pembukaan

Jumat, 19 April 2013

IMAM YANG TERPILIH.


                                       
                                                                  Kepada :

                                                         Yth: Ananda Faisal.

                                                          Di  Anambas- KEPRI

                                 Bismillaahirrahmaanirrahim.

                                 Assalaamualaikum WR   Wb.

Wahai anakku! Menjadi pimpinan bukanlah tugas yang mudah, namun membutuhkan banyak pengorbanan, perjuangan, dan kebijaksanaan serta kesabaran. Oleh sebab itu  ummi hanya bisa berpesan kepadamu agar bisa menjadi pimpinan atau imam yang amanah ( dapat dipercaya ) serta adil, karena perbuatan itu disenangi oleh Allah begitu juga manusia. Rasulullah pernah memilih:

1-   Abu Bakar.
2-   Pemuda yang  mempunyai hafalan Al Quran.

1- Abu Bakar yang dipilih untuk menjadi imam. Sebagaimana yang tercantum dalam hadis
Al-Imam Bukhari dan Al-Imam Muslim rahimahumallah dalam Shahih keduanya mengeluarkan sebuah hadits dari Aisyah. Aisyah  berkata:
إِنَّ رَسُوْلَ اللهِ  قَالَ فِي مَرَضِهِ: مُرُوا أَبَا بَكْرٍ يُصَلِّي بِالنَّاسِ. قَالَتْ عَائِشَةُ: إِنَّ أَبَا بَكْرٍ إِذَا قَامَ فِي مَقَامِكَ لَمْ يُسْمِعِ النَّاسَ مِنَ الْبُكَاءِ، فَمُرْ عُمَرَ فَلْيُصَلِّ للنَّاسِ. فَقَالَتْ عَائِشَةُ: فَقُلْتُ لِحَفْصَةَ: قُوْلِي لَهُ إِنَّ أَبَا بَكْرٍ إِذَا قَامَ فِي مَقَامِكَ لَمْ يُسْمِعِ النَّاسَ مِنَ الْبُكَاءِ، فَمُرْ عُمَرَ فَلْيُصَلِّ لنَّاسِ. فَفَعَلَتْ حَفْصَةُ. فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ : مَهْ إِنَّكُنَّ لَأَنْتُنَّ صَوَاحِبُ يُوْسُفَ، مُرُوا أَبَا بَكْرٍ فَلْيُصَلِّ بِالنَّاسِ. فَقَالَتْ حَفْصَةُ لِعَائِشَةَ: مَا كُنْتُ لِأُصِيْبَ مِنْكِ خَيْرًا.
Rasulullah  berkata saat sakitnya, “Perintahkan Abu Bakr agar shalat mengimami orang-orang.” Aisyah berkata, “Sungguh Abu Bakr itu bila berdiri di tempatmu biasa berdiri (sebagai imam dalam shalat), ia tidak dapat memperdengarkan bacaannya kepada orang-orang (makmum) karena isak tangisnya. Karenanya, perintahkanlah Umar agar shalat mengimami orang-orang.” Aisyah berkata, “Aku berkata kepada Hafshah, ,‘Katakanlah kepada Rasulullah: ‘Sungguh Abu Bakr itu bila berdiri di tempatmu biasa berdiri (sebagai imam dalam shalat), ia tidak dapat memperdengarkan bacaannya kepada orang-orang (makmum) karena isak tangisnya. Karenanya perintahkanlah Umar agar shalat mengimami orang-orang.’ Hafshah melakukan permintaan Aisyah, maka Rasulullah pun bersabda, “Diamlah, sungguh kalian ini adalah shawahib Yusuf. Perintahkan Abu Bakr agar shalat mengimami orang-orang.” Hafshah berkata kepada Aisyah, “Tidaklah aku pernah mendapat kebaikan darimu1.” (HR. Al-Bukhari no. 679 dan Muslim no. 940)

Ternyata ada rahasia dibalik perbuatan Rasul tersebut. (Kena apa Abu Bakar yang dipilih)?.

Komentar Faizah: Karena beliau orang yang salih, zuhud, khusyu' dan termasuk mukmin yang sesungguhnya. Berdasarkan Firman Allah dalam QS Al Anfal 2-4:

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ ءَايَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَانًا وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ(2)الَّذِينَ يُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ(3)أُولَئِكَ هُمُ الْمُؤْمِنُونَ حَقًّا لَهُمْ دَرَجَاتٌ عِنْدَ رَبِّهِمْ وَمَغْفِرَةٌ وَرِزْقٌ كَرِيمٌ(4)
Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya) dan kepada Tuhanlah mereka bertawakkal,
(yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat dan yang menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami berikan kepada mereka.
Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya. Mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi Tuhannya dan ampunan serta rezki (ni`mat) yang mulia.
Dari kesimpulan ayat tersebut, jelaslah bahwa  Abu Bakar memiliki hati yang
 khusyu’, serta tawakkal, karena beliau yang berhasil mendampingi Rasulullah ketika dikejar- kejar oleh kaum kafir Quraisy, sehingga keduanya bersembunyi didalam gua). Lantas Rasul memberi nasihat kepadanya ( janganlah bersedih hati ! sesungguhnya Allah bersama kita ) maka  Allah menurunkan ketenangan baginya. Sebagaimana tercantum dalam QS At Taubah 40-41:

إِلَّا تَنْصُرُوهُ فَقَدْ نَصَرَهُ اللَّهُ إِذْ أَخْرَجَهُ الَّذِينَ كَفَرُوا ثَانِيَ اثْنَيْنِ إِذْ هُمَا فِي الْغَارِ إِذْ يَقُولُ لِصَاحِبِهِ لَا تَحْزَنْ إِنَّ اللَّهَ مَعَنَا فَأَنْزَلَ اللَّهُ سَكِينَتَهُ عَلَيْهِ وَأَيَّدَهُ بِجُنُودٍ لَمْ تَرَوْهَا وَجَعَلَ كَلِمَةَ الَّذِينَ كَفَرُوا السُّفْلَى وَكَلِمَةُ اللَّهِ هِيَ الْعُلْيَا وَاللَّهُ عَزِيزٌ حَكِيمٌ(40)انْفِرُوا خِفَافًا وَثِقَالًا وَجَاهِدُوا بِأَمْوَالِكُمْ وَأَنْفُسِكُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ(41)
Jikalau kamu tidak menolongnya (Muhammad) maka sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir (musyrikin Mekah) mengeluarkannya (dari Mekah) sedang dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, di waktu dia berkata kepada temannya: "Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah beserta kita." Maka Allah menurunkan ketenangan-Nya kepada (Muhammad) dan membantunya dengan tentara yang kamu tidak melihatnya, dan Allah menjadikan seruan orang-orang kafir itulah yang rendah. Dan kalimat Allah itulah yang tinggi. Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
Berangkatlah kamu baik dalam keadaan merasa ringan ataupun merasa berat, dan berjihadlah dengan harta dan dirimu di jalan Allah. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.

Ternyata orang yang dipilih oleh Rasul adalah orang yang dijanjikan oleh Allah akan memasuki surga yang penuh dengan keni’matan, sebagai balasannya ( karena berjuang dengan harta dan jiwanya). Sebagaimana tercantum dalam QS At Taubah 20- 22:

الَّذِينَ ءَامَنُوا وَهَاجَرُوا وَجَاهَدُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنْفُسِهِمْ أَعْظَمُ دَرَجَةً عِنْدَ اللَّهِ وَأُولَئِكَ هُمُ الْفَائِزُونَ(20)يُبَشِّرُهُمْ رَبُّهُمْ بِرَحْمَةٍ مِنْهُ وَرِضْوَانٍ وَجَنَّاتٍ لَهُمْ فِيهَا نَعِيمٌ مُقِيمٌ(21)خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا إِنَّ اللَّهَ عِنْدَهُ أَجْرٌ عَظِيمٌ(22)
Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan harta benda dan diri mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah; dan itulah orang-orang yang mendapat kemenangan.
Tuhan mereka menggembirakan mereka dengan memberikan rahmat daripada-Nya, keridhaan dan syurga, mereka memperoleh di dalamnya kesenangan yang kekal.
mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Sesungguhnya di sisi Allahlah pahala yang besar.

Diantara kelebihan Abu Bakar, beliau termasuk orang yang bisa mensyukuri ni’mat Allah, sehingga beliau menginfakkan seluruh hartanya.  Padahal yang diperintah adalah menginfakkan sebagian hartanya sebagaimana prilaku Umar.  Adapun hadisnya sudah tercantum dalam blognya ummi yang berjudul” PRILAKU ORANG YANG MEMILIKI DERAJAT TINGGI ” Bulan dan tahunnya ( 2012 / 06)".
 
Mungkin ingat pesan Allah "  Jangan sampai terpesona terhadap orang-orang yang diberi kemewahan dunia ". Sebagaimana yang tercantum dalam QS Taha 131:

وَلَا تَمُدَّنَّ عَيْنَيْكَ إِلَى مَا مَتَّعْنَا بِهِ أَزْوَاجًا مِنْهُمْ زَهْرَةَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا لِنَفْتِنَهُمْ فِيهِ وَرِزْقُ رَبِّكَ خَيْرٌ وَأَبْقَى(131)
Dan janganlah kamu tujukan kedua matamu kepada apa yang telah Kami berikan kepada golongan golongan dari mereka, sebagai bunga kehidupan dunia untuk Kami beri cobaan mereka dengannya. Dan karunia Tuhan kamu adalah lebih baik dan lebih kekal.

Namun tidak sia-sia kebaikannya sehingga Rasul  berharap Abu Bakar yang akan memasuki surga dari beberapa pintu. Sebagaimana tercantum dalam hadis:

مَنْ أَنْفَقَ زَوْجَيْنِ فِي سَبِيلِ اللَّهِ نُودِيَ مِنْ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ يَا عَبْدَ اللَّهِ هَذَا خَيْرٌ فَمَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الصَّلَاةِ دُعِيَ مِنْ بَابِ الصَّلَاةِ وَمَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الْجِهَادِ دُعِيَ مِنْ بَابِ الْجِهَادِ وَمَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الصِّيَامِ دُعِيَ مِنْ بَابِ الرَّيَّانِ وَمَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الصَّدَقَةِ دُعِيَ مِنْ بَابِ الصَّدَقَةِ فَقَالَ أَبُو بَكْرٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ بِأَبِي أَنْتَ وَأُمِّي يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا عَلَى مَنْ دُعِيَ مِنْ تِلْكَ الْأَبْوَابِ مِنْ ضَرُورَةٍ فَهَلْ يُدْعَى أَحَدٌ مِنْ تِلْكَ الْأَبْوَابِ كُلِّهَا قَالَ نَعَمْ وَأَرْجُو أَنْ تَكُونَ مِنْهُم
“Barangsiapa yang berinfak dengan sepasang hartanya di jalan Allah maka ia akan dipanggil dari pintu-pintu surga, ‘Hai hamba Allah, inilah kebaikan.’ Maka orang yang termasuk golongan ahli shalat maka akan dipanggil dari pintu shalat. Orang yang termasuk golongan ahli jihad akan dipanggil dari pintu jihad. Orang yang termasuk golongan ahli puasa akan dipanggil dari pintu Ar-Royyan. Dan orang yang termasuk golongan ahli sedekah akan dipanggil dari pintu sedekah.”
Ketika mendengar hadits ini Abu Bakar pun bertanya, “Ayah dan ibuku sebagai penebus anda wahai Rasulullah, kesulitan apa lagi yang perlu dikhawatirkan oleh orang yang dipanggil dari pintu-pintu itu. Mungkinkah ada orang yang dipanggil dari semua pintu tersebut?”.
Maka beliau pun menjawab, “Iya ada. Dan aku berharap kamu termasuk golongan mereka.” (HR. Bukhari [1897 dan 3666] dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu’anhu).
Al-Qadhi menukil ucapan Al-Harawi ketika menerangkan makna ‘sepasang hartanya’ : Ada yang berpendapat bahwa yang dimaksud dengan ‘sepasang harta’ adalah dua ekor kuda, dua orang budak, atau dua ekor onta (Al-Minhaj oleh An-Nawawi, 4/351).
Sedangkan yang dimaksud dengan berinfak di jalan Allah dalam hadits ini mencakup berinfak untuk segala bentuk amal kebaikan, bukan khusus untuk jihad saja (Al-Minhaj, 4/352).

Sebab harta yang diinfakkan atau untuk melaksanakan perintah Allah ( Berhajji, Umrah, menolong saudaranya, dan lain- lain ) manusia bisa mencapai derajat tinggi, begitu juga sebab harta ( yang dikumpul-kumpulkan untuk menuruti hawa nafsunya ) manusia binasa. Oleh sebab itu bacalah do’a mohon perlindungan kepada Allah agar dijauhkan dari susah, malas dan bakhil ( karena berdampak negatif)  Sebagaimana yang tercantum dalm hadis:

اللهم إني أعوذ بك من الهمِّ والحزن وأعوذ بك من العجز والكسل، وأعوذ بك من الجبن والبخل، وأعوذ بك من غلبة الديْن وقهر الرجال

“Allahumma inni a’udzu bika minal hammi wal hazan wa a’udzu bika minal ‘ajzi wal kasal wa a’udzu bika minal jubni wal bukhli wa a’udzu bika min ghalabatid daini wa qahrir rijaal.”
Ya Allah sesungguhnya saya berlindung kepadaMu dari gelisah dan rasa sedih, dan aku berlindung kepadaMu dari kelemahan dan kemalasan, dan aku berlindung kepadaMu dari rasa takut dan pelit, dan aku berlindung kepadaMu dari lilitan hutang (ghalabatid dain) dan tekanan manusia (qahrir rijaal).”  

2-   Pemuda yang mempunyai hafalan dari Al Quran.
Rasul memerintahkan agar dia yang menjadi imam dalam salat jama’ah, (karena dia yang paling banyak memiliki hafalan  Al Quran diantara mereka). Hadisnya sudah jelas, boleh dilihat dalam blognya ummi yang berjudul “ KEISTIMEWAAN AL QURAN”. Bulan dan tahunnya (2012 / 06).

Ternyata Rasulullah memilih orang yang paling banyak hafalannya untuk menjadi imam,  mungkin karena penghafal Al Quran lebih banyak menyebut nama Allah, sehingga tidak sempat membaca kalimat-kalimat yang tidak ada tuntunannya. Banyak perintah untuk dibaca baik ketika tahajjud apalagi orang-orang yang salih. Bukankah ada hadis yang artinya” Barang siapa yang sibuk dengan Al Quran untuk berzikir kepadaKu akan Ku beri dia sesuatu yang paling utama (yang diinginkan)oleh orang-orang yang sama minta”.  
   
Namun penghafal Al Quran ibarat orang yang mengikat unta apabila dilepaskan tamparnya, akan
lari dia. Begitu juga para nabi diberi pesan oleh Allah agar banyak menyebut nama Allah setiap pagi dan sore. Yang penting lagi jangan sampai tidak dibaca.
Tugas / konsep seorang dai:
1- Menyampaikan kebenaran dengan cara yang bijak dan nasihat yang baik. Sebagaimana yang tercantum dalam QS An Nahl 125:
ادْعُ إِلَى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيلِهِ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ(125)
Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.

2- Apabila kamu membalas maka balaslah dengan balasan yang setimpal. Apabila kamu sabar maka sesungguhnya Allah bersama dengan orang-orang yang taqwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan. Sebagaimana yang tercantum dalam QS 126-128:

(125)وَإِنْ عَاقَبْتُمْ فَعَاقِبُوا بِمِثْلِ مَا عُوقِبْتُمْ بِهِ وَلَئِنْ صَبَرْتُمْ لَهُوَ خَيْرٌ لِلصَّابِرِينَ(126)وَاصْبِرْ وَمَا صَبْرُكَ إِلَّا بِاللَّهِ وَلَا تَحْزَنْ عَلَيْهِمْ وَلَا تَكُ فِي ضَيْقٍ مِمَّا يَمْكُرُونَ(127)إِنَّ اللَّهَ مَعَ الَّذِينَ اتَّقَوْا وَالَّذِينَ هُمْ مُحْسِنُونَ(128)
Dan jika kamu memberikan balasan, maka balaslah dengan balasan yang sama dengan siksaan yang ditimpakan kepadamu. Akan tetapi jika kamu bersabar, sesungguhnya itulah yang lebih baik bagi orang-orang yang sabar.
Bersabarlah (hai Muhammad) dan tiadalah kesabaranmu itu melainkan dengan pertolongan Allah dan janganlah kamu bersedih hati terhadap (kekafiran) mereka dan janganlah kamu bersempit dada terhadap apa yang mereka tipu dayakan.
Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan.

3-   Memaafkan prilaku atau pembicaraan yang menyakitkan hati.
Memang ada perintah (agar tidak terjadi saling mengolok-olok). Sebagaimana yang tercantum dalam QS Al A’raf 199-200:
خُذِ الْعَفْوَ وَأْمُرْ بِالْعُرْفِ وَأَعْرِضْ عَنِ الْجَاهِلِينَ(199)وَإِمَّا يَنْزَغَنَّكَ مِنَ الشَّيْطَانِ نَزْغٌ فَاسْتَعِذْ بِاللَّهِ إِنَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ(200)
Jadilah engkau pema`af dan suruhlah orang mengerjakan yang ma`ruf, serta berpalinglah daripada orang-orang yang bodoh.
Dan jika kamu ditimpa sesuatu godaan syaitan maka berlindunglah kepada Allah sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

Rahasia dari  perintah tersebut mungkin karena dia tidak mengerti, barangkali setelah kita beri peringatan dia sadar dan mau bertaubat. Sebagaimana yang tercantum dalam QS An Nahl 119:

ثُمَّ إِنَّ رَبَّكَ لِلَّذِينَ عَمِلُوا السُّوءَ بِجَهَالَةٍ ثُمَّ تَابُوا مِنْ بَعْدِ ذَلِكَ وَأَصْلَحُوا إِنَّ رَبَّكَ مِنْ بَعْدِهَا لَغَفُورٌ رَحِيمٌ(119)
Kemudian, sesungguhnya Tuhanmu (mengampuni) bagi orang-orang yang mengerjakan kesalahan karena kebodohannya, kemudian mereka bertaubat sesudah itu dan memperbaiki (dirinya); sesungguhnya Tuhanmu sesudah itu benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

4-   Pemberi khabar gembira dan memberi peringatan juga sebagai saksi
Sebagaimana yang tercantum dalam QS Al Ahzab 45-48:

يَاأَيُّهَا النَّبِيُّ إِنَّا أَرْسَلْنَاكَ شَاهِدًا وَمُبَشِّرًا وَنَذِيرًا(45)وَدَاعِيًا إِلَى اللَّهِ بِإِذْنِهِ وَسِرَاجًا مُنِيرًا(46)وَبَشِّرِ الْمُؤْمِنِينَ بِأَنَّ لَهُمْ مِنَ اللَّهِ فَضْلًا كَبِيرًا(47)وَلَا تُطِعِ الْكَافِرِينَ وَالْمُنَافِقِينَ وَدَعْ أَذَاهُمْ وَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ وَكَفَى بِاللَّهِ وَكِيلًا(48)
Hai Nabi sesungguhnya kami mengutusmu untuk menjadi saksi, dan pembawa khabar gembira dan pemberi peringatan,
Dan untuk jadi penyeru kepada Agama Allah dengan izin-Nya dan untuk jadi cahaya yang menerangi.
Dan sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang mu'min bahwa sesungguhnya bagi mereka karunia yang besar dari Allah.
Dan janganlah kamu menuruti orang-orang yang kafir dan orang-orang munafik itu, janganlah kamu hiraukan gangguan mereka dan bertawakkallah kepada Allah. Dan cukuplah Allah sebagai pelindung.

Karena di hari kiamat nanti, akan dipanggil setiap ummat bersama dengan pimpinannya.
Orang yang menerima buku catatan amalnya dengan tangan kanan, maka akan membacanya dengan baik. Adapun orang yang buta hatinya (ketika )di dunia ini, maka akan tersesat jauh. Sebagaimana yang tercantum dalam QS Al Isra’ 71- 72:

يَوْمَ نَدْعُوا كُلَّ أُنَاسٍ بِإِمَامِهِمْ فَمَنْ أُوتِيَ كِتَابَهُ بِيَمِينِهِ فَأُولَئِكَ يَقْرَءُونَ كِتَابَهُمْ وَلَا يُظْلَمُونَ فَتِيلًا(71)وَمَنْ كَانَ فِي هَذِهِ أَعْمَى فَهُوَ فِي الْآخِرَةِ أَعْمَى وَأَضَلُّ سَبِيلًا(72)
(Ingatlah) suatu hari (yang di hari itu) Kami panggil tiap umat dengan pemimpinnya; dan barangsiapa yang diberikan kitab amalannya di tangan kanannya maka mereka ini akan membaca kitabnya itu, dan mereka tidak dianiaya sedikitpun.
Dan barangsiapa yang buta (hatinya) di dunia ini, niscaya di akhirat (nanti) ia akan lebih buta (pula) dan lebih tersesat dari jalan (yang benar).

Orang yang selamat adalah orang yang tidak berpihak kepada golongan. Maka dari itu benar sekali Rasulullah tidak mengikuti golongan yang berpecah belah, dan hal itu memang ada larangan. Lebih jelasnya boleh dilihat dalam blognya ummi yang berjudul " Surat untuk KH Ushfuri" .Bulan dan tahunnya (2013 / 01). 

5-   Apa yang kamu katakan hendaknya sesuai dengan wahyu.
Karena sebaik-baik perkataan adalah kalamullah, kalau perkataan / tindakan manusia biasa terkadang salah, berlebihan, namun kalau yang disampaikan kalamullah tidak akan salah dan laksanakan semampumu, sebab rusaknya bangsa dulu karena banyak tanya. Untuk itu Rasul jarang berbicara kecuali wahyu. 
 Sebagaimana yang tercantum dalam QS An Najm 3-4:
(2)وَمَا يَنْطِقُ عَنِ الْهَوَى(3)إِنْ هُوَ إِلَّا وَحْيٌ يُوحَى(4)
Dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al Qur'an), menurut kemauan hawa nafsunya.
Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).

Ayat tersebut mirip dengan perintah hadis yang artinya” Bicaralah yang baik atau diamlah”.

6-   Bersifat tawadlu’ terhadap orang mkmin. Berilah nasihat kepada kerabat-kerabatmu, namun Rasul tidak pernah memaksa seseorang. Sebagaimana tercantum dalam QS Asy Syuara' 214-220:

وَأَنْذِرْ عَشِيرَتَكَ الْأَقْرَبِينَ(214)وَاخْفِضْ جَنَاحَكَ لِمَنِ اتَّبَعَكَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ(215)فَإِنْ عَصَوْكَ فَقُلْ إِنِّي بَرِيءٌ مِمَّا تَعْمَلُونَ(216)وَتَوَكَّلْ عَلَى الْعَزِيزِ الرَّحِيمِ(217)الَّذِي يَرَاكَ حِينَ تَقُومُ(218)وَتَقَلُّبَكَ فِي السَّاجِدِينَ(219)إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ(220)
Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat, dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang mengikutimu, yaitu orang-orang yang beriman. Jika mereka mendurhakaimu maka katakanlah: "Sesungguhnya aku tidak bertanggung jawab terhadap apa yang kamu kerjakan";Dan bertawakkallah kepada (Allah) Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang, Yang melihat kamu ketika kamu berdiri (untuk sembahyang), dan (melihat pula) perobahan gerak badanmu di antara orang-orang yang sujud. Sesungguhnya Dia adalah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

Oleh karenanya hidup ini membutuhkan bekal (terutama ilmu dan iman ) agar bisa mensyukuri ni'mat Allah,
berbelas kasih dan memperhatikan terhadap orang- orang mu'min. Dengan adanya sifat ini, Allah akan menambah ni'mat serta memberi rahmat kepadamu.

Untuk itu dalam buku ini InsyaAllah akan mama cantumkan judul- judul yang penting. Juga pesan- pesan mama kepada adikmu Wardah yang berjudul  " Sebaik- baik perhiasan wanita salihah ". Bulan dan tahunnya 2013 / 04. Begitu juga jawaban kepada adikmu Titin ( Jawaban untuk pp Alwafa' pi  BOGOR ). Bulan dan tahunnya 2013 / 02. Adapun judul yang lain diantaranya:

1- SIAPAKAH YANG BENAR ? ( 05 / 2013 ).
2- APAKAH BEKAL YANG TERBAIK? ( 05 / 2013 )
3- SURAT UNTUK KH USHFURI ( 01 / 2013 ).
4- Kiat menyembuhkan penyakit. ( 05 / 2013 ).
5-.APABILA AJAL MENJEMPUT KITA ? ( 10 / 2012 )
6- INGATLAH NI"MAT ALLAH ( 02 / 2013 ).

                  Semoga saran –saran tersebut bisa menjadi konsep hidup agar selamat dunia akhirat.


                                                              Wassalam.

                                                           Ummik Faizah













































0 komentar:

Jumlah Pengunjung

Blog Archive

About Me

Faizahmahrus
Lihat profil lengkapku
Diberdayakan oleh Blogger.

Pengunjung