pembukaan

Senin, 22 Desember 2014

APA PENYEBAB MANUSIA DISEGANI ATAU DIBENCI ?


Perbuatan manusia yang terpuji/mahmudah, menyebabkan disenangi oleh Allah disegani manusia, begitu juga sebaliknya, perbuatan yang tercela sebagai penyebab manusia dibenci. Namun perlu difahami bahwa orang Kafir benci terhadap orang Mukmin. Sebagaimana tercantum dalam QS Al Mutaffifin 29-31:



 


[83:29] Sesungguhnya orang-orang yang berdosa, adalah mereka yang menertawakan orang-orang yang beriman.

[83:30] Dan apabila orang-orang yang beriman lalu di hadapan mereka, mereka saling mengedip-ngedipkan matanya.

[83:31] Dan apabila orang-orang yang berdosa itu kembali kepada kaumnya, mereka kembali dengan gembira.



Terkadang manusia sulit membedakannya, untuk itu Allah menyebutkan kalimah tersebut didalam kitab suci Nya. sebagai contoh:
 a) Mahmudah/terpuji.
 b) Madzmumah/tercela.

a)Mahmudah/terpuji.
Perbuatan yang terpuji penyebab dekatnya rahmat, sifat pema’af penyebab dekatnya taqwa, begitu juga tahajjud penyebab manusia ditempatkan pada tempat yang terpuji. Sebagaimana tercantum dalam QS Al Isra 79:



 [17:79] Dan pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji.

                                                                                                                                                                               Betapa besarnya pengaruh bertahajjud dimalam hari begitu juga balasannya, sehingga  menyebabkan diangkatnya derajat seseorang. Iblis tidak mampu menggoda orang yang mukhlis, sebagaimana disebutkan dalam QS Al Hijr 39-40:


 


[15:39] Iblis berkata : "Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan ma'siat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya,

[15:40] kecuali hamba-hamba Engkau yang mukhlis di antara mereka". 


Orang yang ikhlas, ta'at, lurus, tidak mudah dikuasai oleh setan. Contoh: Para Malaikat diperintah bersujud, mereka sama bersujud kepada Nabi Adam kecuali Iblis, karena bersifat sombong/menolak perintah, akhirnya dikeluarkan dari Surga. Sebagaimana ayat sebelumnya (32-38) dijelaskan:










 [15:32] Allah berfirman: "Hai iblis, apa sebabnya kamu tidak (ikut sujud) bersama-sama mereka yang sujud itu?"
[15:33] Berkata Iblis: "Aku sekali-kali tidak akan sujud kepada manusia yang Engkau telah menciptakannya dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk"
[15:34] Allah berfirman : "Keluarlah dari surga, karena sesungguhnya kamu terkutuk,
[15:35] dan sesungguhnya kutukan itu tetap menimpamu sampai hari kiamat".
[15:36] Berkata iblis: "Ya Tuhanku, (kalau begitu) maka beri tangguhlah kepadaku sampai hari (manusia) dibangkitkan
[15:37] Allah berfirman: "(Kalau begitu) maka sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang diberi tangguh,
[15:38] sampai hari (suatu) waktu yang telah ditentukan


Orang yang mukhlis dijanjikan Surga baginya, namun bagi yang mengikuti langkah-langkah setan, baginya ada ancaman. Sebagaimana tercantum dalam QS Al-Hijr 42-48 : 










42 :Sesungguhnya hamba-hamba-Ku tidak ada kekuasaan bagimu terhadap mereka, kecuali orang-orang yang mengikut kamu, yaitu orang-orang yang sesat
43 :Dan sesungguhnya Jahannam itu benar-benar tempat yang telah diancamkan kepada mereka (pengikut-pengikut syaitan) semuanya.
44 :Jahannam itu mempunyai tujuh pintu. Tiap-tiap pintu (telah ditetapkan) untuk golongan yang tertentu dari mereka.
45 :Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa itu berada dalam surga (taman-taman) dan (di dekat) mata air-mata air (yang mengalir).
46 :(Dikatakan kepada mereka): "Masuklah ke dalamnya dengan sejahtera lagi aman"
47 :Dan Kami lenyapkan segala rasa dendam yang berada dalam hati mereka, sedang mereka merasa bersaudara duduk berhadap-hadapan di atas dipan-dipan.
48 :Mereka tidak merasa lelah di dalamnya dan mereka sekali-kali tidak akan dikeluarkan daripadanya.
      
Penyebab dicintai Allah disegani manusia karena ta’at, sabar, ringan tangan, menghindari larangan, begitu juga yang dibenci karena melakukan perbuatan yang tercela/melanggar larangan.



b)Madzmumah/tercela.

Dalam hal ini perlu menghindari apa yang dilarang(berlebihan, dzalim dan lain sebagainya) Allah memberi contoh dengan menyebutkan orang-orang yang memilih kehidupan Dunia. Sebagaimana tercantum dalam QS Al Isra 18:


[17:18] Barangsiapa menghendaki kehidupan sekarang (duniawi), maka Kami segerakan baginya di dunia itu apa yang kami kehendaki bagi orang yang kami kehendaki dan Kami tentukan baginya neraka jahannam; ia akan memasukinya dalam keadaan tercela dan terusir.


Orang yang menghendaki kehidupan Dunia, mereka malas memperhatikan nasib dlu’afa dan timbullah sifat yang dibenci oleh Allah (malas mempelajari/membaca Al kitab, pelit, malas salat, sombong/tidak punya rasa belas  kasih). Inilah yang berbahaya.

Malas mempelajari/membaca Al Kitab, padahal pedoman hidup agar selamat menuju Akhirat. 
Bakhil/pelit: Dibenci manusia jauh dari Allah, termasuk orang yang jauh dari Surga dekat dengan Neraka.
Malas salat: Padahal perbuatan itu penyebab lebih dekat kepada Allah, penghapus dosa, mencegah dari perbuatan keji dan mungkar, yang  membedakan antara Muslim dan Kafir.buatan keji, isa menghapus dosarga dekat dengan Nerka.oleh Allah (pelit, sombong, malas beribadah, suka bicar
Sombong: Sifatnya Allah, tidak layak untuk dipakai makhluq Nya. Tidak akan masuk Surga orang yang didalam hatinya  terdapat sebiji sawi dari kesombongan. Al Hadis.
Tidak punya rasa belas kasih kepada orang Mukmin.     
Mereka bertentangan dengan  sifat-sifat Nabi, begitu juga Isa diangkat menjadi Nabi dengan berbekal:

1)AlKitab.
2)Memberkahi sekelilingnya.
3)Mendirikan salat dan mengeluarkan zakat.
4)Berbakti kepada ibunya.
5)Tidak bersifat sombong/celaka.

Sifat-sifat yang terpuji diatas lebih layak untuk dimiliki, apalagi sebagai pimpinan yang dibuat cermin oleh bawahan. Adapun bagi orang yang memilih kehidupan Akhirat, semua usahanya akan dibalas.
Yang paling penting jangan sampai syirik, karena bisa menghapus amal baik seseorang dan mereka akan tercela/madzmumah. Sebagaimana tercantum dalam QS Al Isra 22:


[17:22] Janganlah kamu adakan tuhan yang lain di samping Allah, agar kamu tidak menjadi tercela dan tidak ditinggalkan (Allah).


 Semoga bermanfa’at, apabila terdapat hilaf mohon diberi tahu.

                                                                           Wassalam.





Sabtu, 13 Desember 2014

BERANI KARENA MENYAMPAIKAN YANG BENAR


                                                                                                                        Kepada:
                                                                                                                Yth: Ustadz Ahmad Sukamto
                                                                                                             Imam Jama'atul Muslimin Indonesia
                                                                                                                         Di
                                                                                                              tempat.



Afwan ustadz, judul ini ada kaitannya dengan teguran saya  ketika antum minta kepada ustadz Mahrus untuk mengadakan bedah buku, sebab jama'ah berpecah (keramik Masjid dihancurkan). Kalau boleh saya menyumbangkan pendapat. Dalam QS Al Anfal 46, Allah tidak suka perpecahan sehingga diturunkan ayat sebagai larangan.  



[8:46] Dan ta'atlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.

Allah menceritakan keadaan orang-orang Kafir yang merasa kecewa terhadap pimpinannya. Sebagaimana  dalam QS Al Ahzab 66-68:






[33:66] Pada hari ketika muka mereka dibolak-balikan dalam neraka, mereka berkata: "Alangkah baiknya, andaikata kami ta'at kepada Allah dan ta'at (pula) kepada Rasul"

[33:67] Dan mereka berkata;:"Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah menta'ati pemimpin-pemimpin dan pembesar-pembesar kami, lalu mereka menyesatkan kami dari jalan (yang benar). 

[33:68] Ya Tuhan kami, timpakanlah kepada mereka azab dua kali lipat dan kutuklah mereka dengan kutukan yang besar". 

Apabila berjama’ah di Masjid tidak sah, sama dengan mengkafirkan seluruh Dunia, karena jarang Masjid tanah, Rasul pernah memakai tikar berarti boleh, karena tidak ada yang membedakan antara salat wajib/sunnah, juga tidak ada lafadz ”laa(tidak sempurna/jangan) atau hurrimat(diharamkan)  kutiba(diwajibkan) Berkaitan dalam judul di Blog “BIKINLAH MUDAH” Tahun/bulan 2014/Mei.
Kita tidak berani mewajibkan atau mengharamkannya karena Allah berfirman dalam QS An Nahl 116:




[16:116] Dan janganlah kamu mengatakan terhadap apa yang disebut-sebut oleh lidahmu secara dusta "ini halal dan ini haram", untuk mengada-adakan kebohongan terhadap Allah. Sesungguhnya orang-orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah tiadalah beruntung


Banyak perintah berjama’ah supaya kelihatan Syi’ar Islam, dengan pahala 27 derajat, yang meninggalkannya ada ancaman” Bakarlah rumah-rumah orang yang tidak berjama’ah”. Tapi mereka salat sendiri. Bagaimana firman Allah dalam QS Asy Syura 21:kah kitaajibkan sesuatu Nabi?las ak menemukan dalil dlam



[42:21] Apakah mereka mempunyai sembahan-sembahan selain Allah yang mensyariatkan untuk mereka agama yang tidak diizinkan Allah? Sekiranya tak ada ketetapan yang menentukan (dari Allah) tentulah mereka telah dibinasakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang zalim itu akan memperoleh azab yang amat pedih.


Rasul diutus selama 23 Tahun selalu terkontrol oleh wahyu, untuk itu tidak ada orang yang mampu ittiba’ dari seluruh perbuatannya, karena banyaknya perintah dan larangan (ada perintah wajib, sunnah muakkad) contoh: Bersiwak, salat qabliyyah/ba’diyyah “Barang siapa melakukan salat dua belas raka’at dalam sehari semalam maka Allah membangunkan rumah di Surga” (H R Muslim).

Karena yang bisa kita teladani hanya sebagaian dari perbuatan Beliau. Diblog ada judul “SUAMI YANG DISEGANI” 2014/Nopember.
Rasul selalu berjihad/menaklukkan orang Kafir, ada pelanggaran wahyu diturunkan, Rasul diam ketika melihat sahabatnya yang sujud diatas ujung baju karena terpaksa, beliau tidak melarang atau perintah untuk mengulangi salat lagi.  Berkaitan dalam judul “SUDAHKAH ANDA ITTIBA’ Tahun/bulan 2014/September.

Yang mewajibkan/menghramkan tidak kita jumpai, maka dalil aqli yang kita pakai
Andaikan salat fardu wajib ditanah pasti ada kemudahan bagi  yang kesulitan. Sebagaimana Allah mewajibkan sesuatu pasti ada kalimah: Apabila tidak kalian jumpai/tidak mampu…………Contoh:

a. Perintah berwudu:
Tidak ada air, diperintah bertayammum dengan debu. Sebagaimana dalam firman Nya:

 فَتَيَمَّمُوا صَعِيدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوا بِوُجُوهِكُمْ وَأَيْدِيكُمْ مِنْهُ ۚ مَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِنْ حَرَجٍ 

وَلَٰكِنْ يُرِيدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهُ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

Maka bertayammumlah dengan tanah yang baik(bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan ni'mat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur.
 
QS Al Maidah 6.


b)Kewajiban salat:
 
Sudah ditentukan waktunya, adapun yang tidak mampu berdiri maka dengan duduk, apabila tidak mampu maka dengan berbaring, yang penting tidak meninggalkannya. Dalam QS An Nisa 103:



[4:103] Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu telah merasa aman, maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.


Bagi orang yang menemui kesulitan/diperjalanan maka terpaksa harus ber uswah ketika Rasul berhajji itupun menjama’ salat, sebagai pedoman agar ummatnya tidak meninggalkan salat yang jelas wajib.

Bagi yang meninggalkannya, apabila mati maka matinya mati kafir dan tidak boleh dido’akan/disalati.

Ancaman ini menunjukkan, wajib apabila ditinggalkan maka berdosa dan berbahaya, untuk itu diberi jalan keluar/kemudahan oleh Allah bagi yang kesulitan.


c)Puasa Ramadan.

Diwajibkan bagi orang yang beriman, namun ketika sakit, pergi, maka hendaknya mengqada dilain hari. Allah menghendaki kemudahan dan tidak suka membikin sulit (agar manusia tidak lari). Sebagaimana dalam firman Nya: 


 وَمَنْ كَانَ مَرِيضًا أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ ۗ يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ

Dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran
(QS Al Baqarah 185).


 d)Perintah berhajji.


Wajib bagi semua Muslim yang mampu, namun bagi yang sudah mampu tapi tidak melaksanakan, maka peringatan dari Allah akan datang. Baitullah adalah tempat yang diberkahi, petunjuk bagi seluruh alam, ada juga sumber air Zam-Zam, banyak keistimewaan didalamnya, ada maqam Ibrahim, yang memasukinya merasa aman. Sebagaimana tercantum dalam QS Ali Imran 96-97:




[3:96] Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadat) manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah (Mekah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia

(3:97] Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya) maqam Ibrahim; barangsiapa memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah dia; mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.

e)Yang diharamkan:
 
Yang memabukkan, hewan yang menjijikkan, yang jatuh, yang tercekik, yang dipukul, yang diterkam hewan buas, yang ditanduk, kecuali yang sempat kamu sembelih, menyembelih untuk berhala, mengundi nasib dengan anak panah, begitu juga diharamkan bangkai, darah/dideh, daging babi, hewan yang disembelih dengan menyebut nama selain Allah, namun Allah memberi keringanan bagi mereka yang terpaksa.  Sebagaimana dalam firman Nya:

 ۖ فَمَنِ اضْطُرَّ غَيْرَ بَاغٍ وَلَا عَادٍ فَلَا إِثْمَ عَلَيْهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ

Tetapi barangsiapa dalam keadaan terpaksa (memakannya) sedang dia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS Al Baqarah 173).

Menurutku, dari pada uang dibuat membiayai perdebatan yang tidak ada dalam Al Quran, lebih baik uang tersebut ditasarrufkan yang jelas ada perintah, contoh: Dalam QS Adz Dzariyat 19:


 [51:19] Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bagian


Karena sangat dibutuhkan perhatian terhadap kaum Dlu’afa, untuk itu perbuatan tersebut adalah sebagian konsep calon penduduk Surga, adapun sebelum ayat itu Allah menjelaskan (ayat 15-18)






[51:15] Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa itu berada dalam taman-taman (syurga) dan mata air-mata air,
[51:16] sambil menerima segala pemberian Rabb mereka. Sesungguhnya mereka sebelum itu di dunia adalah orang-orang yang berbuat kebaikan.
[51:17] Di dunia mereka sedikit sekali tidur diwaktu malam.
[51:18] Dan selalu memohonkan ampunan diwaktu pagi sebelum fajar.


Manusia banyak yang lalai terhadap perintah ini, untuk itu Allah bertanya kepada penduduk (Neraka) Saqar. Dalam QS Al Muddassir 42-47:








[74:42] "Apakah yang memasukkan kamu ke dalam Saqar (neraka)?
[74:43] Mereka menjawab: "Kami dahulu tidak termasuk orang-orang yang mengerjakan shalat,
[74:44] dan kami tidak (pula) memberi makan orang miskin,
[74:45] dan adalah kami membicarakan yang bathil, bersama dengan orang-orang yang membicarakannya,
[74:46] dan adalah kami mendustakan hari pembalasan,
[74:47] hingga datang kepada kami kematian". 



Tugas seorang pimpinan adalah mendamaikan saudaranya yang seiman, ketika mereka berpecah belah, maka sebagai pimpinan tidak layak untuk mengikutinya, sebagaimana Rasul tidak termasuk mereka. Allah berfirman dalam QS Al An’am 159:

 i dengan

[6:159] Sesungguhnya orang-orang yang memecah belah agama-Nya dan mereka menjadi bergolongan, tidak ada sedikitpun tanggung jawabmu kepada mereka. Sesungguhnya urusan mereka hanyalah terserah kepada Allah, kemudian Allah akan memberitahukan kepada mereka apa yang telah mereka perbuat.

       a tyang tidak mampu,
Berhubung masalah ini menyangkut Muslim seluruh Dunia, aku ingat ada wanita yang protes kepada Kholifah Umar, Rasul juga pernah berpidato dengan suara lantang hingga mimbarnya bergetar menunjukkan sangat pentingnya. Aku juga sakit hati apabila salat berjam’ah di Masjid dikatakan tontonan, mereka juga sakit hati. Orang Islam adalah Muslim yang  selamat dari (menyakiti) Muslim yang lain baik dengan lisannya dan tangannya.  Al Hadis.

Waktu itu aku terdengar banyak pelanggaran/menimbulkan gunjingan, untuk itu dilarang berlebihan agar tidak menyebabkan dosa, sangat dibutuhkan adanya perbandingan dengan  ayat lain agar tidak termsuk hadis“ Celakalah orang-orang yang berlebihan”.    
Semoga apa yang saya sampikan ini bisa dibuat perbandingan sehingga persatuan ummat islam bertambah kuat, tidak bertambah sempit yang menyebabkan musuh Islam bergembira.

                                                 Wassalam.
                  Apabila terdapat hilaf mohon diberi tahu.
No hp 081 252 753 669/085 785 392 579. 





 
Sabtu, 06 Desember 2014

HATI-HATILAH TERHADAP ILMU MANTEQ


Mantiq/ilmu berbicara sangat berbahaya, terkadang berani mengharamkan yang halal, tokoh syi'ah dalam berda'wah menggunakannya, andaikan baik, para sahabat sudah mendahuluinya. Untuk itu banyak ulama yang melarang jangan sampai  diajarkan meskipun di pesantren, namun bagi orang yang suka dialog/berdebat, mengharuskan cara itu. Dalam hal ini ada dua pendapat yang bertentangan.
 dak bisa lepas dari suka dialog atau berdebat tuk diajarkan di pesantren
a)Jangan mempelajari ilmu mantiq.
b)Harus mempelajari ilmu mantiq

Yang kita pilih pendapat yang mana?
Setelah mengetahui dampak/akibat buruk maka saya mendukung pendapat yang melarang untuk mempelajarinya. Untuk itu akan kita bahas keduanya.

a)Jangan mempelajari ilmu mantiq.

Pimpinan tidak layak memaki cara yang menyebabkan saling membantah karena ilmu tersebut bersumber dari orang kafir yang suka berdebat. Dalam QS Ghofir 4:




Tidak ada yang memperdebatkan tentang ayat-ayat Allah, kecuali orang-orang yang kafir. Karena itu janganlah pulang balik mereka dengan bebas dari suatu kota ke kota yang lain memperdayakan kamu. (40:4)

Sampaikanlah dengan cara yang bijak, membantah dengan cara yang baik/untuk memahamkannya, tidak berlebihan dalam berfatwa agar tidak menimbulkan perdebatan.
Sebagaimana tercatum dalam QS An Nahl 125:




Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. (16:125)


Usahakan mereka tidak merasa berat (timbul dari keimanan seseorang) Contoh: Allah mewajibkan salat diberi balasan, dosanya dihapus bagaikan orang yang mandi sehari lima kali, kesulitannya menjadi mudah, mencegah dari kemungkaran.


Mereka yang patuh terhadap perintah disebutkan dalam QS An Nur 51-52:




 Sesungguhnya jawaban oran-orang mu'min, bila mereka dipanggil kepada Allah dan rasul-Nya agar rasul menghukum (mengadili) di antara mereka ialah ucapan. "Kami mendengar, dan kami patuh". Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung. (24:51)

Dan barang siapa yang taat kepada Allah dan rasul-Nya dan takut kepada Allah dan bertakwa kepada-Nya, maka mereka adalah orang-orang yang mendapat kemenangan. (24:52)



Terkadang menemui kesulitan. Contoh:
Ketika hujan lebat terpaksa salat wajib tertunda (menjama’)  aku berkata kepada suami “ Inilah kemurahan dari Allah”, meskipun sekali Rasul menjama’ salat(ketika berhajji) baik jama' tak-khir dan taqdim, menurutku sebagai pedoman.  

Begitu juga Rasul pernah salat tanpa berwudlu terlebih dahulu (karena tidak batal) sehingga ketika Umar menegurnya, jawab Beliau: Memang aku sengaja berbuat seperti ini wahai Umar bin Khattab.

Dari perbuatan Rasul inilah yang dibuat pedoman seluruh ummatnya, berarti boleh langsung salat ketika punya wudlu.

Pentingnya memberi khabar gembira (Surga) dan peringatan (adanya Neraka) menyebabkan beribadah lebih semangat. Dalil yang jelas dan pas menyebabkan mudah diterima. Kecuali bagi orang Kafir.

Keni’matan yang tidak pernah dirasakan oleh penduduk Bumi. Contoh: Buah Surga yang terus berbuah, begitu juga bidadari yang akan dimiliki oleh setiap lelaki Mukmin beristri dua, mereka  tetap gadis. Sebagaimana tercantum dalam QS Al Waqi’ah 32-36:


  
Dan buah-buahan yang banyak,




 Yang tidak berhenti (berbuah) dan tidak terlarang mengambilnya.



  
Dan kasur-kasur yang tebal lagi empuk.


  

Sesungguhnya Kami menciptakan mereka (bidadari-bidadari) dengan langsung


  
Dan Kami jadikan mereka gadis-gadis perawan




Begitu juga kaum wanita yang beriman dan beramal salih, diberi gelang Emas, pakaian sutra. Sebagaimana tercantum dalam QS Al Kahfi 31:



Mereka itulah (orang-orang yang) bagi mereka surga 'Adn, mengalir sungai-sungai di bawahnya; dalam surga itu mereka dihiasi dengan gelang mas dan mereka memakai pakaian hijau dari sutera halus dan sutera tebal, sedang mereka duduk sambil bersandar di atas dipan-dipan yang indah. Itulah pahala yang sebaik-baiknya, dan tempat istirahat yang indah; (18:31)



                             b)Harus mempelajari ilmu mantiq
 
Karena banyak orang yang kagum terhadap keterangannya, meskipun mudah memutuskan hukum yang belum jelas. Ketika bicara, mereka seperti kayu yang disandarkan (tercengang, memuji yang berlebihan). 

Rasul tidak menyukai orang yang memuji (berlebihan) 
ketika sahabat Muhajirin wafat) ada yang bilang” Sungguh kamu  orang yang dirahmati oleh Allah” Lantas Beliau bersabda : Kamu kok tahu? Lantas dia berjanji tidak akan memuji seseorang lagi.Mungkin maksud beliau jangan gugup memutuskannya, apalagi bukan keluarga terdekat. 

Biasanya yang menyukai ilmu itu, tidak mau bermusyawarah/enggan menerima pendapat orang lain, bersifat kaku. Akhirnya banyak yang tidak suka, padahal musyawarah ada perintah. Dalam QS Ali Imran  159;



 Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya. (3:159)



Mereka lupa  adanya perintah didalam  QS Al Fath 16-17:




Katakanlah kepada orang-orang Badwi yang tertinggal: "Kamu akan diajak untuk (memerangi) kaum yang mempunyai kekuatan yang besar, kamu akan memerangi mereka atau mereka menyerah (masuk Islam). Maka jika kamu patuhi (ajakan itu) niscaya Allah akan memberikan kepadamu pahala yang baik dan jika kamu berpaling sebagaimana kamu telah berpaling sebelumnya, niscaya Dia akan mengazab kamu dengan azab yang pedih". (48:16)

Tiada dosa atas orang-orang yang buta dan atas orang yang pincang dan atas orang yang sakit (apabila tidak ikut berperang). Dan barangsiapa yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya; niscaya Allah akan memasukkannya ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai dan barang siapa yang berpaling niscaya akan diazab-Nya dengan azab yang pedih. (48:17)




Berbeda dengan ittiba/perintah sunnah (apabila ditinggalkan tidak ada ancaman siksa) meskipun Rasul sendiri tidak pernah meninggalkan salat witir, dan ada perintah, tapi itu perintah sunnah.           
Berpedoman terhadap Al Quran adalah prinsip ummat yang beriman, namun bagi yang mengada-adakan atau menambah, maka mendapat ancaman sebagaimana janji Allah kepada Nabi. Dalam QS Al Haqqah 44-48:







Seandainya dia (Muhammad) mengadakan sebagian perkataan atas (nama) Kami, (69:44)

niscaya benar-benar Kami pegang dia pada tangan kanannya. (69:45)

Kemudian benar-benar Kami potong urat tali jantungnya. (69:46)

Maka sekali-kali tidak ada seorangpun dari kamu yang dapat menghalangi (Kami), dari pemotongan urat nadi itu. (69:47)

Dan sesungguhnya Al Qur'an itu benar-benar suatu pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa. (69:48)



Hal ini mirip dengan orang-orang yang terlalu menurut dengan adat-isti’adat Jahiliyyah/tidak berani amar ma’ruf nahi mungkar sama sekali yang menyebabkan ancaman Allah dua kali lipat. Sebagaimana tercantum dalam QS Al Isra 73-75:    




Dan sesungguhnya mereka hampir memalingkan kamu dari apa yang telah Kami wahyukan kepadamu, agar kamu membuat yang lain secara bohong terhadap Kami; dan kalau sudah begitu tentu|ah mereka mengambil kamu jadi sahabat yang setia. (17:73)

Dan kalau Kami tidak memperkuat (hati)mu, niscaya kamu hampir-hampir condong sedikit kepada mereka, (17:74)

kalau terjadi demikian, benar-benarlah Kami akan rasakan kepadamu (siksaan) berlipat ganda di dunia ini dan begitu (pula siksaan) berlipat ganda sesudah mati, dan kamu tidak akan mendapat seorang penolongpun terhadap Kami. (17:75)



Allah memberi ancaman diatas, agar manusia tidak terlalu diam terhadap kemungkaran, dan tidak terlalu mengada-adakan dalam memutuskan hukum Allah, juga perkataan yang tidak disukai oleh Rasul (terlalu dalam memuji seseorang) katakan saja: Menurutku dia baik dan hanya Allah yang Maha Mengetahui. Al Hadis.

Semoga bermanfa’at, apabila terdapat hilaf mohon diberi tahu.

                                                                  Wassalam.

Jumlah Pengunjung

Blog Archive

About Me

Faizahmahrus
Lihat profil lengkapku
Diberdayakan oleh Blogger.

Pengunjung