Jumat, 22 Agustus 2014
AKHLAK MULIA SEBAGAI PENYEMPURNA
08.03 |
Diposting oleh
Faizahmahrus |
Edit Entri
Betapa pentingnya akhlakul karimah, karena dengan sifat ini
seseorang berwibawa dan disegani oleh banyak orang. Adapun orang yang paling mulia
akhlaknya adalah Nabi kita Muhammad Sallallahu ‘Alaihi Wasallam. Allah telah
menjelaskan dalam firman Nya QS Al Qalam 3-4:
[68:3] Dan sesungguhnya bagi kamu benar-benar pahala yang besar yang tidak putus-putusnya.
[68:4] Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung
Perkataan beliau berdasarkan wahyu, sehingga menimbulkan
semangat untuk beribadah, yang menolak hanyalah orang kafir. Bagi orang mukmin beliau sebagai contoh (perbuatannya tingkat tinggi namun ummatnya
dipilihkan yang ringan) contoh: Perintah meng infakkan hartanya untuk keluarga,
namun Rasul sendiri (putrinya Fatimah) tidak diberi warisan/budak, tapi diberikan kepada sahabatnya. Kalau ada yang bisa ittiba' dalam hal ini, maka perlu meningkatkan
ittiba’ yang lain. karena masih banyak prilaku beliau yang kita belum mampu
untuk menjalankannya. Allah telah menjelaskan dalam firman Nya QS Al 21:
Sungguh telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu)bagi orang-orang yang berharap (rahmat) Allah dan kedatangan hari kiamat dan yang banyak mengingat Allah.
Namun ada yang paling parah lagi, yaitu orang yang mementingkan diri sendiri (hartanya selalu dibuat menuruti kebutuhan/kehendaknya sendiri, inilah diantara contoh akhlak yang tercela. Adapun akhlakul karimah sudah dijelaskan semua, diantaranya adalah cara menyembelih hewan, dimulai dengan menyebut nama Allah, begitu juga pisaunya yang tajam agar tidak menyakiti hewan.
Termasuk menghargai seseorang, walaupun terhadap musuh Allah
(orang-orang kafir) mereka diberi kebebasan dan tenggang waktu, sehingga Gereja-Gereja dibiarkan saja, namun
balasan bagi mereka yang beriman/menolong Allah maka pertolongan Nya akan
diberikan kepadanya. Sebagaimana tercantum dalam QS Al Hajj 40-41:
[22:40] (yaitu) orang-orang yang telah diusir dari kampung halaman mereka tanpa alasan yang benar, kecuali karena mereka berkata: "Tuhan kami hanyalah Allah". Dan sekiranya Allah tiada menolak (keganasan) sebagian manusia dengan sebagian yang lain, tentulah telah dirobohkan biara-biara Nasrani, gereja-gereja, rumah-rumah ibadat orang Yahudi dan masjid-masjid, yang di dalamnya banyak disebut nama Allah. Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa,
[22:41] (yaitu) orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi niscaya mereka mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, menyuruh berbuat ma'ruf dan mencegah dari perbuatan yang mungkar; dan kepada Allah-lah kembali segala urusan.
Hal ini mirip dengan firman Allah (tentang perjanjian dengan
kafir dzimmi) ketika habis masa perjanjian, apabila mau bertaubat, maka termasuk saudara (seagama)
Sebagaimana tercantum dalam QS At Taubah
8-12:
[9:8] Bagaimana bisa (ada perjanjian dari sisi Allah dan RasulNya dengan orang-orang musyrikin), padahal jika mereka memperoleh kemenangan terhadap kamu, mereka tidak memelihara hubungan kekerabatan terhadap kamu dan tidak (pula mengindahkan) perjanjian. Mereka menyenangkan hatimu dengan mulutnya, sedang hatinya menolak. Dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik (tidak menepati perjanjian).
[9:9] Mereka menukarkan ayat-ayat Allah dengan harga yang sedikit, lalu mereka menghalangi (manusia) dari jalan Allah. Sesungguhnya amat buruklah apa yang mereka kerjakan itu.
[9:10] Mereka tidak memelihara (hubungan) kerabat terhadap orang-orang mu'min dan tidak (pula mengindahkan) perjanjian. Dan mereka itulah orang-orang yang melampaui batas.
[9:11] Jika mereka bertaubat, mendirikan sholat dan menunaikan zakat, maka (mereka itu) adalah saudara-saudaramu seagama. Dan Kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi kaum yang mengetahui.
[9:12] Jika mereka merusak sumpah (janji)nya sesudah mereka berjanji, dan mereka mencerca agamamu, maka perangilah pemimpin-pemimpin orang-orang kafir itu, karena sesungguhnya mereka itu adalah orang-orang (yang tidak dapat dipegang) janjinya, agar supaya mereka berhenti.
Keerangan: Amar ma’ruf nahi mungkar diperintah apabila peringatan itu
bermanfa’at, namun ketika tertolak jangan kecewa, karena hati mereka terkunci.
Sebagaimana paman beliau (Abu Tholib) yang tidak mau beriman, padahal dia
sebagai ganti dari ortunya. Allah berpesan dalam QS Al Qasas 56:
[28:56] Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk.
Sebagai tanda bahwa orang islam punya perikemanusiaan, untuk
itu ketika orang-orang kafir yang menjadi tawanan /kalah dalam pertempuran,
maka tidak layak dibunuh, bebaskan atau boleh menerima tebusan. Sebagaimana
Allah berfirman dalam QS Muhammad 4-6:
[47:4] Apabila kamu bertemu dengan orang-orang kafir (di medan perang) maka pancunglah batang leher mereka. Sehingga apabila kamu telah mengalahkan mereka maka tawanlah mereka dan sesudah itu kamu boleh membebaskan mereka atau menerima tebusan sampai perang berakhir. Demikianlah apabila Allah menghendaki niscaya Allah akan membinasakan mereka tetapi Allah hendak menguji sebahagian kamu dengan sebahagian yang lain. Dan orang-orang yang syahid pada jalan Allah, Allah tidak akan menyia-nyiakan amal mereka.
[47:5] Allah akan memberi pimpinan kepada mereka dan memperbaiki keadaan mereka,
[47:6] dan memasukkan mereka ke dalam jannah yang telah diperkenankanNya kepada mereka.
Setelah itu turun ayat yang menjelaskan bahwa menerima
tebusan tidak layak, karena tujuannya hanya duniawi saja, kecuali harta
rampasan. Barangkali tawanan yang ada ditanganmu ada kebaikan, maka akan
terampuni. Sebagaimana Allah berfirman dalam QS Al Anfal 67-71:
[8:67] Tidak patut, bagi seorang Nabi mempunyai tawanan sebelum ia dapat melumpuhkan musuhnya di muka bumi. Kamu menghendaki harta benda duniawiyah sedangkan Allah menghendaki (pahala) akhirat (untukmu). Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
[8:68] Kalau sekiranya tidak ada ketetapan yang telah terdahulu dari Allah, niscaya kamu ditimpa siksaan yang besar karena tebusan yang kamu ambil.
[8:69] Maka makanlah dari sebagian rampasan perang yang telah kamu ambil itu, sebagai makanan yang halal lagi baik, dan bertakwalah kepada Allah; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
[8:70] Hai Nabi, katakanlah kepada tawanan-tawanan yang ada di tanganmu: "Jika Allah mengetahui ada kebaikan dalam hatimu, niscaya Dia akan memberikan kepadamu yang lebih baik dari apa yang telah diambil daripadamu dan Dia akan mengampuni kamu". Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
[8:71] Akan tetapi jika mereka (tawanan-tawanan itu) bermaksud hendak berkhianat kepadamu, maka sesungguhnya mereka telah berkhianat kepada Allah sebelum ini, lalu Allah menjadikan(mu) berkuasa terhadap mereka. Dan ALlah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.
Untuk itu saya prihatin atas tindakan ISIS yang membunuh
wartawan Amerika, dia sebagai tamu/anggaplah tawanan. Berbedalah dengan
orang-orang kafir/Syi’ah yang kejam dan menghina terhadap musuhnya. Memang
kehidupan Rasul selalu memerangi kaum yang tidak patuh/menetang Allah, namun
terbatas hanya ketika pertempuran saja. Adapun mereka yang menolak ajakan
beliau maka disesatkan oleh Allah. Sebagaimana tercantum dalam QS At Taubah
36-39:
[9:36] Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa.
[9:37] Sesungguhnya mengundur-undurkan bulan haram itu adalah menambah kekafiran. Disesatkan orang-orang yang kafir dengan mengundur-undurkan itu, mereka menghalalkannya pada suatu tahun dan mengharamkannya pada tahun yang lain, agar mereka dapat mempersesuaikan dengan bilangan yang Allah mengharamkannya, maka mereka menghalalkan apa yang diharamkan Allah. (Syaitan) menjadikan mereka memandang perbuatan mereka yang buruk itu. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.
[9:38] Hai orang-orang yang beriman, apakah sebabnya bila dikatakan kepadamu : "Berangkatlah (untuk berperang) pada jalan Allah" kamu merasa berat dan ingin tinggal di tempatmu? Apakah kamu puas dengan kehidupan di dunia sebagai ganti kehidupan di akhirat? Padahal keni'matan hidup di dunia ini (dibandingkan dengan kehidupan) diakhirat hanyalah sedikit.
[9:39] Jika kamu tidak berangkat untuk berperang, niscaya Allah menyiksa kamu dengan siksa yang pedih dan digantinya (kamu) dengan kaum yang lain, dan kamu tidak akan dapat memberi kemudharatan kepada-Nya sedikitpun. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Semoga sedikit saran ini bisa bermanfa’at yang akhirnya
lebih baik/sempurna untuk masa-masa yang akan datang. Tak ada gading yang tak
retak, untuk itu apabila terdapat hilaf mohon diberi tahu.
Wassalam.
www.faizahmahrus.blogspot.comArtikel Terkait:
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar