pembukaan

Kamis, 22 November 2012

TA’MIR MASJID



Bismillahirrahmanirrahim
Semoga Allah memberi hidayah kepada kita. Amin.
Ketenangan adalah sebagai sarana  agar   shalat bisa khusyu’, karena shalat  yang khusyu’ adalah sebagian perilaku orang-orang yang bahagia / sukses, bahkan Allah menyebutkan dalam urutan yang pertama  yaitu (khusyu’) sebagaimana dalam firman Nya

قَدْ أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُونَ(1)الَّذِينَ هُمْ فِي صَلَاتِهِمْ خَاشِعُونَ(2)
Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman,
(yaitu) orang-orang yang khusyu` dalam shalatnya,

(QS. Al-Mu’minun 1-2.
Oleh karena itu :
1.    Allah melarang dalam mengeraskan bacaan Al-Qur'an dalam shalat.dengan sangat. Sebagaimana firman allah (QS. Al-Isra’ 110).
قُلِ ادْعُوا اللَّهَ أَوِ ادْعُوا الرَّحْمَنَ أَيًّا مَا تَدْعُوا فَلَهُ الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَى وَلَا تَجْهَرْ بِصَلَاتِكَ وَلَا تُخَافِتْ بِهَا وَابْتَغِ بَيْنَ ذَلِكَ سَبِيلًا(110)
Katakanlah: "Serulah Allah atau serulah Ar-Rahman. Dengan nama yang mana saja kamu seru, Dia mempunyai Al Asmaaul Husna (nama-nama yang terbaik) dan janganlah kamu mengeraskan suaramu dalam shalatmu dan janganlah pula merendahkannya dan carilah jalan tengah di antara kedua itu"

Al-Qur'an adalah bacaan yang paling utama, bukan perkataan penyair, dan bukan perkataan dukun tapi Al-Qur'an adalah firman Allah yang telah diturunkan kepada Rasul. Sebagaimana firman Allah yang tercantum dalam QS Al-Haqqah 40-43.
إِنَّهُ لَقَوْلُ رَسُولٍ كَرِيمٍ(40)وَمَا هُوَ بِقَوْلِ شَاعِرٍ قَلِيلًا مَا تُؤْمِنُونَ(41)وَلَا بِقَوْلِ كَاهِنٍ قَلِيلًا مَا تَذَكَّرُونَ(42)تَنْزِيلٌ مِنْ رَبِّ الْعَالَمِينَ
Sesungguhnya Al Qur'an itu adalah benar-benar wahyu (Allah yang diturunkan kepada) Rasul yang mulia, dan Al Qur'an itu bukanlah perkataan seorang penyair. Sedikit sekali kamu beriman kepadanya. Dan bukan pula perkataan tukang tenung. Sedikit sekali kamu mengambil pelajaran daripadanya. 
Ia adalah wahyu yang diturunkan dari Tuhan semesta alam.

2.    Rasul  tidak mau mengenakan baju yang bergambar apalagi anggun, tapi beliau memilih baju yang polos, karena mengganggu khusyu’nya shalat. Haditsnya sudah saya cantumkan dalam blog saya yang berjudul SEDERHANA dalam BERBUSANA. Boleh dilihat (www.faizahmahrusblogspot.com) bulan dan tahunnya(06/ 2012).

Dengan dasar dalil inilah, maka tidak layak meletakkan gambar –gambar / foto, ukir- ukiran dan lampu yang terlalu mewah yang mengganggu khusyu’nya orang shalat. Atau mengumandangkan lagu-lagu, syair-syair di Masjid, baik sebelum atau sesudahnya. Karena terkadang orang ketika di perjalanan, sehingga salatnya tidak bisa tepat waktu (berjama'ah dengan imam). Begitu juga sebelum waktu tiba, terkadang orang ingin melakukan salat sunnah (Tahiyyatul Masjid, qabliyyah) dan berdoa, otomatis membutuhkan ketenangan. Tapi anehnya Masjid kok malah dibuat mengumandangkan syair-syair yang melecehkan penghafal Al Quran. Akhirnya banyak orang yang tidak suka dan jengkel. Mestinya kalau ada satu orang yang salah, beri saja peringatan langsung kepada yang bersangkutan, sehingga anda mengerti jawabannya. Jangan ngeritik satu orang lantas Masjid dibuat tempat untuk mengolok-olok. Inilah kesalahan yang harus diakui. Karena penyebab tidak khusyu'nya salat. Kalau kekurangan adalah sifat manusia yang harus diakui. Lihat saja masjid-masjid yang tenang, sebagai sebab orang bisa salat dan berdoa dengan khusyu', mereka meniru Masjidil Haram dan Masjidnya Rasul ( Madinah). Disana tidak di komandangkan suara apapun, kecuali yang ada perintah. Sebagaimana Rasul  memerintahkan agar Bilal mengeraskan suara adzan sebagai panggilan waktu telah tiba.
3 -Dalam suatu hadis di jelaskan:
Hendaknya suara muadzin itu bersuara lantang dan bagus. Demikianlah yang dituntunkan oleh Nabi. Sebagaimana perintah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam kepada Abdullah bin Zaid:
“Lakukanlah bersama Bilal, ajarkan kepadanya apa yang kamu lihat dalam mimpimu. Dan hendaklah dia beradzan karena dia lebih tinggi dan bagus suaranya dari kamu.” (HR. Tirmidzi (174) dan Ibnu Majah (698) dari Abdullah bin Zaid)
Dan juga sabda beliau:
“Jika kalian adzan, angkatlah suara kalian karena tidaklah ada makhluk Allah yang mendengar adzan kalian, baik jin, manusia, atau apa saja kecuali masing-masing mereka akan menjadi saksi pada hari kiamat.” (HR. Bukhari (574) dari Abu Said Al Khudri)3

Itu sudah cukup, tidak usah ditambah dan jangan dikurangi. Karena ada ayat 21-22 Asy’Syura : 
أَمْ لَهُمْ شُرَكَاءُ شَرَعُوا لَهُمْ مِنَ الدِّينِ مَا لَمْ يَأْذَنْ بِهِ اللَّهُ وَلَوْلَا كَلِمَةُ الْفَصْلِ لَقُضِيَ بَيْنَهُمْ وَإِنَّ الظَّالِمِينَ لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ(21)تَرَى الظَّالِمِينَ مُشْفِقِينَ مِمَّا كَسَبُوا وَهُوَ وَاقِعٌ بِهِمْ وَالَّذِينَ ءَامَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ فِي رَوْضَاتِ الْجَنَّاتِ لَهُمْ مَا يَشَاءُونَ عِنْدَ رَبِّهِمْ ذَلِكَ هُوَ الْفَضْلُ الْكَبِيرُ(22)
Apakah mereka mempunyai sembahan-sembahan selain Allah yang mensyariatkan untuk mereka agama yang tidak diizinkan Allah? Sekiranya tak ada ketetapan yang menentukan (dari Allah) tentulah mereka telah dibinasakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang zalim itu akan memperoleh azab yang amat pedih.
Kamu lihat orang-orang yang zalim sangat ketakutan karena kejahatan-kejahatan yang telah mereka kerjakan, sedang siksaan menimpa mereka. Dan orang-orang yang saleh (berada) di dalam taman-taman surga, mereka memperoleh apa yang mereka kehendaki di sisi Tuhan mereka. Yang demikian itu adalah karunia yang besar.
Maka benarlah dalam menetapkan hukum allah, Rasul tidak mau berbicara kecuali dengan menggunakan dalil (Al-Qur'an) Sebagaimana tercantum dalam QS An-Najm 3-4:.
وَمَا يَنْطِقُ عَنِ الْهَوَى(3)إِنْ هُوَ إِلَّا وَحْيٌ يُوحَى(4)
dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al Qur'an) menurut kemauan hawa nafsunya.
Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya),

Dengan Al-Qur'an inilah, beliau membacanya dalam shalat fardu, tahajud, witir, qobliyah dan ba’diyah dll, tiada hafalan lain kecuali Al-Qur'an (kalamullah). Oleh sebab itu beliau diangkat derajatnya.
Begitu juga perilakunya senantiasa berdasarkan Al-Qur'an.
4- Bisa juga dibuat amar ma’ruf  nahi munkar sebagaimana Nabi Sulaiman menulis surat kepada Ratu Balqis yang menyembah matahari.sebagaimana tercantum dalam QS. An-Naml 29-31
قَالَتْ يَاأَيُّهَا الْمَلَأُ إِنِّي أُلْقِيَ إِلَيَّ كِتَابٌ كَرِيمٌ(29)إِنَّهُ مِنْ سُلَيْمَانَ وَإِنَّهُ بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ(30)أَلَّا تَعْلُوا عَلَيَّ وَأْتُونِي مُسْلِمِينَ(31)
Berkata ia (Balqis): "Hai pembesar-pembesar, sesungguhnya telah dijatuhkan kepadaku sebuah surat yang mulia.
Sesungguhnya surat itu, dari Sulaiman dan sesungguhnya (isi) nya: "Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
Bahwa janganlah kamu sekalian berlaku sombong terhadapku dan datanglah kepadaku sebagai orang-orang berserah diri".
 yang akhirnya dia mau beriman bersama Sulaiman (QS. An-Naml 44).
قِيلَ لَهَا ادْخُلِي الصَّرْحَ فَلَمَّا رَأَتْهُ حَسِبَتْهُ لُجَّةً وَكَشَفَتْ عَنْ سَاقَيْهَا قَالَ إِنَّهُ صَرْحٌ مُمَرَّدٌ مِنْ قَوَارِيرَ قَالَتْ رَبِّ إِنِّي ظَلَمْتُ نَفْسِي وَأَسْلَمْتُ مَعَ سُلَيْمَانَ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ(44)
Dikatakan kepadanya: "Masuklah ke dalam istana". Maka tatkala dia melihat lantai istana itu, dikiranya kolam air yang besar, dan disingkapkannya kedua betisnya. Berkatalah Sulaiman: "Sesungguhnya ia adalah istana licin terbuat dari kaca". Berkatalah Balqis: "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah berbuat zalim terhadap diriku dan aku berserah diri bersama Sulaiman kepada Allah, Tuhan semesta alam".
Namun ada yang perlu diwaspadai. Lihat QS. Al-Baqarah 79.
فَوَيْلٌ لِلَّذِينَ يَكْتُبُونَ الْكِتَابَ بِأَيْدِيهِمْ ثُمَّ يَقُولُونَ هَذَا مِنْ عِنْدِ اللَّهِ لِيَشْتَرُوا بِهِ ثَمَنًا قَلِيلًا فَوَيْلٌ لَهُمْ مِمَّا كَتَبَتْ أَيْدِيهِمْ وَوَيْلٌ لَهُمْ مِمَّا يَكْسِبُونَ(79)
Maka kecelakaan yang besarlah bagi orang-orang yang menulis Al Kitab dengan tangan mereka sendiri, lalu dikatakannya: "Ini dari Allah", (dengan maksud) untuk memperoleh keuntungan yang sedikit dengan perbuatan itu. Maka kecelakaan besarlah bagi mereka, akibat dari apa yang ditulis oleh tangan mereka sendiri, dan kecelakaan besarlah bagi mereka, akibat dari apa yang mereka kerjakan.

                                    Semoga bermanfaat dunia akhirat. Amin.
                                    Bila terdapat hilaf mohon diberitahu.

                                                            Wassalam.





Kamis, 15 November 2012

DOSA BESAR SYI’AH






OLEH : FAIZAH

KATA SAMBUTAN

Alangkah beraninya orang-orang Syi’ah dalam melanggar beberapa ayat Al-Qur'an (memusuhi bahkan mengharuskan untuk membunuh Ahlus Sunnah, mengkafirkan Abu Bakar dan mela’nat istri-istri Nabi). Pantaskah orang-orang Syi’ah di Syurga, lantas kekasih (istri-istri Nabi dan kholifah) di Neraka?
Diantara pelanggarannya;
a)     Kalau orang Syi’ah Mu’min sungguhan, pasti senang kepada Ahlus Sunnah, karena Allah menyatakan

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
Sesungguhnya orang-orang mu'min adalah bersaudara karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat.[1]

b)    Membunuh orang mu’min, bukankah ada ayat
وَمَا كَانَ لِمُؤْمِنٍ أَن يَقْتُلَ مُؤْمِناً إِلاَّ خَطَئاً وَمَن قَتَلَ مُؤْمِناً خَطَئاً فَتَحْرِيرُ رَقَبَةٍ مُّؤْمِنَةٍ وَدِيَةٌ مُّسَلَّمَةٌ إِلَى أَهْلِهِ إِلاَّ أَن يَصَّدَّقُواْ فَإِن كَانَ مِن قَوْمٍ عَدُوٍّ لَّكُمْ وَهُوَ مْؤْمِنٌ فَتَحْرِيرُ رَقَبَةٍ مُّؤْمِنَةٍ وَإِن كَانَ مِن قَوْمٍ بَيْنَكُمْ وَبَيْنَهُمْ مِّيثَاقٌ فَدِيَةٌ مُّسَلَّمَةٌ إِلَى أَهْلِهِ وَتَحْرِيرُ رَقَبَةٍ مُّؤْمِنَةً فَمَن لَّمْ يَجِدْ فَصِيَامُ شَهْرَيْنِ مُتَتَابِعَيْنِ تَوْبَةً مِّنَ اللّهِ وَكَانَ اللّهُ عَلِيماً حَكِيماً ﴿٩٢﴾
092. Dan tidak layak bagi seorang mu'min membunuh seorang mu'min (yang lain), kecuali karena tersalah (tidak sengaja), dan barangsiapa membunuh seorang mu'min karena tersalah (hendaklah) ia memerdekakan seorang hamba sahaya yang beriman serta membayar diat yang diserahkan kepada keluarganya (si terbunuh itu), kecuali jika mereka (keluarga terbunuh) bersedekah. Jika ia (si terbunuh) dari kaum yang memusuhimu, padahal ia mu'min, maka (hendaklah si pembunuh) memerdekakan hamba-sahaya yang mukmin. Dan jika ia (si terbunuh) dari kaum (kafir) yang ada perjanjian (damai) antara mereka dengan kamu, maka (hendaklah si pembunuh) membayar diat yang diserahkan kepada keluarganya (si terbunuh) serta memerdekakan hamba sahaya yang mukmin. Barangsiapa yang tidak memperolehnya, maka hendaklah ia (si pembunuh) berpuasa dua bulan berturut-turut sebagai cara taubat kepada Allah. Dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.
وَمَن يَقْتُلْ مُؤْمِناً مُّتَعَمِّداً فَجَزَآؤُهُ جَهَنَّمُ خَالِداً فِيهَا وَغَضِبَ اللّهُ عَلَيْهِ وَلَعَنَهُ وَأَعَدَّ لَهُ عَذَاباً عَظِيماً ﴿٩٣﴾
093. Dan barangsiapa yang membunuh seorang mu'min dengan sengaja, maka balasannya ialah Jahannam, kekal ia di dalamnya dan Allah murka kepadanya, dan mengutukinya serta menyediakan azab yang besar baginya.

c)    Para istri Rasul terla’nat?
Orang-orang Syi’ah mendoakan agar Aisyah / Khafsoh (istri Nabi) dila’nat, dan masuk Neraka? Alasannya bukan termasuk Ahlul Bait

Kembalilah kepada ayat 32-33 Q.S. Al-Ahzab : ……….
يَا نِسَاء النَّبِيِّ لَسْتُنَّ كَأَحَدٍ مِّنَ النِّسَاء إِنِ اتَّقَيْتُنَّ فَلَا تَخْضَعْنَ بِالْقَوْلِ فَيَطْمَعَ الَّذِي فِي قَلْبِهِ مَرَضٌ وَقُلْنَ قَوْلاً مَّعْرُوفاً ﴿٣٢﴾
032. Hai isteri-isteri Nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita yang lain, jika kamu bertakwa. Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya, dan ucapkanlah perkataan yang baik,
وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلَا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الْأُولَى وَأَقِمْنَ الصَّلَاةَ وَآتِينَ الزَّكَاةَ وَأَطِعْنَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ إِنَّمَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيُذْهِبَ عَنكُمُ الرِّجْسَ أَهْلَ الْبَيْتِ وَيُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيراً ﴿٣٣﴾
033. dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ta`atilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya.

Ayat tersebut menyatakan para istri Nabi itu sebagai ahlul Bait juga, tapi orang Syiah menolak kebenaran Al-Qur'an dan mengambil hadits yang belum jelas, padahal hadits itu ada yang bersumber dari musuh Islam (hadits palsu), dan ada juga yang lemah, selama hadits itu tidak bertentangan dengan Al-Qur'an, berarti masih bisa dibuat pendukung. Tapi kalau bertentangan dengan ayat, dahulukan Qur'annya, biar tidak memecah persatuan umat Islam.
Ingatlah bahwa orang mu’min yang satu dengan yang lain, ibarat satu bangunan, hendaknya saling menguatkan, biar musuh Islam takut untuk menyerang umat Islam, jangan sebaliknya.

d)    Mengkafirkan Abu Bakar ra?  Mereka ber alasan dengan  alasan ayat 41 Q.S. Al-Anfal : …………
وَاعْلَمُواْ أَنَّمَا غَنِمْتُم مِّن شَيْءٍ فَأَنَّ لِلّهِ خُمُسَهُ وَلِلرَّسُولِ وَلِذِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينِ وَابْنِ السَّبِيلِ إِن كُنتُمْ آمَنتُمْ بِاللّهِ وَمَا أَنزَلْنَا عَلَى عَبْدِنَا يَوْمَ الْفُرْقَانِ يَوْمَ الْتَقَى الْجَمْعَانِ وَاللّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ ﴿٤١﴾
041. Ketahuilah, sesungguhnya apa saja yang dapat kamu peroleh sebagai rampasan perang, maka sesungguhnya seperlima untuk Allah, Rasul, kerabat Rasul, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan ibnussabil, jika kamu beriman kepada Allah dan kepada apa yang Kami turunkan kepada hamba Kami (Muhammad) di hari Furqaan, yaitu di hari bertemunya dua pasukan. Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.

Bukannya Abu Bakar tidak melaksanakan ayat ini, tapi secara praktek, selama hidupnya Rasul SAW tidak pernah memanjakan istri-istri dan putrinya. Semua hartanya untuk kaum Muslimin yang membutuhkannya. Ayat tersebut kita banding dengan  hadits Muttafaq alaih (boleh dilihat di blog saya yang berjudul “Persiapkan diri Kita untuk Masa Depan”.
Ketika Rasulullah mendapatkan budak (pelayan) banyak, langsung dibagikan kepada para sahabatnya, padahal saat itu Fatimah meminta / butuh pembantu, karena payah dalam membuat roti, namun Rasul memberi pesan kepada Fatimah dan Ali berdua ketika berangkat tidur bacalah Takbir (Allahu Akbar 34) Alhamdulillah 33 kali, Subhanallah 33 kali. Kemudian  Rasul SAW bersabda “Sesungguhnya hal itu lebih baik daripada permintaan kalian (perbuatan Rasul inilah yang dibuat pedoman oleh Abu Bakar) keluarganya dipenuhi menurut kebutuhannya (nafaqah), diambilkan dari peninggalan Rasul SAW.
Oleh  karenanya Rasulullah termasuk utusan Allah yang zuhud, ketika mendapatkan harta rampasan / permata tidak mau masuk ke kamar-nya sebelum harta itu habis di infakkan
 Masing-masing utusan punya kelebihan yang berbeda. Contoh kamar Rasul SAW tidak ada pintunya, dari tanah lagi. Padahal Nabi Sulaiman AS, istananya  dari kaca, namun jarang tidur, hingga wafatnya tidak ada yang tahu, kalau bukan karena tongkat nya yang dimakan serangga. Lihat Q.S. Saba’ 14 : …………..
فَلَمَّا قَضَيْنَا عَلَيْهِ الْمَوْتَ مَا دَلَّهُمْ عَلَى مَوْتِهِ إِلَّا دَابَّةُ الْأَرْضِ تَأْكُلُ مِنسَأَتَهُ فَلَمَّا خَرَّ تَبَيَّنَتِ الْجِنُّ أَن لَّوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ الْغَيْبَ مَا لَبِثُوا فِي الْعَذَابِ الْمُهِينِ ﴿١٤﴾
014. Maka tatkala Kami telah menetapkan kematian Sulaiman, tidak ada yang menunjukkan kepada mereka kematiannya itu kecuali rayap yang memakan tongkatnya. Maka tatkala ia telah tersungkur, tahulah jin itu bahwa kalau sekiranya mereka mengetahui yang ghaib tentulah mereka tidak tetap dalam siksa yang menghinakan.

Sesuatu yang tidak dilarang oleh Allah, tidak usah kita besar-besarkan, biar mendapatkan rahmat, buktinya Ali  berbaiat kepada Abu Bakar, begitu juga sahabat  lainnya.
Aku hanya bisa menyampaikan pesan Allah kepada orang yang beriman sebagaimana dijelaskan dalam Q.S. At-Tahrim 6-9.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَاراً وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ ﴿٦﴾
006. Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ كَفَرُوا لَا تَعْتَذِرُوا الْيَوْمَ إِنَّمَا تُجْزَوْنَ مَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ ﴿٧﴾
007. Hai orang-orang kafir, janganlah kamu mengemukakan uzur pada hari ini. Sesungguhnya kamu hanya diberi balasan menurut apa yang kamu kerjakan.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا تُوبُوا إِلَى اللَّهِ تَوْبَةً نَّصُوحاً عَسَى رَبُّكُمْ أَن يُكَفِّرَ عَنكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَيُدْخِلَكُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِن تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ يَوْمَ لَا يُخْزِي اللَّهُ النَّبِيَّ وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ نُورُهُمْ يَسْعَى بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَبِأَيْمَانِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَا أَتْمِمْ لَنَا نُورَنَا وَاغْفِرْ لَنَا إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ ﴿٨﴾
008. Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang semurni-murninya, mudah-mudahan Tuhan kamu akan menghapus kesalahan-kesalahanmu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang yang beriman bersama dengan dia; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan: "Ya Tuhan kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami; sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu".
يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ جَاهِدِ الْكُفَّارَ وَالْمُنَافِقِينَ وَاغْلُظْ عَلَيْهِمْ وَمَأْوَاهُمْ جَهَنَّمُ وَبِئْسَ الْمَصِيرُ ﴿٩﴾
009. Hai Nabi, perangilah orang-orang kafir dan orang-orang munafik dan bersikap keraslah terhadap mereka. Tempat mereka adalah neraka Jahannam dan itu adalah seburuk-buruk tempat kembali.

Semoga bermanfaat. Amin.
Bila terdapat khilaf, supaya diberitahu.

Wassalam.




[1] Al Hujurat 10

Jumlah Pengunjung

Blog Archive

About Me

Faizahmahrus
Lihat profil lengkapku
Diberdayakan oleh Blogger.

Pengunjung