ini perlu menghindari apa yang dilarang(berlebihan,
dzalim dan lain sebagainya) Allah memberi contoh dengan menyebutkan orang-orang
yang memilih kehidupan Dunia. Sebagaimana tercantum
dalam QS Al Isra 18:
[17:18] Barangsiapa menghendaki kehidupan sekarang (duniawi), maka Kami segerakan baginya di dunia itu apa yang kami kehendaki bagi orang yang kami kehendaki dan Kami tentukan baginya neraka jahannam; ia akan memasukinya dalam keadaan tercela dan terusir.
Orang yang menghendaki kehidupan Dunia,
mereka malas memperhatikan nasib dlu’afa dan timbullah sifat yang dibenci
oleh Allah (malas mempelajari/membaca Al kitab, pelit, malas salat, sombong/tidak
punya rasa belas kasih). Inilah yang
berbahaya.
Malas mempelajari/membaca Al Kitab, padahal pedoman hidup agar selamat menuju Akhirat.
Malas mempelajari/membaca Al Kitab, padahal pedoman hidup agar selamat menuju Akhirat.
Bakhil/pelit: Dibenci manusia jauh dari Allah, termasuk
orang yang jauh dari Surga dekat dengan Neraka.
Malas salat: Padahal perbuatan itu penyebab lebih dekat
kepada Allah, penghapus dosa, mencegah dari perbuatan keji dan mungkar, yang membedakan antara Muslim dan Kafir.buatan keji, isa menghapus dosarga dekat
dengan Nerka.oleh Allah (pelit, sombong, malas beribadah, suka bicar
Sombong: Sifatnya Allah, tidak layak untuk dipakai makhluq
Nya. Tidak akan masuk Surga orang yang didalam hatinya terdapat sebiji sawi dari kesombongan. Al
Hadis.
Tidak punya rasa belas kasih kepada orang Mukmin.
Mereka
bertentangan dengan sifat-sifat Nabi, begitu
juga Isa diangkat menjadi Nabi dengan berbekal:
2)Memberkahi sekelilingnya.
3)Mendirikan salat dan
mengeluarkan zakat.
4)Berbakti kepada ibunya.
5)Tidak bersifat sombong/celaka.
Sifat-sifat yang terpuji diatas lebih layak untuk dimiliki,
apalagi sebagai pimpinan yang dibuat cermin oleh bawahan. Adapun bagi orang
yang memilih kehidupan Akhirat, semua usahanya akan dibalas.
Yang paling penting jangan sampai syirik, karena
bisa menghapus amal baik seseorang dan mereka akan tercela/madzmumah.
Sebagaimana tercantum dalam QS Al Isra 22:
[17:22] Janganlah kamu adakan tuhan yang lain di samping Allah, agar kamu tidak menjadi tercela dan tidak ditinggalkan (Allah).
Semoga
bermanfa’at, apabila terdapat hilaf mohon diberi tahu.
Wassalam.
Sabtu, 13 Desember 2014
BERANI KARENA MENYAMPAIKAN YANG BENAR
05.39 |
Diposting oleh
Faizahmahrus |
Edit Entri
Kepada:
Yth: Ustadz Ahmad Sukamto
Imam Jama'atul Muslimin Indonesia
Di
tempat.
Afwan ustadz, judul ini ada kaitannya dengan teguran saya
ketika antum minta kepada ustadz Mahrus untuk mengadakan bedah buku, sebab jama'ah berpecah (keramik Masjid dihancurkan). Kalau boleh saya menyumbangkan pendapat. Dalam QS Al Anfal 46, Allah tidak suka perpecahan
sehingga diturunkan ayat sebagai larangan.
[8:46] Dan ta'atlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.
Allah menceritakan keadaan orang-orang Kafir
yang merasa kecewa terhadap pimpinannya. Sebagaimana dalam QS Al Ahzab 66-68:
[33:67] Dan mereka berkata;:"Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah menta'ati pemimpin-pemimpin dan pembesar-pembesar kami, lalu mereka menyesatkan kami dari jalan (yang benar).
[33:68] Ya Tuhan kami, timpakanlah kepada mereka azab dua kali lipat dan kutuklah mereka dengan kutukan yang besar".
Apabila berjama’ah
di Masjid tidak sah, sama dengan mengkafirkan seluruh Dunia, karena jarang Masjid tanah, Rasul pernah memakai tikar berarti
boleh, karena tidak ada yang membedakan antara salat
wajib/sunnah, juga tidak ada lafadz ”laa(tidak sempurna/jangan) atau hurrimat(diharamkan) kutiba(diwajibkan) Berkaitan
dalam judul di Blog “BIKINLAH MUDAH” Tahun/bulan 2014/Mei.
Kita tidak berani mewajibkan atau mengharamkannya karena
Allah berfirman dalam QS An Nahl 116:
[16:116] Dan janganlah kamu mengatakan terhadap apa yang disebut-sebut oleh lidahmu secara dusta "ini halal dan ini haram", untuk mengada-adakan kebohongan terhadap Allah. Sesungguhnya orang-orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah tiadalah beruntung
Banyak perintah berjama’ah supaya kelihatan Syi’ar Islam, dengan
pahala 27 derajat, yang meninggalkannya ada ancaman” Bakarlah rumah-rumah orang
yang tidak berjama’ah”. Tapi mereka salat sendiri. Bagaimana firman Allah dalam QS Asy Syura 21:kah kitaajibkan sesuatu Nabi?las ak menemukan
dalil dlam
[42:21] Apakah mereka mempunyai sembahan-sembahan selain Allah yang mensyariatkan untuk mereka agama yang tidak diizinkan Allah? Sekiranya tak ada ketetapan yang menentukan (dari Allah) tentulah mereka telah dibinasakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang zalim itu akan memperoleh azab yang amat pedih.
Rasul diutus selama
23 Tahun selalu terkontrol oleh wahyu, untuk itu tidak ada orang yang mampu
ittiba’ dari seluruh perbuatannya, karena banyaknya perintah dan larangan (ada perintah
wajib, sunnah muakkad) contoh: Bersiwak, salat qabliyyah/ba’diyyah “Barang
siapa melakukan salat dua belas raka’at dalam sehari semalam maka Allah
membangunkan rumah di Surga” (H R Muslim).
Karena yang bisa kita teladani hanya sebagaian dari
perbuatan Beliau. Diblog ada judul “SUAMI YANG DISEGANI” 2014/Nopember.
Rasul selalu berjihad/menaklukkan orang Kafir, ada pelanggaran wahyu diturunkan, Rasul diam ketika melihat sahabatnya yang sujud diatas ujung
baju karena terpaksa, beliau tidak melarang atau perintah untuk mengulangi salat
lagi. Berkaitan dalam judul “SUDAHKAH
ANDA ITTIBA’ Tahun/bulan 2014/September.
Yang mewajibkan/menghramkan tidak kita jumpai, maka dalil aqli
yang kita pakai
Andaikan salat fardu wajib ditanah pasti ada kemudahan bagi yang kesulitan. Sebagaimana Allah mewajibkan sesuatu pasti ada
kalimah: Apabila tidak kalian jumpai/tidak mampu…………Contoh:
a. Perintah berwudu:
Tidak ada air, diperintah bertayammum dengan debu.
Sebagaimana dalam firman Nya:
فَتَيَمَّمُوا صَعِيدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوا بِوُجُوهِكُمْ وَأَيْدِيكُمْ مِنْهُ ۚ مَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِنْ حَرَجٍ
وَلَٰكِنْ يُرِيدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهُ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
Maka bertayammumlah dengan tanah yang baik(bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan ni'mat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur.
QS Al Maidah 6.
Sudah ditentukan waktunya, adapun yang tidak mampu berdiri
maka dengan duduk, apabila tidak mampu maka dengan berbaring, yang penting
tidak meninggalkannya. Dalam QS An Nisa 103:
[4:103] Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu telah merasa aman, maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.
Bagi orang yang menemui kesulitan/diperjalanan maka terpaksa
harus ber uswah ketika Rasul berhajji itupun menjama’ salat, sebagai pedoman
agar ummatnya tidak meninggalkan salat yang jelas wajib.
Bagi yang meninggalkannya, apabila mati maka matinya mati
kafir dan tidak boleh dido’akan/disalati.
Ancaman ini menunjukkan, wajib apabila ditinggalkan maka
berdosa dan berbahaya, untuk itu diberi jalan keluar/kemudahan oleh Allah bagi
yang kesulitan.
c)Puasa Ramadan.
Diwajibkan bagi orang yang beriman, namun ketika sakit,
pergi, maka hendaknya mengqada dilain hari. Allah menghendaki kemudahan dan
tidak suka membikin sulit (agar manusia tidak lari). Sebagaimana dalam firman
Nya:
وَمَنْ كَانَ مَرِيضًا أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ ۗ يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ
Dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran
(QS Al Baqarah 185).
d)Perintah berhajji.
Wajib bagi semua Muslim yang mampu, namun bagi yang sudah
mampu tapi tidak melaksanakan, maka peringatan dari Allah akan datang.
Baitullah adalah tempat yang diberkahi, petunjuk bagi seluruh alam, ada juga
sumber air Zam-Zam, banyak keistimewaan didalamnya, ada maqam Ibrahim, yang
memasukinya merasa aman. Sebagaimana tercantum dalam QS Ali Imran 96-97:
[3:96] Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadat) manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah (Mekah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia
(3:97] Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya) maqam Ibrahim; barangsiapa memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah dia; mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.
(3:97] Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya) maqam Ibrahim; barangsiapa memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah dia; mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.
Yang memabukkan, hewan yang
menjijikkan, yang jatuh, yang tercekik, yang
dipukul, yang diterkam hewan buas, yang ditanduk, kecuali yang sempat kamu
sembelih, menyembelih untuk berhala, mengundi nasib dengan anak panah, begitu juga diharamkan bangkai,
darah/dideh, daging babi, hewan yang disembelih dengan menyebut nama selain
Allah, namun Allah memberi keringanan bagi mereka yang terpaksa. Sebagaimana dalam firman Nya:
ۖ فَمَنِ اضْطُرَّ غَيْرَ بَاغٍ وَلَا عَادٍ فَلَا إِثْمَ عَلَيْهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ
Tetapi barangsiapa dalam keadaan terpaksa (memakannya) sedang dia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS
Al Baqarah 173).
Menurutku, dari pada uang dibuat membiayai perdebatan yang
tidak ada dalam Al Quran, lebih baik uang tersebut ditasarrufkan yang jelas ada
perintah, contoh: Dalam QS Adz Dzariyat 19:
[51:19] Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bagian
Karena sangat dibutuhkan perhatian terhadap kaum Dlu’afa,
untuk itu perbuatan tersebut adalah sebagian konsep calon penduduk Surga, adapun
sebelum ayat itu Allah menjelaskan (ayat 15-18)
[51:15] Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa itu berada dalam taman-taman (syurga) dan mata air-mata air,
[51:16] sambil menerima segala pemberian Rabb mereka. Sesungguhnya mereka sebelum itu di dunia adalah orang-orang yang berbuat kebaikan.
[51:17] Di dunia mereka sedikit sekali tidur diwaktu malam.
[51:18] Dan selalu memohonkan ampunan diwaktu pagi sebelum fajar.
[51:16] sambil menerima segala pemberian Rabb mereka. Sesungguhnya mereka sebelum itu di dunia adalah orang-orang yang berbuat kebaikan.
[51:17] Di dunia mereka sedikit sekali tidur diwaktu malam.
[51:18] Dan selalu memohonkan ampunan diwaktu pagi sebelum fajar.
Manusia banyak yang lalai terhadap perintah ini, untuk itu
Allah bertanya kepada penduduk (Neraka) Saqar. Dalam QS Al Muddassir 42-47:
[74:43] Mereka menjawab: "Kami dahulu tidak termasuk orang-orang yang mengerjakan shalat,
[74:44] dan kami tidak (pula) memberi makan orang miskin,
[74:45] dan adalah kami membicarakan yang bathil, bersama dengan orang-orang yang membicarakannya,
[74:46] dan adalah kami mendustakan hari pembalasan,
[74:47] hingga datang kepada kami kematian".
Tugas seorang pimpinan adalah mendamaikan saudaranya yang
seiman, ketika mereka berpecah belah, maka sebagai pimpinan tidak layak untuk
mengikutinya, sebagaimana Rasul tidak termasuk mereka. Allah berfirman dalam QS Al An’am 159:
i dengan
[6:159] Sesungguhnya orang-orang yang memecah belah agama-Nya dan mereka menjadi bergolongan, tidak ada sedikitpun tanggung jawabmu kepada mereka. Sesungguhnya urusan mereka hanyalah terserah kepada Allah, kemudian Allah akan memberitahukan kepada mereka apa yang telah mereka perbuat.
a tyang tidak mampu,
Berhubung masalah ini menyangkut Muslim seluruh Dunia, aku ingat
ada wanita yang protes kepada Kholifah Umar, Rasul juga pernah berpidato dengan
suara lantang hingga mimbarnya bergetar menunjukkan sangat pentingnya. Aku juga
sakit hati apabila salat berjam’ah di Masjid dikatakan tontonan, mereka juga sakit
hati. Orang Islam adalah Muslim yang selamat
dari (menyakiti) Muslim yang lain baik dengan lisannya dan tangannya. Al Hadis.
Waktu itu aku terdengar banyak pelanggaran/menimbulkan
gunjingan, untuk itu dilarang berlebihan agar tidak menyebabkan dosa, sangat
dibutuhkan adanya perbandingan dengan
ayat lain agar tidak termsuk hadis“ Celakalah orang-orang yang berlebihan”.
Semoga apa yang saya sampikan ini bisa dibuat
perbandingan sehingga persatuan ummat islam bertambah kuat, tidak bertambah
sempit yang menyebabkan musuh Islam bergembira.
Wassalam.
Apabila terdapat hilaf mohon diberi tahu.
Alamat blog; www.faizahmahrus.blogspot.com
No hp 081 252 753 669/085 785 392 579.
Sabtu, 06 Desember 2014
HATI-HATILAH TERHADAP ILMU MANTEQ
04.43 |
Diposting oleh
Faizahmahrus |
Edit Entri
Mantiq/ilmu berbicara sangat berbahaya, terkadang berani mengharamkan yang halal, tokoh syi'ah dalam berda'wah menggunakannya, andaikan baik,
para sahabat sudah mendahuluinya. Untuk itu banyak ulama yang melarang jangan
sampai diajarkan meskipun di pesantren,
namun bagi orang yang suka dialog/berdebat, mengharuskan cara itu. Dalam hal ini ada dua pendapat yang
bertentangan.
dak bisa lepas dari suka dialog atau berdebat
tuk diajarkan di pesantren
a)Jangan mempelajari ilmu mantiq.
b)Harus mempelajari ilmu mantiq
Yang kita pilih pendapat yang mana?
Setelah mengetahui dampak/akibat buruk maka saya mendukung pendapat
yang melarang untuk mempelajarinya. Untuk itu akan kita bahas keduanya.
a)Jangan mempelajari ilmu mantiq.
Pimpinan tidak layak memaki cara yang menyebabkan saling membantah karena ilmu tersebut bersumber dari orang
kafir yang suka berdebat. Dalam QS Ghofir 4:
Tidak ada yang memperdebatkan tentang ayat-ayat Allah, kecuali orang-orang yang kafir. Karena itu janganlah pulang balik mereka dengan bebas dari suatu kota ke kota yang lain memperdayakan kamu. (40:4)
Sampaikanlah dengan cara yang bijak, membantah dengan cara
yang baik/untuk memahamkannya, tidak berlebihan dalam berfatwa agar
tidak menimbulkan perdebatan.
Sebagaimana tercatum dalam QS An Nahl 125:
Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. (16:125)
Usahakan mereka tidak merasa berat (timbul dari keimanan seseorang) Contoh: Allah
mewajibkan salat diberi balasan, dosanya dihapus bagaikan orang yang mandi sehari lima kali, kesulitannya menjadi mudah, mencegah dari kemungkaran.
Mereka yang patuh terhadap
perintah disebutkan dalam QS An Nur 51-52:
Sesungguhnya jawaban oran-orang mu'min, bila mereka dipanggil kepada Allah dan rasul-Nya agar rasul menghukum (mengadili) di antara mereka ialah ucapan. "Kami mendengar, dan kami patuh". Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung. (24:51)
Dan barang siapa yang taat kepada Allah dan rasul-Nya dan takut kepada Allah dan bertakwa kepada-Nya, maka mereka adalah orang-orang yang mendapat kemenangan. (24:52)
Dan barang siapa yang taat kepada Allah dan rasul-Nya dan takut kepada Allah dan bertakwa kepada-Nya, maka mereka adalah orang-orang yang mendapat kemenangan. (24:52)
Terkadang menemui kesulitan. Contoh:
Ketika hujan lebat terpaksa salat wajib tertunda (menjama’)
aku berkata kepada suami “ Inilah kemurahan dari Allah”, meskipun sekali Rasul menjama’ salat(ketika berhajji) baik jama' tak-khir dan taqdim, menurutku sebagai pedoman.
Begitu juga Rasul pernah salat tanpa berwudlu terlebih
dahulu (karena tidak batal) sehingga ketika Umar menegurnya, jawab Beliau:
Memang aku sengaja berbuat seperti ini wahai Umar bin Khattab.
Dari perbuatan Rasul inilah yang dibuat pedoman seluruh
ummatnya, berarti boleh langsung salat ketika punya wudlu.
Pentingnya memberi khabar gembira (Surga) dan peringatan
(adanya Neraka) menyebabkan beribadah lebih semangat. Dalil yang jelas dan pas
menyebabkan mudah diterima. Kecuali bagi orang Kafir.
Keni’matan yang tidak pernah dirasakan
oleh penduduk Bumi. Contoh: Buah Surga yang terus berbuah, begitu juga bidadari
yang akan dimiliki oleh setiap lelaki Mukmin beristri dua, mereka tetap gadis. Sebagaimana tercantum dalam QS
Al Waqi’ah 32-36:
Dan buah-buahan yang banyak,
Yang tidak berhenti (berbuah) dan tidak terlarang mengambilnya.
Dan kasur-kasur yang tebal lagi empuk.
Sesungguhnya Kami menciptakan mereka (bidadari-bidadari) dengan langsung
Dan Kami jadikan mereka gadis-gadis perawan
Begitu juga kaum wanita yang beriman dan beramal salih, diberi gelang Emas,
pakaian sutra. Sebagaimana tercantum dalam QS Al Kahfi 31:
Mereka itulah (orang-orang yang) bagi mereka surga 'Adn, mengalir sungai-sungai di bawahnya; dalam surga itu mereka dihiasi dengan gelang mas dan mereka memakai pakaian hijau dari sutera halus dan sutera tebal, sedang mereka duduk sambil bersandar di atas dipan-dipan yang indah. Itulah pahala yang sebaik-baiknya, dan tempat istirahat yang indah; (18:31)
b)Harus mempelajari ilmu mantiq
Karena banyak orang yang kagum terhadap keterangannya, meskipun mudah memutuskan
hukum yang belum jelas. Ketika bicara, mereka seperti kayu yang
disandarkan (tercengang, memuji yang berlebihan).
Rasul tidak menyukai orang yang memuji (berlebihan)
ketika sahabat Muhajirin wafat) ada yang bilang” Sungguh kamu orang yang dirahmati oleh Allah” Lantas Beliau bersabda : Kamu kok tahu? Lantas dia berjanji tidak akan memuji seseorang lagi.Mungkin maksud beliau jangan gugup memutuskannya, apalagi bukan keluarga terdekat.
ketika sahabat Muhajirin wafat) ada yang bilang” Sungguh kamu orang yang dirahmati oleh Allah” Lantas Beliau bersabda : Kamu kok tahu? Lantas dia berjanji tidak akan memuji seseorang lagi.Mungkin maksud beliau jangan gugup memutuskannya, apalagi bukan keluarga terdekat.
Biasanya yang menyukai ilmu itu, tidak mau
bermusyawarah/enggan menerima pendapat orang lain, bersifat kaku. Akhirnya
banyak yang tidak suka, padahal musyawarah ada perintah. Dalam QS Ali Imran 159;
Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya. (3:159)
Mereka lupa adanya perintah didalam QS Al Fath 16-17:
Katakanlah kepada orang-orang Badwi yang tertinggal: "Kamu akan diajak untuk (memerangi) kaum yang mempunyai kekuatan yang besar, kamu akan memerangi mereka atau mereka menyerah (masuk Islam). Maka jika kamu patuhi (ajakan itu) niscaya Allah akan memberikan kepadamu pahala yang baik dan jika kamu berpaling sebagaimana kamu telah berpaling sebelumnya, niscaya Dia akan mengazab kamu dengan azab yang pedih". (48:16)
Tiada dosa atas orang-orang yang buta dan atas orang yang pincang dan atas orang yang sakit (apabila tidak ikut berperang). Dan barangsiapa yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya; niscaya Allah akan memasukkannya ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai dan barang siapa yang berpaling niscaya akan diazab-Nya dengan azab yang pedih. (48:17)
Tiada dosa atas orang-orang yang buta dan atas orang yang pincang dan atas orang yang sakit (apabila tidak ikut berperang). Dan barangsiapa yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya; niscaya Allah akan memasukkannya ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai dan barang siapa yang berpaling niscaya akan diazab-Nya dengan azab yang pedih. (48:17)
Berbeda dengan ittiba/perintah sunnah (apabila ditinggalkan
tidak ada ancaman siksa) meskipun Rasul sendiri tidak pernah meninggalkan salat
witir, dan ada perintah, tapi itu perintah sunnah.
Berpedoman terhadap Al Quran adalah prinsip ummat yang
beriman, namun bagi yang mengada-adakan atau menambah, maka mendapat ancaman
sebagaimana janji Allah kepada Nabi. Dalam QS Al Haqqah 44-48:
Seandainya dia (Muhammad) mengadakan sebagian perkataan atas (nama) Kami, (69:44)
niscaya benar-benar Kami pegang dia pada tangan kanannya. (69:45)
Kemudian benar-benar Kami potong urat tali jantungnya. (69:46)
Maka sekali-kali tidak ada seorangpun dari kamu yang dapat menghalangi (Kami), dari pemotongan urat nadi itu. (69:47)
Dan sesungguhnya Al Qur'an itu benar-benar suatu pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa. (69:48)
niscaya benar-benar Kami pegang dia pada tangan kanannya. (69:45)
Kemudian benar-benar Kami potong urat tali jantungnya. (69:46)
Maka sekali-kali tidak ada seorangpun dari kamu yang dapat menghalangi (Kami), dari pemotongan urat nadi itu. (69:47)
Dan sesungguhnya Al Qur'an itu benar-benar suatu pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa. (69:48)
Hal ini mirip dengan orang-orang yang terlalu menurut dengan
adat-isti’adat Jahiliyyah/tidak berani amar ma’ruf nahi mungkar sama sekali
yang menyebabkan ancaman Allah dua kali lipat. Sebagaimana tercantum dalam QS
Al Isra 73-75:
Dan sesungguhnya mereka hampir memalingkan kamu dari apa yang telah Kami wahyukan kepadamu, agar kamu membuat yang lain secara bohong terhadap Kami; dan kalau sudah begitu tentu|ah mereka mengambil kamu jadi sahabat yang setia. (17:73)
Dan kalau Kami tidak memperkuat (hati)mu, niscaya kamu hampir-hampir condong sedikit kepada mereka, (17:74)
kalau terjadi demikian, benar-benarlah Kami akan rasakan kepadamu (siksaan) berlipat ganda di dunia ini dan begitu (pula siksaan) berlipat ganda sesudah mati, dan kamu tidak akan mendapat seorang penolongpun terhadap Kami. (17:75)
Allah memberi ancaman diatas, agar manusia tidak terlalu
diam terhadap kemungkaran, dan tidak terlalu mengada-adakan dalam memutuskan
hukum Allah, juga perkataan yang tidak disukai oleh Rasul (terlalu dalam memuji
seseorang) katakan saja: Menurutku dia baik dan hanya Allah yang Maha
Mengetahui. Al Hadis.
Semoga bermanfa’at, apabila terdapat
hilaf mohon diberi tahu.
Wassalam.
Langganan:
Postingan (Atom)