pembukaan

Kamis, 28 Agustus 2014

JANGAN MEREMEHKAN DAN JANGAN BANGGA

                        

Larangan tersebut yang sering dilanggar begitu juga mengolok-olok suatu kaum, namun kita berusaha untuk menghindarinya, apalagi sebagai pemimpin selalu dicontoh pengikutnya, ada yang beranggapan tidak mau ta'ziyyah hanya karena perkara yang belum jelas, untuk itu Rasul menghargai kebaikan pamannya yang kafir (Abu Thalib) ketika menjelang wafat, beliau menjenguk dan berda'wah supaya beriman,  kalau tidak boleh mendekat, bagaimana caranya menyampaikan kebenaran? Rasul bukan orang yang angkuh atau sombong. Sebagaimana larangan Allah dalam QS Lukman 18:









[31:18] Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.
       
Setelah wafatnya kakakku (M Soleh) aku sempat panik karena suami (ustadz Mahrus) berbeda pendapat dengan kakakku (KH Hasyim Hambali) yang menyaksikan bahwa simayat muadzdzin, sering mengimami salat berjama’ah, suami tidak mau menjenguk dan aku tidak suka mendengar kata-kata yang tidak pantas didengar, lantas aku kembali kepada perbuatan Rasul supaya ittiba’, (suami/kakak orang yang berjasa) aku  menghargai kebaikannya. Semoga Allah menunjukkan kejalan yang lurus, aku ingat hadis “ Barang siapa yang tidak mengasihi yang lebih kecil, tidak menghormati yang lebih tua maka bukanlah termasuk golonganku.

Salatnya orang islam membaca apa yang dibaca oleh Rasul, memuji dan mohon ampun, tentunya tidak sama dengan salatnya orang kafir/Abu Jahal, karena salat mereka menyembah berhala-berhala yang ada disekitar Masjidil Haram diiringi siulan/tepuk tangan) mirip salatnya orang-orang Nasrani yang mereka lakukan di Gereja. Sebagaimana tercantum dalam QS Al Anfal 35-39:











[8:35] Sembahyang mereka di sekitar Baitullah itu, lain tidak hanyalah siulan dan tepukan tangan. Maka rasakanlah azab disebabkan kekafiranmu itu.

[8:36] Sesungguhnya orang-orang yang kafir menafkahkan harta mereka untuk menghalangi (orang) dari jalan Allah. Mereka akan menafkahkan harta itu, kemudian menjadi sesalan bagi mereka, dan mereka akan dikalahkan. Dan ke dalam Jahannamlah orang-orang yang kafir itu dikumpulkan,

[8:37] supaya Allah memisahkan (golongan) yang buruk dari yang baik dan menjadikan (golongan) yang buruk itu sebagiannya di atas sebagian yang lain, lalu kesemuanya ditumpukkan-Nya, dan dimasukkan-Nya ke dalam neraka Jahannam. Mereka itulah orang-orang yang merugi.

[8:38] Katakanlah kepada orang-orang yang kafir itu: "Jika mereka berhenti (dari kekafirannya), niscaya Allah akan mengampuni mereka tentang dosa-dosa mereka yang sudah lalu; dan jika mereka kembali lagi sesungguhnya akan berlaku (kepada mereka) sunnah (Allah tenhadap) orang-orang dahulu ".

[8:39] Dan perangilah mereka, supaya jangan ada fitnah dan supaya agama itu semata-mata untuk Allah. Jika mereka berhenti (dari kekafiran), maka sesungguhnya Allah Maha Melihat apa yang mereka kerjakan.



Apabila salatnya orang yang di Masjid tidak sah/sama dengan orang kafir, maka mayat orang islam tidak ada yang merawatnya, padahal ada perintah, bagaimana dengan hadis" Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia. Menurutku termasuk akhlak juga.     

Tidak mau ta’ziyyah karena tidak sefaham/berpedoman cerita Nabi Ibrahim yang dilarang memintakan ampun untuk bapaknya. Pantas karena dia penyembah dan pemahat patung yang disembah. Sebagaimana tercantum dalam QS Al An’am 74:








[6:74] Dan (ingatlah) di waktu Ibrahim berkata kepada bapaknya, Aazar, "Pantaskah kamu menjadikan berhala-berhala sebagai tuhan-tuhan? Sesungguhnya aku melihat kamu dan kaummu dalam kesesatan yang nyata."


Maaf jangan marah/fanatik buta, yang perlu kita pikirkan adalah bagaimana  kewajiban kita terhadap mayat orang islam? Mungkin tidak salah ketika berfikir” Aku bukan nabi dan kakakku bukan penyembah berhala. Andaikan ada perbuatan yang disebabkan kebodohannya lantas bertaubat maka Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Sebagaimana tercantum dalam QS An Nahl 119:






[16:119] Kemudian, sesungguhnya Tuhanmu (mengampuni) bagi orang-orang yang mengerjakan kesalahan karena kebodohannya, kemudian mereka bertaubat sesudah itu dan memperbaiki (dirinya), sesungguhnya Tuhanmu sesudah itu benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.


Sahabat termasuk orang yang paling ta’at padahal sebelumnya termasuk orang yang  durhaka, namun teguran wahyu sedikit demi sedikit akhirnya kebenaran/akhlak mulia menghiasi kehidupan mereka. Contoh akhlak mulia ada hadis “Barang siapa yang percaya kepada Allah dan hari kiamat maka hendaknya memuliakan tetangganya”. Untuk itu Aisyah pernah ta’ziyyah dengan membawa makanan/buah. Rasul datang tapi tidak menyalati karena si mayat punya hutang kecuali ada yang menanggungnya. Bagi orang kafir tidak ada gunanya dido'akan karena Allah berfirman dalam QS At Taubah 80: 







[9:80] Kamu memohonkan ampun bagi mereka atau tidak kamu mohonkan ampun bagi mereka (adalah sama saja) kendatipun kamu memohonkan ampun bagi mereka tujuh puluh kali, namun Allah sekali-kali tidak akan memberi ampunan kepada mereka. Yang demikian itu adalah karena mereka kafir kepada Allah dan Rasul-Nya. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang fasik.


Namun apabila orang tersebut baik/suka salat,  maka Rasul menyalati diatas kuburnya, ketika perempuan tukang sapu Masjid wafat tanpa ada pengumuman. Lantas Rasul memintakan ampun untuknya. Untuk itu bekal yang kita bawa nanti harus disiapkan dari sekarang, karena balasan sesuai dengan perbuatan, dosa ditanggung sendiri. Allah yang memberi kegembiraan/kesedihan, kaya/kecukupan sebagaimana tercantum dalam QS An Najm 38-48:















[53:38] (yaitu) bahwasanya seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain,

[53:39] dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya,

[53:40] dan bahwasanya usaha itu kelak akan diperlihat (kepadanya).

[53:41] Kemudian akan diberi balasan kepadanya dengan balasan yang paling sempurna,

[53:42] dan bahwasanya kepada Tuhamulah kesudahan (segala sesuatu),

[53:43] dan bahwasanya Dialah yang menjadikan orang tertawa dan menangis

[53:44] dan bahwasanya Dialah yang mematikan dan menghidupkan,

[53:45] dan bahwasanya Dialah yang menciptakan berpasang-pasangan pria dan wanita.

[53:46] dari air mani, apabila dipancarkan.

[53:47] Dan bahwasanya Dia-lah yang menetapkan kejadian yang lain (kebangkitan sesudah mati),

[53:48] dan bahwasanya Dia yang memberikan kekayaan dan memberikan kecukupan,



Untuk itu ketika ta’ziyyah aku memberi pesan kepada ning ipar (hendaknya sabar, terutama dalam menjalani masa iddah, tidak boleh tabarruj/berhias, tidak boleh berpakaian yang menarik, boleh keluar ketika darurat) selama empat bulan sepuluh hari. Sebagaimana tercantum dalam QS Al baqarah 234:









 [2:234] Orang-orang yang meninggal dunia di antaramu dengan meninggalkan isteri-isteri (hendaklah para isteri itu) menangguhkan dirinya (ber'iddah) empat bulan sepuluh hari. Kemudian apabila telah habis 'iddahnya, maka tiada dosa bagimu (para wali) membiarkan mereka berbuat terhadap diri mereka menurut yang patut. Allah mengetahui apa yang kamu perbuat.

Adapun perempuan yang diceraikan suaminya maka iddahnya selama tiga sucian. Sebagaiman tercantum dalam QS Al Baqarah 228:  


[2:228] Wanita-wanita yang ditalak handaklah menahan diri (menunggu) tiga kali quru'. Tidak boleh mereka menyembunyikan apa yang diciptakan Allah dalam rahimnya, jika mereka beriman kepada Allah dan hari akhirat. Dan suami-suaminya berhak merujukinya dalam masa menanti itu, jika mereka (para suami) menghendaki ishlah. Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang ma'ruf. Akan tetapi para suami, mempunyai satu tingkatan kelebihan daripada isterinya. Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

Lelaki  yang punya minat (meminang) boleh dengan sindiran tapi tidak boleh mengadakan perjanjian akad nikah sehingga habis masa iddahnya. Sebagaimana tercantum dalam QS Al Baqarah 235:













[2:235] Dan tidak ada dosa bagi kamu meminang wanita-wanita itu dengan sindiran atau kamu menyembunyikan (keinginan mengawini mereka) dalam hatimu. Allah mengetahui bahwa kamu akan menyebut-nyebut mereka, dalam pada itu janganlah kamu mengadakan janji kawin dengan mereka secara rahasia, kecuali sekedar mengucapkan (kepada mereka) perkataan yang ma'ruf. Dan janganlah kamu ber'azam (bertetap hati) untuk beraqad nikah, sebelum habis 'iddahnya. Dan ketahuilah bahwasanya Allah mengetahui apa yang ada dalam hatimu; maka takutlah kepada-Nya, dan ketahuilah bahwa Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyantun.



Yang penting lagi kita do’akan dengan ucapan“Semoga Allah memberi ganti dengan yang lebih baik darinya, yang  sering dibutuhkan yaitu do’a untuk mayat yang/lebih luas artinya (mohon ampunan untuk dirinya juga saudara/keluarga) yang sudah mendahului kita dengan membawa keimanan. (Rabbanaghfirlanaa wali ikhwaaninalladziina sabaquunaa bil iimaan ………) Sebagaimana tercantum dalam QS Al Hasyr 10:



  




[59:10] Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshor), mereka berdoa: "Ya Rabb kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Rabb kami, Sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang


Sekedar menangis boleh, tapi hindari perbuatan yang menyebabkan la’nat Allah (meratapi mayat dengan menyebut-nyebut/menjerit, mencabik-cabik muka, menyobek-nyobek baju) karena hal ini berarti tidak rela terhadap ketentuan Allah, untuk itu tidak usah banyak membahasnya, dan aku lebih suka segera pulang.    

Semoga bermanfa’at, apabila terdapat khilaf mohon diberi tahu.

                                        Wassalam.
























Jumat, 22 Agustus 2014

AKHLAK MULIA SEBAGAI PENYEMPURNA




Betapa pentingnya akhlakul karimah, karena dengan sifat ini seseorang berwibawa dan disegani oleh banyak orang. Adapun orang yang paling mulia akhlaknya adalah Nabi kita Muhammad Sallallahu ‘Alaihi Wasallam. Allah telah menjelaskan dalam firman Nya QS Al Qalam 3-4:







[68:3] Dan sesungguhnya bagi kamu benar-benar pahala yang besar yang tidak putus-putusnya.
[68:4] Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung


Perkataan beliau berdasarkan wahyu, sehingga menimbulkan semangat untuk beribadah, yang menolak hanyalah orang kafir.  Bagi orang mukmin beliau sebagai contoh (perbuatannya tingkat tinggi namun ummatnya dipilihkan yang ringan) contoh: Perintah meng infakkan hartanya untuk keluarga, namun Rasul sendiri (putrinya Fatimah) tidak diberi warisan/budak, tapi diberikan kepada sahabatnya. Kalau ada yang bisa ittiba' dalam hal ini, maka perlu meningkatkan ittiba’ yang lain. karena masih banyak prilaku beliau yang kita belum mampu untuk menjalankannya. Allah telah menjelaskan dalam firman Nya QS Al 21:







Sungguh telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu)bagi orang-orang yang berharap (rahmat) Allah dan kedatangan hari kiamat dan yang banyak mengingat Allah.


Namun ada yang paling parah lagi, yaitu orang yang mementingkan diri sendiri (hartanya selalu dibuat menuruti kebutuhan/kehendaknya sendiri, inilah diantara contoh akhlak yang tercela. Adapun akhlakul karimah sudah dijelaskan semua, diantaranya adalah cara menyembelih hewan, dimulai dengan menyebut nama Allah, begitu juga pisaunya yang tajam agar tidak menyakiti hewan.

Termasuk menghargai seseorang, walaupun terhadap musuh Allah (orang-orang kafir) mereka diberi kebebasan dan tenggang waktu,  sehingga Gereja-Gereja dibiarkan saja, namun balasan bagi mereka yang beriman/menolong Allah maka pertolongan Nya akan diberikan kepadanya. Sebagaimana tercantum dalam QS Al Hajj 40-41:








[22:40] (yaitu) orang-orang yang telah diusir dari kampung halaman mereka tanpa alasan yang benar, kecuali karena mereka berkata: "Tuhan kami hanyalah Allah". Dan sekiranya Allah tiada menolak (keganasan) sebagian manusia dengan sebagian yang lain, tentulah telah dirobohkan biara-biara Nasrani, gereja-gereja, rumah-rumah ibadat orang Yahudi dan masjid-masjid, yang di dalamnya banyak disebut nama Allah. Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa,  

[22:41] (yaitu) orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi niscaya mereka mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, menyuruh berbuat ma'ruf dan mencegah dari perbuatan yang mungkar; dan kepada Allah-lah kembali segala urusan.

                                                                            
Hal ini mirip dengan firman Allah (tentang perjanjian dengan kafir dzimmi) ketika habis masa perjanjian, apabila  mau bertaubat, maka termasuk saudara (seagama)  Sebagaimana tercantum dalam QS At Taubah 8-12:












[9:8] Bagaimana bisa (ada perjanjian dari sisi Allah dan RasulNya dengan orang-orang musyrikin), padahal jika mereka memperoleh kemenangan terhadap kamu, mereka tidak memelihara hubungan kekerabatan terhadap kamu dan tidak (pula mengindahkan) perjanjian. Mereka menyenangkan hatimu dengan mulutnya, sedang hatinya menolak. Dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik (tidak menepati perjanjian). 

[9:9] Mereka menukarkan ayat-ayat Allah dengan harga yang sedikit, lalu mereka menghalangi (manusia) dari jalan Allah. Sesungguhnya amat buruklah apa yang mereka kerjakan itu. 

[9:10] Mereka tidak memelihara (hubungan) kerabat terhadap orang-orang mu'min dan tidak (pula mengindahkan) perjanjian. Dan mereka itulah orang-orang yang melampaui batas. 

[9:11] Jika mereka bertaubat, mendirikan sholat dan menunaikan zakat, maka (mereka itu) adalah saudara-saudaramu seagama. Dan Kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi kaum yang mengetahui. 

[9:12] Jika mereka merusak sumpah (janji)nya sesudah mereka berjanji, dan mereka mencerca agamamu, maka perangilah pemimpin-pemimpin orang-orang kafir itu, karena sesungguhnya mereka itu adalah orang-orang (yang tidak dapat dipegang) janjinya, agar supaya mereka berhenti.

Keerangan: Amar ma’ruf nahi mungkar diperintah apabila peringatan itu bermanfa’at, namun ketika tertolak jangan kecewa, karena hati mereka terkunci. Sebagaimana paman beliau (Abu Tholib) yang tidak mau beriman, padahal dia sebagai ganti dari ortunya. Allah berpesan dalam QS Al Qasas 56:








[28:56] Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk. 

  
Sebagai tanda bahwa orang islam punya perikemanusiaan, untuk itu ketika orang-orang kafir yang menjadi tawanan /kalah dalam pertempuran, maka tidak layak dibunuh, bebaskan atau boleh menerima tebusan. Sebagaimana Allah berfirman dalam QS Muhammad 4-6:







 [47:4] Apabila kamu bertemu dengan orang-orang kafir (di medan perang) maka pancunglah batang leher mereka. Sehingga apabila kamu telah mengalahkan mereka maka tawanlah mereka dan sesudah itu kamu boleh membebaskan mereka atau menerima tebusan sampai perang berakhir. Demikianlah apabila Allah menghendaki niscaya Allah akan membinasakan mereka tetapi Allah hendak menguji sebahagian kamu dengan sebahagian yang lain. Dan orang-orang yang syahid pada jalan Allah, Allah tidak akan menyia-nyiakan amal mereka. 

[47:5] Allah akan memberi pimpinan kepada mereka dan memperbaiki keadaan mereka,

[47:6] dan memasukkan mereka ke dalam jannah yang telah diperkenankanNya kepada mereka.


Setelah itu turun ayat yang menjelaskan bahwa menerima tebusan tidak layak, karena tujuannya hanya duniawi saja, kecuali harta rampasan. Barangkali tawanan yang ada ditanganmu ada kebaikan, maka akan terampuni. Sebagaimana Allah berfirman dalam QS Al Anfal 67-71:













[8:67] Tidak patut, bagi seorang Nabi mempunyai tawanan sebelum ia dapat melumpuhkan musuhnya di muka bumi. Kamu menghendaki harta benda duniawiyah sedangkan Allah menghendaki (pahala) akhirat (untukmu). Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. 

[8:68] Kalau sekiranya tidak ada ketetapan yang telah terdahulu dari Allah, niscaya kamu ditimpa siksaan yang besar karena tebusan yang kamu ambil. 

[8:69] Maka makanlah dari sebagian rampasan perang yang telah kamu ambil itu, sebagai makanan yang halal lagi baik, dan bertakwalah kepada Allah; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. 

[8:70] Hai Nabi, katakanlah kepada tawanan-tawanan yang ada di tanganmu: "Jika Allah mengetahui ada kebaikan dalam hatimu, niscaya Dia akan memberikan kepadamu yang lebih baik dari apa yang telah diambil daripadamu dan Dia akan mengampuni kamu". Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. 

[8:71] Akan tetapi jika mereka (tawanan-tawanan itu) bermaksud hendak berkhianat kepadamu, maka sesungguhnya mereka telah berkhianat kepada Allah sebelum ini, lalu Allah menjadikan(mu) berkuasa terhadap mereka. Dan ALlah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. 



Untuk itu saya  prihatin atas tindakan ISIS yang membunuh wartawan Amerika, dia sebagai tamu/anggaplah tawanan. Berbedalah dengan orang-orang kafir/Syi’ah yang kejam dan menghina terhadap musuhnya. Memang kehidupan Rasul selalu memerangi kaum yang tidak patuh/menetang Allah, namun terbatas hanya ketika pertempuran saja. Adapun mereka yang menolak ajakan beliau maka disesatkan oleh Allah. Sebagaimana tercantum dalam QS At Taubah 36-39:













 [9:36] Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa.

[9:37] Sesungguhnya mengundur-undurkan bulan haram itu adalah menambah kekafiran. Disesatkan orang-orang yang kafir dengan mengundur-undurkan itu, mereka menghalalkannya pada suatu tahun dan mengharamkannya pada tahun yang lain, agar mereka dapat mempersesuaikan dengan bilangan yang Allah mengharamkannya, maka mereka menghalalkan apa yang diharamkan Allah. (Syaitan) menjadikan mereka memandang perbuatan mereka yang buruk itu. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir. 

[9:38] Hai orang-orang yang beriman, apakah sebabnya bila dikatakan kepadamu : "Berangkatlah (untuk berperang) pada jalan Allah" kamu merasa berat dan ingin tinggal di tempatmu? Apakah kamu puas dengan kehidupan di dunia sebagai ganti kehidupan di akhirat? Padahal keni'matan hidup di dunia ini (dibandingkan dengan kehidupan) diakhirat hanyalah sedikit. 

[9:39] Jika kamu tidak berangkat untuk berperang, niscaya Allah menyiksa kamu dengan siksa yang pedih dan digantinya (kamu) dengan kaum yang lain, dan kamu tidak akan dapat memberi kemudharatan kepada-Nya sedikitpun. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.


Semoga sedikit saran ini bisa bermanfa’at yang akhirnya lebih baik/sempurna untuk masa-masa yang akan datang. Tak ada gading yang tak retak, untuk itu apabila terdapat hilaf mohon diberi tahu.

                                                        Wassalam.                          
www.faizahmahrus.blogspot.com




Jumlah Pengunjung

Blog Archive

About Me

Faizahmahrus
Lihat profil lengkapku
Diberdayakan oleh Blogger.

Pengunjung