Jumat, 03 Mei 2013
APAKAH BEKAL YANG TERBAIK ?
19.57 |
Diposting oleh
Faizahmahrus |
Edit Entri
Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Bekal yang terbaik dan yang paling
berharga adalah:
Iman dan Taqwa.
Rahasia bekal yang terbaik (
iman ) itulah yang membikin orang selamat. Contoh:
1- Orang yang beriman kepada Allah
tidak mudah kufur atau murtad ketika menghadapi bermacam – macam keadaan, (disaat datang
ni’mat dia bersyukur, bertambah baik dan memberkati,
ketika datang cobaan dia tidak putus
asa dari rahmat Allah), bahkan dia berusaha dan berdoa serta bertawassul dengan
perbuatannya yang baik dan yang dianggap paling berat. Sebagaimana cerita 3 orang yang masuk dalam gua, lantas tertutup oleh batu besar, sehingga mereka tidak bisa keluar, akhirnya masing-masing bertawassul dengan perbuatannya yang baik dan yang
dianggap paling berat ( yang pernah dia lakukan ). Akhirnya Allah menanggapi
keluhan mereka dan dikabulkan doanya. Sebagaimana tercantum dalam hadis:
عَنْ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، قَالَ: خَرَجَ ثَلاَثَةٌ يَمْشُونَ فَأَصَابَهُمُ الْمَطَرُ
فَدَخَلُوا فِي غَارٍ فِي جَبَلٍ فَانْحَطَّتْ عَلَيْهِمْ صخْرَةٌ قَالَ: فَقَالَ
بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ: ادْعُوا اللهَ بِأَفْضَلِ عَمَلٍ عِمَلْتُمُوهُ فَقَالَ
أَحَدُهُمْ: اللَّهُمَّ إِنِّي كَانَ لِي أَبَوَانِ، شَيْخَانِ كَبِيرَانِ
فَكُنْتُ أَخْرُجُ فَأَرْعَى، ثُمَّ أَجِيءُ فَأَحْلُبُ فَأَجِيءُ بِالْحِلاَبِ،
فَآتِي بِهِ أَبَوَيَّ، فَيَشْرَبَانِ ثُمَّ أَسْقِي الصِّبْيَةَ، وَأَهْلِي
وَامْرَأَتِي فَاحْتَبَسْتُ لَيْلَةً، فَجِئتُ فَإِذَا هُمَا نَائِمَانِ قَالَ:
فَكَرِهْتُ أَنْ أُوقِظَهُمَا، وَالصِّبْيَةُ يَتَضَاغَوْنَ عِنْدَ رِجْلَيَّ
فَلَمْ يَزَلْ ذَلِكَ دَأْبِي وَدَأْبَهُمَا حَتَّى طَلَعَ الْفَجْرُ اللَّهُمَّ
إِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنِّي فَعَلْتُ ذَلِكَ ابْتِغَاءَ وَجْهِكَ، فَافْرُجْ
عَنَّا فُرْجَةً، نَرَى مِنْهَا السَّمَاءَ قَالَ: فَفُرِجَ عَنْهُمْ وَقَالَ
الآخَرُ: اللَّهُمَّ إِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنِّي كُنْتُ أُحِبُّ امْرَأَةً مِنْ
بَنَاتِ عَمِّي، كَأَشَدِّ مَا يُحِبُّ الرَّجُلُ النِّسَاءَ فَقَالَتْ: لاَ
تَنَالُ ذَلِكَ مِنْهَا، حَتَّى تُعْطِيَهَا مَائَةَ دِينَارٍ فَسَعَيْتُ فِيهَا
حَتَّى جَمَعْتُهَا فَلَمَّا قَعَدْتُ بَيْنَ رِجْلَيْهَا، قَالَتِ: اتَّقِ اللهَ،
وَلاَ تَفُضَّ الْخَاتَمَ إِلاَّ بِحَقِهِ فَقُمْتُ، وَتَرَكْتُهَا فَإِنْ كُنْتَ
تَعْلَمُ أَنِّي فَعَلْتُ ذَلِكَ ابْتِغَاءَ وَجْهِكَ، فَافْرُجْ عَنَّا فُرْجَةً
قَالَ: فَفَرَجَ عَنْهُمُ الثُّلُثَيْنِ وَقَالَ الآخَرُ: اللَّهُمَّ إِنْ كُنْتَ
تَعْلَمُ أَنِّي اسْتَأجَرْتُ أَجِيرًا بِفَرَقٍ مِنْ ذُرَةٍ، فَأَعْطَيْتُهُ وَأَبَى
ذَاكَ أَنْ يَأْخُذَ فَعَمَدْتُ إِلَى ذَلِكَ الْفَرَقِ، فَزَرَعْتُهُ حَتَّى
اشْتَرَيْتُ مِنْهُ بَقَرًا وَرَاعِيَهَا ثُمَّ جَاءَ، فَقَالَ: يَا عَبْدِ اللهِ
أَعْطِنِي حَقِّي فَقُلْتُ انْطَلِقْ إِلَى تِلْكَ الْبَقَرِ وَرَاعِيهَا،
فَإِنَّهَا لَكَ فَقَالَ: أَتَسْتَهْزِى بِي قَالَ: فَقُلْتُ: مَا أَسْتَهْزِى
بِكَ، وَلكِنَّهَا لَكَ اللَّهُمَّ إِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنِّي فَعَلْتُ ذَلِكَ
ابْتِغاءَ وَجْهِكَ فَافْرُجْ عَنَّا فَكُشِفَ عَنْهُمْ
Ibnu Umar ra menuturkan : “Nabi saw bersabda : “Ada tiga pemuda bepergian.
Ketika mereka kehujanan, maka mereka berteduh di dalam sebuah gua di atas
gunung. Tiba-tiba batu besar terjatuh, sehingga menutup pintu gua.”
Seorang di antara mereka berkata : “Sebaiknya kalian
masing-masing berdoa sambil menyebutkan amal kebajikan.”
Pemuda yang pertama berdoa : “Ya Allah, dulu aku
mempunyai ibu bapak yang telah lanjut usia, aku biasa mengembala dan memerah
susu kambingku, kemudian aku memberi minum ibu bapakku. Sedang sisanya buat
aku, isteriku dan anak-anakku. Pada suatu hari, aku terlambat datang dan aku
dapatkan keduanya telah tidur. Aku tidak ingin membangunkan keduanya, meskipun
anak-anakku menangis di bawah kakiku minta minum. Aku berdiri di sisi keduanya
sepanjang malam. Ketika keduanya bangun di pagi hari, barulah aku memberinya minum.
Ya Allah, jika amal salehku itu Engkau terima, maka berilah selamatkanlah
kami.”
Dengan izin Allah batu besar itu bergeser sedikit,
tetapi mereka masih tidak dapat keluar dari gua itu.
Pemuda yang kedua berdoa : “Ya Allah, dulu aku
mempunyai seorang sepupu wanita, aku sangat mencintainya, tetapi ia menolak
cintaku sampai aku mau memberinya seratus. Maka aku memberinya seratus dinar.
Ketika aku akan menggaulinya, maka ia berkata : “Takutlah kamu kepada Allah dan
janganlah kamu merusak kegadisanku, kecuali setelah engkau menikahi aku.” Maka
aku meninggalkannya karena-Mu. Ya Allah, jika amal salehku Engkau terima, maka
selamatkanlah kami.”
Dengan izin Allah batu besar itu bergeser sedikit,
tetapi mereka masih belum dapat keluar dari gua itu.
Pemuda yang ketiga berdoa : “Ya Allah, dulu aku
mempunyai seorang pegawai yang bekerja di tempatku. Aku memberinya gaji, tetapi
ia menolaknya. Sehingga uangnya aku bisniskan sampai aku berhasil membeli
sejumlah sapi dan pengembalanya
Pada suatu hari, ia datang kepadaku seraya berkata :
“Berikanlah upahku.”
Aku Jawab : “Pergilah engkau ke lembah itu dan
ambillah semua sapi serta pengembalanya, karena semua itu adalah milikmu.”
Tanya pegawaiku : “Apakah engkau mengejekku?”
Jawabku : “Tidak, aku tidak mengejekmu, semua itu
adalah milikmu.”
Ya Allah , jika amal salehku Engkau terima, maka
selamatkanlah kami.”
Maka dengan
izin Allah, batu besar bergeser sedikit, sehingga ketiganya dapat keluar dari
gua dengan selamat.” [1]
Perbuatan mereka mirip dengan orang-
orang yang dijanjikan oleh Allah akan dimasukkan kedalam surga Firdaus, karena
keimanan dan menjauhi kesyirikan.
Sebagaimana yang tercantum dalam QS
Al Kahfi 107- 110:
إِنَّ الَّذِينَ ءَامَنُوا وَعَمِلُوا
الصَّالِحَاتِ كَانَتْ لَهُمْ جَنَّاتُ الْفِرْدَوْسِ نُزُلًا(107)خَالِدِينَ
فِيهَا لَا يَبْغُونَ عَنْهَا حِوَلًا(108)قُلْ لَوْ كَانَ الْبَحْرُ مِدَادًا
لِكَلِمَاتِ رَبِّي لَنَفِدَ الْبَحْرُ قَبْلَ أَنْ تَنْفَدَ كَلِمَاتُ رَبِّي
وَلَوْ جِئْنَا بِمِثْلِهِ مَدَدًا(109)قُلْ إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ مِثْلُكُمْ
يُوحَى إِلَيَّ أَنَّمَا إِلَهُكُمْ إِلَهٌ وَاحِدٌ فَمَنْ كَانَ يَرْجُوا لِقَاءَ
رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ
أَحَدًا(110)
Sesungguhnya orang-orang yang
beriman dan beramal saleh, bagi mereka adalah surga Firdaus menjadi tempat
tinggal, mereka kekal di dalamnya, mereka tidak ingin berpindah daripadanya.
Katakanlah: "Kalau sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat
Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat-kalimat
Tuhanku, meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula). Katakanlah:
"Sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu, yang diwahyukan
kepadaku: "Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan Yang Esa".
Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya maka hendaklah ia mengerjakan
amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat
kepada Tuhannya".
Berdasarkan ayat tersebut, memang
ada larangan untuk beribadah / berdoa, jangan sampai mempersekutukan Allah. Karena Allah lebih senang kalau
hambaNya memohon atau berdoa langsung kepada Tuhannya. Sebagaimana yang tercantum dalam QS
Al Baqarah 186:
وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي
قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي
وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ(186)
Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya
kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku
mengabulkan permohonan orang yang berdo`a apabila ia memohon kepada-Ku, maka
hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah) Ku dan hendaklah mereka beriman
kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.
Rahasia perintah tersebut apabila
dilaksanakan maka akan mendapat kebenaran atau hidayah sehingga tidak syirik).
Karena imannya semakin mantap bahwa Allah Maha
Kuasa atas segala sesuatu ( tanpa perantara tapi bisa mengabulkan doa hambaNya
). Bahkan dalam ayat lain Allah
menganjurkan agar manusia berdoa langsung kepadaNya, dan Allah tidak suka
hambaNya mempersekutukan dengan yang lain. Allah mengancamnya akan dimasukkan ke dalam Neraka
Jahannam dalam keadaan hina dina.
Sebagaimana yang tercantum dalam QS Ghofir 60- 66:
وَقَالَ رَبُّكُمُ
ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي
سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ(60)اللَّهُ الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ اللَّيْلَ
لِتَسْكُنُوا فِيهِ وَالنَّهَارَ مُبْصِرًا إِنَّ اللَّهَ لَذُو فَضْلٍ عَلَى
النَّاسِ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَشْكُرُونَ(61)ذَلِكُمُ اللَّهُ
رَبُّكُمْ خَالِقُ كُلِّ شَيْءٍ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ فَأَنَّى
تُؤْفَكُونَ(62)كَذَلِكَ يُؤْفَكُ الَّذِينَ كَانُوا بِآيَاتِ اللَّهِ
يَجْحَدُونَ(63)اللَّهُ الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الْأَرْضَ قَرَارًا وَالسَّمَاءَ
بِنَاءً وَصَوَّرَكُمْوَصَوَّرَكُمْ فَأَحْسَنَ صُوَرَكُمْ وَرَزَقَكُمْ مِنَ
الطَّيِّبَاتِ ذَلِكُمُ اللَّهُ رَبُّكُمْ فَتَبَارَكَ اللَّهُ رَبُّ
الْعَالَمِينَ(64)هُوَ الْحَيُّ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ فَادْعُوهُ مُخْلِصِينَ
لَهُ الدِّينَ الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ(65)قُلْ إِنِّي نُهِيتُ أَنْ
أَعْبُدَ الَّذِينَ تَدْعُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ لَمَّا جَاءَنِيَ الْبَيِّنَاتُ
مِنْ رَبِّي وَأُمِرْتُ أَنْ أُسْلِمَ لِرَبِّ الْعَالَمِينَ(66)
Dan
Tuhanmu berfirman: "Berdo`alah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan
bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan
masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina".Allah-lah yang menjadikan
malam untuk kamu supaya kamu beristirahat padanya; dan menjadikan siang terang
benderang. Sesungguhnya Allah benar-benar mempunyai karunia yang dilimpahkan
atas manusia, akan tetapi kebanyakan manusia tidak bersyukur. Yang demikian itu
adalah Allah, Tuhanmu, Pencipta segala sesuatu, tiada Tuhan (yang berhak
disembah) melainkan Dia; maka bagaimanakah kamu dapat dipalingkan? Seperti
demikianlah dipalingkan orang-orang yang selalu mengingkari ayat-ayat Allah.
Allah-lah yang menjadikan bumi bagi kamu tempat menetap dan langit sebagai
atap, dan membentuk kamu lalu membaguskan rupamu serta memberi kamu rezki dengan
sebahagian yang baik-baik. Yang demikian itu adalah Allah Tuhanmu, Maha Agung
Allah, Tuhan semesta alam. Dialah Yang hidup kekal, tiada Tuhan (yang berhak
disembah) melainkan Dia; maka sembahlah Dia dengan memurnikan ibadat
kepada-Nya. Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam. Katakanlah (ya
Muhammad): "Sesungguhnya aku dilarang menyembah sembahan yang kamu sembah
selain Allah setelah datang kepadaku keterangan-keterangan dari Tuhanku; dan
aku diperintahkan supaya tunduk patuh kepada Tuhan semesta alam.
Sudah jelas kesimpulan dari
ayat-ayat tersebut diatas, bahwa Allah Maha Kuasa menciptakan siang dan malam
semata-mata untuk kemaslahatan manusia, namun kebanyakan manusia itu tidak
bersyukur ( tidak mengakui kekuasaan Allah dan tidak menyerahkan urusannya
kepadaNya ). Padahal Allah memerintahkan agar manusia beribadah / berdoa dengan ikhlas hanya kepadaNya. Dialah yang
Maha Kuasa atas seluruh alam. Jadilah
orang yang berserah diri kepadaNya ( tidak usah menyebut yang lain dalam
berdo’a ) Kita taat saja apa yang diperintahkan kepada kita ).
2- Taqwa ( menghindari
larangan dan mengerjakan perintah serta memperbanyak ibadah) adalah suatu bekal
untuk masa depan begitu juga setelah mati. Maka dari itu jaga hidupmu sebelum matimu, gunakan waktumu dengan sebaik- baiknya agar tidak ada penyesalan dikemudian hari.
Ada hadis dari Ibnu ‘Abbas, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
اِغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ : شَبَابَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ وَ صِحَّتَكَ قَبْلَ سَقَمِكَ وَ غِنَاكَ قَبْلَ فَقْرِكَ وَ فَرَاغَكَ قَبْلَ شَغْلِكَ وَ حَيَاتَكَ قَبْلَ مَوْتِكَ
Ada hadis dari Ibnu ‘Abbas, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
اِغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ : شَبَابَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ وَ صِحَّتَكَ قَبْلَ سَقَمِكَ وَ غِنَاكَ قَبْلَ فَقْرِكَ وَ فَرَاغَكَ قَبْلَ شَغْلِكَ وَ حَيَاتَكَ قَبْلَ مَوْتِكَ
Manfaatkan lima perkara sebelum lima perkara :
[1] Waktu mudamu sebelum datang waktu tuamu,
[2] Waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu,
[3] Masa kayamu sebelum datang masa kefakiranmu,
[4] Masa luangmu sebelum datang masa sibukmu,
[5] Hidupmu sebelum datang kematianmu.”
(HR. Al Hakim dalam Al Mustadroknya, dikatakan oleh Adz Dzahabiy dalam At Talkhish berdasarkan syarat Bukhari-Muslim. Hadits ini dikatakan shohih oleh Syaikh Al Albani dalam Al Jami’ Ash Shogir)
[1] Waktu mudamu sebelum datang waktu tuamu,
[2] Waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu,
[3] Masa kayamu sebelum datang masa kefakiranmu,
[4] Masa luangmu sebelum datang masa sibukmu,
[5] Hidupmu sebelum datang kematianmu.”
(HR. Al Hakim dalam Al Mustadroknya, dikatakan oleh Adz Dzahabiy dalam At Talkhish berdasarkan syarat Bukhari-Muslim. Hadits ini dikatakan shohih oleh Syaikh Al Albani dalam Al Jami’ Ash Shogir)
Hadis tersebut ada rahasia besar,
contoh: Jaga hidup sebelum matimu, maksudnya “ Perbanyaklah bekal ketika
didunia”, ( karena balasan yang akan kita terima nanti sesuai dengan amal
perbuatan yang telah kita kerjakan saat di Dunia). Sebagaimana yang tercantum
dalam QS An Najm 39- 41:
وَأَنْ لَيْسَ لِلْإِنْسَانِ إِلَّا مَا
سَعَى(39)وَأَنَّ سَعْيَهُ سَوْفَ يُرَى(40)ثُمَّ يُجْزَاهُ الْجَزَاءَ
الْأَوْفَى(41)
dan bahwasanya seorang manusia tiada
memperoleh selain apa yang telah diusahakannya. Dan bahwasanya usahanya itu
kelak akan diperlihatkan (kepadanya). Kemudian akan diberi balasan kepadanya
dengan balasan yang paling sempurna.
Apabila manusia sudah habis umurnya,
mereka tinggal menunggu balasan amalnya
masing-masing. Disaat itulah manusia
banyak yang membahasnya ( ada yang memuji- muji dengan berlebihan, Ada yang mencaci dengan menyebutkan beberapa perbuatan yang telah dilakukannya.
Sebenarnya tentang memuji
seseorang (baik yang hidup atau yang
sudah mati ) hanya dengan perkataan “ Menurutku dia baik dan hanya Allah yang
mengetahuinya “ hadis ini sebagai
contoh dan pelajaran untuk ummatnya, agar
dalam memuji seseorang tidak berlebihan.
Sebagaimana hadisnya sudah saya cantumkan dalam blog saya yang berjudul
“ Ingin menjadi mukmin yang sukses?
bulan dan tahunnya: 06 / 2012.
Namun dalam hal ini ada yang perlu
kita waspadai yaitu: Orang yang dekat dengan Yahudi, maka dikagumi dan dipuji-
puji oleh orang Yahudi. Adapun bagi
orang yang memiliki keimanan, maka akan dikagumi dan dibuat teladan oleh orang-
orang yang sefaham dengannya. Dan seseorang akan digiring bersama orang –orang
yang dicintainya.
Adapun kebaikan manusia
tidak cukup dilihat dari luarnya saja ( dia berjuang benar-benar karena Allah
atau karena manusia, atau karena harta dan kedudukan ) hal ini bisa ditentukan oleh Allah besok di Hari kiamat setelah dihisab
amalnya. Sebagaimana Allah akan bertanya kepada tiga orang dan hadisnya sudah saya
cantumkan dalam judul “ PENTINGNYA IKHLASH. Bulan dan tahunnya ( 04 / 2013 ).
Oleh karena itu, tidak layak memuji
mayat dengan berlebihan begitu juga mencacinya.
Yang penting kita berusaha agar bisa
menjadi orang yang benar- benar taqwa, supaya mendapat ridlo Allah dan bisa
merasakan ni’matnya surga. Siapakah mereka itu?
Kita kembali kepada firman Allah
yang tercantum dalam QS Az Zariyat 15-19:
إِنَّ الْمُتَّقِينَ فِي جَنَّاتٍ
وَعُيُونٍ(15)ءَاخِذِينَ مَا ءَاتَاهُمْ رَبُّهُمْ إِنَّهُمْ كَانُوا قَبْلَ
ذَلِكَ مُحْسِنِينَ(16)كَانُوا قَلِيلًا مِنَ اللَّيْلِ مَا يَهْجَعُونَ(17)وَبِالْأَسْحَارِ هُمْ
يَسْتَغْفِرُونَ(18)وَفِي أَمْوَالِهِمْ حَقٌّ لِلسَّائِلِ وَالْمَحْرُومِ(19)
Sesungguhnya orang-orang yang
bertakwa berada di dalam taman-taman (surga) dan di mata air-mata air, sambil
mengambil apa yang diberikan kepada mereka oleh Tuhan mereka. Sesungguhnya
mereka sebelum itu di dunia adalah orang-orang yang berbuat baik; Mereka
sedikit sekali tidur di waktu malam; Dan di
akhir-akhir malam mereka memohon ampun (kepada Allah). Dan
pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang
miskin yang tidak mendapat bahagian.( yang tidak minta-minta).
Jelaslah bahwa keni’matan Surga,
akan diberikan kepada orang yang waktu hidupnya termasuk orang yang baik.
Tapi bagaimanakah dengan orang yang
hidupnya separoh durhaka ( perbuatannya melanggar ayat- ayat Allah sehingga
menimbulkan dosa), dan yang separoh hidupnya dia menjadi orang yang baik?
Oleh karenanya semua perbuatan
manusia akan mendapat balasan, baik yang berupa ketaatan atau berupa
kedurhakaan. Untuk itu Allah menyebutkan dalam firmanNya QS Az Zalzalah 6-8:
يَوْمَئِذٍ يَصْدُرُ النَّاسُ أَشْتَاتًا
لِيُرَوْا أَعْمَالَهُمْ(6)فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا
يَرَهُ(7)وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ(8)
Pada hari itu manusia ke luar dari
kuburnya dalam keadaan yang bermacam-macam, supaya diperlihatkan kepada mereka
(balasan) pekerjaan mereka. Barangsiapa yang mengerjakan
kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya. Dan
barangsiapa yang mengerjakan kejahatan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan
melihat (balasan) nya pula.
Didukung dengan firman Allah yang
tercantum dalam QS At Tin 8:
أَلَيْسَ اللَّهُ بِأَحْكَمِ الْحَاكِمِينَ(8)
Bukankah Allah Hakim yang
seadil-adilnya?
Semoga kita bisa melaksanakan
perintah –perintah Allah dan bisa menjauhi beberapa laranganNya agar diselamatkan dari azab yang sangat
pedih. Amin.
Bila
terdapat hilaf mohon diberi tahu.
Wassalam.
[1] Bukhari, 34, kitabul Buyuu’, 98, bab seorang
membeli suatu benda untuk orang lain meskipun belum mendapat izin darinya
Saya tidak mengetahui komentar al albani
tentang hadis tsb
Saya
katakan hadis tsb muttafaq alaih , imam
Muslim juga meriwayatkannya di nomer
2743 Abu Dawud 2387 Ahmad 5937.
Artikel Terkait:
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar